Wednesday, July 30, 2008

UI or Universitas Indonesia ...

Rektorat UI


Setiap Sabtu pagi, biasanya saya paksakan untuk berolahraga - bersepeda. Selain supaya si sepeda kebagian jatah silaturahmi sama sang empunya, biasanya kalau saya memulai weekend dengan malas-malasan, sepanjang weekend itu akan saya habiskan dengan tidur. Efeknya? Minggu malam badan tidak segar, malah makin letih ... Sementara kalau dipaksakan, biasanya Minggu malam itu badan letih (fisik) tapi puas dan bugar ... siap untuk menyongsong hari kerja ... :)

Salah satu tujuan bersepeda biasanya UI, Depok. Udaranya segar, jalan luas dan sepi, suasana tenang, dan banyak obyek foto di sana-sini. Danau di depan Rektorat biasanya tempat favorit saya yang lalu diteruskan dengan keramaian orang berolahraga di depan Rektorat dan Balairung. BTW, heran tuh Balairung selalu ada keramaian di hari Sabtu ... :)

Nah ... kemarin tuh saya ga ke Rektorat. Alih-alih saya malah tertarik dengan kumpulan bunga di fakultas FKM. Saya sempet nongkrong agak lama di situ, mencoba menangkap suasana pagi itu bersama bunga-bunga dan serangga yang hidup bersamanya. Sempat juga berinteraksi ama ibu-ibu yang pulang olahraga dan tertarik dengan bunga yang saya intip ..."Mas ... foto bunga ya? Boleh minta ya? Eh ga harum ya, tapi cantik ya? Ini melati Bangkok ya ..." Walah, banyak bener pertanyaannya, padahal saya cuma numpang jepret di sini ... :-P

Dasar fotografer amatir, menurut saya para bunga ini perlu dikasih titik-titik air, biar segar dan lebih menarik :) Jadinya saya pergi meninggalkan fakultas ini, dengan tujuan beli Aqua. Keluar di belakang kampus, di Beiji. Beli Aqua. Meski setelah beli baru sadar kalau ada air di termos sepeda saya ... :-P

Balik ke kampus, saya meluncur ke fakultas yang lain. Masuk ke fakultas Sastra, saya mulai heran. Alih-alih bunga, mata saya menangkap yang lain, kumpulan bangku-bangku di taman yang kesepian bersama dedaunan kering. Di fakultas Seni Budaya, yang menonjol malah tempat duduknya yang disusun seperti sebuah kafe ...

Ini yang membuat saya jadi berfikir .. dan baru sadar. Selama ini UI buat saya hanyalah rektorat dan danau. Padahal setiap kampus ada kekhasan yang belum saya cermati. Alangkah indahnya kalau saya bisa menangkap nuansa setiap kampus dan menceritakannya lewat deretan foto ...

Ingat juga foto saya terakhir di rektorat cukup banyak yang ngomentarinnya di flickr. Bikin makin semangat untuk ngerjain proyek ini hehehehe ....

Alhamdulillah ... :)

Sunday, July 27, 2008

Sedikit lagi soal Bali ...

the family ...


Karena ga pake supir, sepanjang perjalanan di Bali, kami kerap berhenti untuk bertanya. Orang Bali ramah-ramah dan sangat senang. Belum pernah rasanya kami bertanya, dan mendapat jawaban setengah hati ataupun wajah yang enggan.

Mungkin yang membedakan dengan di Jawa, adalah rasa kepercayaan diri yang terpancar. Kalau orang Jawa biasanya sopan, ramah, dan merendah. Sementara orang Bali, sopan, ramah, dan penuh percaya diri! :)

Di Jawa biasanya tutur singkat kami - mau ke xxxx ini jalannya pak? masih berapa jauh lagi? jalannya bagus pak? - berakhir dengan acungan tangan menunjukkan arah beserta kepala yang dianggukkan, penuh kesopanan. Di Bali? Kami dido'akan - semoga perjalanannya lancar - dan diberi lambaian selamat tinggal ... :D

Satu lagi yang anak-anak baru belajar, mereka baru ketemu anjing yang ramah di sini .. :-P Pas di Desa Panglipuran Bali, kami sempat masuk-masuk ke rumah penduduk. Di satu rumah, ada anjing yang menunggu di depan rumah. Ketika kami mau masuk, dia pun masuk, mendahului. Setelah masuk terus dia minggir, memberikan jalan buat kita ...

Selama kami ngobrol dengan empunya rumah, dia duduk di pojok, seperti menemani. Lantas pas kami selesai dan mau keluar, dia jalan lagi di depan. Dan sesaat sebelum keluar, dia lalu lari minggir ke bagian samping rumah ....

Anjing itu ... menjadi salah satu bahan obrolan dalam perjalanan pulang ... :)

Tuesday, July 22, 2008

Nasi Campur Bali ...

you


Salah satu target perjalanan ke Bali adalah nyicip makanan setempat. Ga terlalu berhasil, soalnya banyak urusan, target - red. ga jauh dari urusan foto :-P - dan kami belum tahu betul situasinya.

Yang pasti ... setiap ada kesempatan, saya selalu nyobain nasi campur Bali. Dalam perjalanan ke Batur, di Bedugul, sarapan pagi di Sanur, dan seterusnya. Pssst ... dalam beberapa kasus kami malah makan di McD :-P Ga bisa disalahin sih, soalnya petunjuk waktu baru nyampe di airport untuk arah ke hotel adalah "Terus aja pak, sampe ketemu McD yang besar, 24 jam di kanan jalan. Nah, bapak belok kanan dah, udah deket tuh hotelnya ... " :D

Kembali ke nasi campur, buat saya yang paling berkesan ialah ketika kami pagi-pagi berangkat dari Sanur ke Batur. Kami berhenti di Jalan Sakah, Br Blahtanah (saya catat nih biar ga salah :) ). Setelah mengecek kehalalan makanannya, kami pun berhenti di sebuah kios di pinggir jalan.

Kiosnya sangat sederhana, namun sangat ramai akan pengunjung. Kami pun duduk, sambil agak bingung bagaimana dan apa yang bisa dipesan. Rupanya menunya cuma satu, nasi campur. Ada seorang nenek duduk di tengah kios itu dan menjadi pusat gerak, irama, dan kekuasaan.

Tak banyak berkata-kata, beliau sibuk menyiapkan nasi campur. Dengan tangan telanjang ia sigap mengambil nasi putih hangat, sebutir telur gule, sayur (kacang?), sepotong tahu gule, sekeping ikan pedes, dan sambel. Lantas disorongkannya piring yang sudah siap itu ke kita, sekilas mencuci tangannya, dan kemudian meracik piring berikutnya.

Anak dan cucu sang nenek sibuk menyiapkan logistik bagi sang nenek. Menambah lauk ketika mulai berkurang, memeriksa nasi, menyiap piring kosong, mengambil piring bekas.

Bagaimana rasanya? Dengan segelas teh manis hangat ... subhanalloh enak banget!! Kalau ga mikir itu makan pagi mungkin saya minta nambah kali ya .... :D

Setelah itu ... semua nasi campur yang kami makan terasa kalah enak. Jadi kangen lagi balik ke kios itu. Oh ya ... sebenarnya waktu makan saya udah mikir .. harus difoto nih. Cuma ga berani minta izin ... :-P

Saturday, July 19, 2008

Kehidupan beragama di Bali

praying


Sebelum ke Bali kemarin, yang terbayang ialah sesaji dimana-mana, berbagai upacara yang tidak bisa kami elakkan, sampai urusan makanan yang susah ...

Hari pertama, itu yang terasa. Makan pagi, kami lihat seorang wanita berjins ria, sibuk menaruh sesaji di pojok-pojok cafenya. Di pantai, sesaji terhampar di pasar. Anjing berlarian di pantai, mengendus, bahkan menyalak saya ...

Hari kedua, kami membelah daratan Bali. Dari Sanur ke Utara, lewat Ubud, terus ke Tampak Siring, Batur, Bedugul, terus turun lagi Selatan, menyusuri Ubud kembali tuk mengakhiri hari di Sanur. Sepanjang perjalanan banyak pura. Di kiri kanan jalan. Banyak. Sepanjang perjalanan.

Namun dengan semakin jauhnya dari Sanur, kami perlahan menemukan suasana Bali yang tenang, damai. Jalan-jalan yang tidak besar, suasana teduh, tiada ketergesaan, terasa sangat intim. Kami pun menemui para wanita yang sibuk dengan sesajinya. Namun berbeda dengan di Sanur, mereka berpakaian kebaya lengkap. Ada seorang, ada beberapa orang. Ada yang membawa sesaji ringkas, ada pula yang membawa kotak (bakul?) bertingkat-tingkat di kepalanya.

Setiap kami bisa melihat wajah mereka, rata-rata yang tergambar adalah suasana ketenangan dan kegembiraan. Dan ... rasa takzim penuh hormat, rasa yang muncul ketika kita akan beribadat ...

Dalam perjalanan pulang di sore hari, kami masuk suatu daerah sebelum mencapai Ubud. Banyak wanita, berbondong-bondong ke satu pura. Berkebaya, membawa kotak di kepalanya, suasana ceria di antara mereka. Sungguh menakjubkan ...

Kami sempatkan berhenti di depan pura itu. Minta izin kepada seorang bapak yang kelihatannya tetua di situ. "Boleh ke dalam pak? Boleh foto?"

"Oh boleh-boleh ...", jawabnya penuh ramah.

Rupanya mereka sedang sembahyang bersama-sama. Suasana di dalam sangat rame, sangat sibuk. Yang baru datang membereskan bawaannya terlebih dahulu, baru dibawa ke depan. Banyak yang sedang jongkok, dengan tangan di atas, berdoa. Di depan, ada yang sibuk mengatur barang-barang yang dibawa orang. Senyum terhampar di udara, di antara mereka, dan untuk mereka. Dan lagi-lagi, saya menemukan suasana penuh hormat, takzim, dan keseriusan ... keseriusan beragama.

Kami pulang dengan rasa bahagia. Lucu juga ya ... :) Mungkin karena kami senang, bahwa Bali bukan seperti kami yang bayangkan. Bahwa orang Bali, seperti kita semua, adalah orang-orang yang tekun, serius, dan yakin akan keberagamaannya. Bahwa kita semua bisa belajar mengenai nilai-nilai hidup yang luhur dari mereka ...

Subhanalloh ... Maha Besar Engkau ya Tuhan, Engkau senantiasa bukakan pintu hikmah, dimana saja kami berada, jika kami mau membuka mata kami ...

Thursday, July 17, 2008

Menikmati Kehidupan

peace on earth ...


Menikmati Kehidupan
Andrew Ho - Pembelajar.com

"Health, happiness and success depend upon the fighting spirit of each person. The big thing is not what happens to us in life – but what we do about what happens to us." – Kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan terletak pada semangat juang masing-masing individu. Hal yang besar bukanlah apa yang terjadi di dalam hidup kita, melainkan apa yang sudah kita lakukan terhadap setiap kejadian di dalam hidup kita.
~ George Allen

Pesan yang disampaikan oleh George Allen mengajak kita agar memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Memang kehidupan ini penuh dengan masalah, dari yang ringan sampai yang paling berat. Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak dapat menikmati kehidupan ini, karena ada banyak cara untuk menikmati kehidupan ini sekaligus mengatasi beban yang sedang kita hadapi.

Salah satu langkah menikmati kehidupan ini adalah selalu mensyukuri karunia kehidupan dari Tuhan YME, apakah Anda sedang bahagia atau mengalami kepedihan. Berusahalah untuk selalu berpikir positif, bahwa Tuhan YME selalu memberikan yang terbaik. Karena tanpa kita sadari sebenarnya selalu ada solusi di balik semua kesulitan dan manfaat yang ditujukan untuk kebaikan kita.

Salah satu contoh adalah waktu demi waktu berlalu hingga kita sampai pada saat sekarang ini. Cobalah menelisik betapa uniknya kesempatan yang sudah banyak Anda lewati. Begitu banyak keajaiban dan kenikmatan di sepanjang jalan yang Anda lalui. Bila Anda mencoba mengingat semua itu dalam keheningan doa dan memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan YME, di sanalah Anda akan merasakan kedamaian hati dan kenikmatan hidup yang luar biasa.

"Believe it is possible to solve your problem. Tremendous things happen to the believer. So believe the answer will come." – Percayalah sangat mungkin masalah Anda terselesaikan dengan baik. Kejadian yang luar biasa selalu terjadi pada mereka yang percaya. Jadi percayalah, jawaban itu pasti ada, kata Norman Vincent Peale.

Anda juga dapat menikmati kehidupan ini dengan mengingat kembali keberhasilan yang sudah Anda ciptakan. Cara ini juga dapat membantu Anda memfokuskan diri pada hal-hal positif di dalam diri Anda sendiri. Sehingga timbul semangat yang lebih besar untuk melaksanakan tanggung jawab sebaik mungkin dengan mengerahkan potensi diri yang ada.

Sebuah pepatah bijak mengatakan, "When we do the best we can, we never know what miracle is wrought in our life, or in the life of another." – Ketika kita sudah mampu melakukan yang terbaik, maka kita tak akan pernah menyadari keajaiban yang akan terjadi dalam kehidupan kita atau dalam kehidupan orang lain.”

Sementara itu hilangkanlah keserakahan dan pamrih. Kedua sifat tersebut menambah beban kehidupan, diduga kuat menghalangi keinginan Anda untuk menikmati kehidupan ini. Saya pernah membaca kisah tentang sekelompok orang yang berjalan dengan napas terengah-engah, letih, dan keadaan mereka begitu menderita. Tetapi satu di antara mereka justru terlihat riang. "Karena barang bawaan saya sedikit," jawabnya ketika ditanya. Ternyata sesederhana itu cara menikmati kehidupan, yaitu melepaskan keserakahan dan pamrih.

Cara lain yang masuk kategori paling indah untuk menikmati kehidupan ini adalah berbagi untuk orang-orang yang kurang beruntung. "The only worthwhile achievements of man are those which are socially useful." – Prestasi manusia yang paling berharga adalah prestasi-prestasi yang bermanfaat bagi kehidupan sosial, kata Alfred Adler. Kalaupun kemampuan Anda terbatas, berikan saja rasa persaudaraan yang tulus atau kegembiraan untuk orang lain.

Dikisahkan tentang anak kucing yang tubuhnya mungil. Sekilas dari bentuk tubuhnya sama sekali tak nampak potensi yang dapat ia andalkan. Tetapi kucing kecil itu setiap hari selalu menyambut majikannya dengan riang. Ia lalu bermain dan berguling-guling di atas rumput bersama sang majikan.

Setiap hari sang majikan merasa sangat terhibur, bahkan sering tertawa sampai terbahak-bahak. "Meskipun kamu binatang yang paling kecil disini, tetapi kamu adalah binatang yang paling berharga," kata sang majikan sambil memberikan kecupan mesra. Setelah menyimak kisah tersebut, saya berpikir kucing kecil saja bisa menghadirkan kegembiraan kepada orang lain apalagi kita manusia yang pandai dan berakal.

Sementara bersabar dan lapang dada mungkin sikap yang paling sulit dilakukan. Padahal bersabar dan lapang dada adalah cara paling efektif untuk menikmati kehidupan. Sampai-sampai Jean De La Fontaine mengibaratkan kesabaran dan waktu itu mampu berbuat lebih dibandingkan kekuatan atau semangat. "Patience & time do more than strength or passion," katanya.

Ibarat Anda sudah puas berusaha, tetapi tidak juga mendapatkan hasil atau solusi yang diharapkan. Bukankah jauh lebih baik bila Anda menerima saja kenyataan dengan lapang dada? Hanya dengan bersabar memungkinkan Anda dapat kembali mengerahkan energi yang masih tersisa untuk menjadikan situasi lebih baik.

Jika ada waktu senggang cobalah untuk menuliskan beberapa hal untuk menyenangkan hati, misalnya jalan-jalan pagi hari, rekreasi, ke salon, olahraga, spa, dan lain sebagainya. Tak ada salahnya manfaatkan waktu luang untuk menyegarkan pikiran dan menikmati aktivitas selingan yang tertera daftar tersebut. Dengan catatan aktivitas tersebut tidak sampai disalahgunakan atau melanggar aturan, dan sesuai dengan kemampuan atau tidak memaksakan diri. Pepatah mengatakan jalani hidup sesuai dengan apa yang seharusnya bukan yang Anda sukai. "If you would live your life with ease; do what you ought, not what you please," anonim.

Tuhan YME sengaja merancang kehidupan ini untuk kebaikan manusia. Kunci untuk menikmati kehidupan ini sesungguhnya terletak pada kemampuan kita menciptakan keseimbangan terhadap elemen-elemen kehidupan, yaitu; material, sosial, spiritual, emosional, intelektual, dan lain sebagainya. Jadi di samping beberapa hal yang saya ungkapkan di atas, tentu saja masih banyak lagi cara untuk menikmati kehidupan ini. Selamat menikmati kehidupan, karena siapa pun Anda berhak mendapatkannya!

Monday, July 14, 2008

Kenapa Bali?

And ... he kicked it!


Iya, kenapa? :-P. Kenapa? Nanya apaan sih ini ... hehehe ...

Sudah agak lama pembicaraan jalan-jalan ke Bali berputar-putar di rumah. Saya, terpesona oleh cerita dan foto-foto teman-teman. Sementara istri dan anak-anak dengernya soal susahnya cari makanan halal, turis yang berkeliaran dimana-mana, sampai soal sesajen dimana-mana. Belum lagi pengalaman saya - kurang lebih 10 tahun yang lalu - sempat 2 kali ke Bali, tapi cuma seputar hotel karena tidak adanya kendaraan yang bisa dipakai, ataunya nginapnya di resort yang jauh kemana-mana ... :(

Pas liburan kemarin, kami sempat berputar-putar ga jelas ... :-P Umroh lagi? Ga cukup waktunya karena yang gede masuk SMP, dan setelah dipotong urusan sana-sini cuma punya waktu 1 minggu. Luar negeri? Emang ada uangnya? :-P Pilihan akhir tentunya dalam negeri, tapi kemana? Di Jakarta aja, Bandung, Pangalengan, Dieng, Bromo, Malang, Menado, Lombok, atau Bali? Gaya banget ya daftarnya ... :D

Setelah mutar berbagai daftar rekomendasi, melototi Lonely Planet, majalah Tamasya, milis-milis, akhirnya kami terbentur soal pesawat dan hotel. Harus cari tiket pesawat yang semurah mungkin, dan tujuan wisata kami berdasarkan kriteria tiket pesawat yang termurah hehehe ... Sempet susah nyarinya, sampe udah hampir mutusin ke Dieng aja pake mobil.

Eh pas lagi iseng-iseng ngecek AirAsia, ada harga yang lumayan untuk ke Bali. Akhirnya berunding sebentar - cuma 5-10 menit - dengan istri, kami putuskan untuk ambil ini. Hehehe ... gaya banget yak .. :)

Jadi bagaimana Bali? Menurut saya memang salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia. Banyak yang bisa dilihat, rata-rata terawat dengan baik, lokasinya berdekatan, orangnya ramah-ramah, alamnya yang indah. Dari segi kebudayaan dan agama juga banyak yang bisa diambil - red. pelajari. Soal bangunan, soal makanan, sampai soal hewan peliharaan, wah banyak deh yang dilihat, dinikmati, diambil hikmahnya ...

Insya Allah mau cerita lebih detil nih, mohon sabar menunggu ya ... gaya' banget, kaya' ada yang baca aja ... :-P. Yang pasti, mau balik lagi ga?

Mau banget, mau ..., banget-banget mau, mauuuuuu ...... :) :) :)

Sunday, July 13, 2008

Oh Bali ...

a new hope, always ...


Akhir-akhir ini, saya sering berucap pada diri sendiri ... "Rasanya aku harus mencari sesuatu selain memfoto pemandangan. Pemandangan memang bagus, tapi rasanya ada sesuatu yang hilang. Mungkin perlu sosok manusia di situ ... yang membuatnya menjadi hidup ... membuatnya menjadi fotoku .. perlu sesuatu yang memberikan warna, pergulatan ... bagaimana agar foto ini unik ... dan seterusnya ... dan seterusnya ..." Sampai liburan saya kemarin ke Bali ...

Duduk di pantai, sendirian. Ditemani sebuah kapal layar di horison dan desau angin, mendengarkan deburan ombak, membuat saya harus mengakui kalau saya salah.

Apalagi melihat awan berarak di langit yang berangsur kekuningan, menyadarkan saya akan indahnya dan luasnya kekuasaan Allah, Sang Maha Pencipta.

Ombak, horison datar sejauh mata memandang, dan matahari yg perlahan muncul dr batas air dan langit ... Subhanalloh, segala puji hanya bagiNya, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Pada saat seperti ini ... untaian kata dan yang kita bisa tangkap lewat bidikan kamera sungguh menjadi tak berarti. Itu semua menjadi tak ada artinya dibandingkan keajaibanNya yang IA tunjukkan. Dan ini hanya satu sudut di muka bumi ini. Masih banyak sudut-sudut lain ...

Maha Besar Engkau ya Tuhan ... sungguh aku hanyalah seorang hamba yang hina yang senantiasa mengharap ridhoMu ...

Monday, July 07, 2008

Kembali ... tapi langsung tersedot pekerjaan ..

It's a holiday!


Alhamdulillah sudah kembali, sehat wal afiat, dengan semangat baru, insya Allah ... :) Tapiii .... langsung terjerumus pekerjaan, jadi belum sempat bernafas ... mudah-mudahan weekend depan sudah bisa kembali mengisi blog ini dengan rutin.

Do'akan ya ... :)