Menemukan Apa Yang Paling Penting
Arvan Pradiansyah
Setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan mengenai Apa Yang Paling Penting, seorang eksekutif mengirimkan surat ke kantor Franklin Covey di Amerika Serikat. Isinya cukup menggugah, karena itu saya ingin menuliskan kutipannya untuk Anda semua.
"Saya mengikuti pelatihan Anda setahun lalu. Sebelumnya saya tak sadar bahwa apa yang saya lakukan tiap hari haruslah didasarkan pada nilai-nilai saya. Selesai pelatihan saya mulai menyelami nilai-nilai saya dan mencari apa yang terpenting bagi saya. Dalam proses kontemplasi tersebut saya menemukan bahwa yang terpenting adalah anak lelaki saya yang berusia 8 tahun. Saya sadar belum melakukan apa-apa untuknya. Karena itu, sejak tahun lalu saya putuskan untuk mencurahkan perhatian untuknya."
Eksekutif ini kemudian menceritakan beberapa kejadian menyenangkan yang ia alami bersama anaknya. Di halaman ketiga suratnya ia mengatakan, "Minggu lalu, anak saya itu meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas. Saya sangat sedih karena kehilangan anak yang tercinta. Tapi saya sama sekali tak merasa bersalah. Untuk pertama kalinya saya merasakan suatu ketenangan batin yang dalam. Terima kasih. Anda telah merubah hidup saya."
Langkah terpenting dalam hidup adalah menemukan apa yang paling penting. Banyak orang yang terlalu sibuk, sampai lupa merenungkan apa yang sebenarnya mereka cari. Mereka melakukan sesuatu yang tak jelas tujuannya.
Mereka melakukan begitu banyak hal yang tak penting dan mengorbankan hal-hal yang penting. Hidup memang penuh kesenangan yang menipu. Karena itu, sebelum berhasil menemukan yang terpenting, Anda akan menganggap semua hal penting. Akibatnya, tak pernah cukup waktu untuk melakukan semuanya.
Orang yang melakukan hal terpenting dalam hidupnya senantiasa merumuskan tujuan dari apapun yang dilakukannya. Lebih dari itu, Anda perlu menuliskan tujuan tersebut dengan jelas. Ini penting, karena banyak hal dapat mengganggu dan membelokkan Anda dari tujuan semula.
Ini salah satu contohnya. Sebagai orangtua Anda mengatakan bahwa semua tindakan Anda adalah demi kebahagiaan sang anak. Karena, tujuan tersebut tak pernah dituliskan secara jelas, akhirnya yang Anda lakukan bukan untuk kebahagiaan mereka, tapi untuk kebahagiaan Anda sendiri.
Ada anak yang berbakat melukis dan ingin menjadi pelukis kenamaan, tapi ayahnya menginginkannya jadi insinyur. "Menjadi pelukis tak bergengsi dan tak menjamin hidupmu kelak," kata ayahnya. Anak ini berhasil lulus, tapi tak berminat belajar dan bekerja di bidang itu. Tanpa disadari sang ayah sudah bergeser dari tujuan semula.
Bahkan untuk berlibur pun kita perlu menuliskan tujuan kita. Mungkin Anda berkomentar, "Kok repot-repot amat sih, bukankah kita ingin santai." Anda salah! Merumuskan tujuan yang jelas justru akan memudahkan Anda menciptakan liburan yang menyenangkan.
Seorang kawan suatu ketika berlibur ke Yogyakarta. Kebetulan ia pernah kuliah disana. Sampai di Yogya ia kemudian menghubungi teman-teman lamanya sehingga ia disibukkan oleh acara "reunian", sementara istri dan anak-anaknya dibiarkan tinggal di hotel. Akhirnya liburan justru menciptakan kesenjangan komunikasi dalam keluarga.
Seorang kawan lain pernah pula mengalami liburan yang tak menyenangkan, karena tergoda oleh "efisiensi." Dengan alasan penghematan, ia tak tinggal di hotel berbintang, walaupun sebenarnya anggarannya cukup memadai. Kepada keluarganya ia bilang, "Buat apa membayar hotel mahal-mahal, paling-paling hanya buat tidur." Suasana liburan menjadi kurang menyenangkan. Tujuan liburan untuk relaksasi dan menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga semakin jauh dari kenyataan.
Godaan-godaan semacam itu akan senantiasa Anda alami dalam hidup. Karena itu tanpa tujuan yang dirumuskan secara jelas sangat mudah kita berbelok dan malah menjauhi tujuan semula.
Untuk dapat sukses dalam hidup Anda harus menemukan apa yang paling penting. Saya ingin mengajak Anda membayangkan suatu hari yang pasti akan Anda lalui. Di hari itu Anda melihat diri Anda sendiri sedang terbaring di ruangan yang dipenuhi kerabat dan handai tolan. Ini adalah hari pemakaman Anda. Mereka semua memenuhi rumah Anda untuk mengekspresikan penghargaannya kepada Anda.
Masing-masing orang membawa kenangan tersendiri mengenai Anda. Itu tergambar dari wajah mereka masing-masing. Sebelum jenazah Anda dikuburkan beberapa dari mereka diminta menyampaikan ''pidato singkat'' mengenai Anda. Cobalah Anda renungkan dalam-dalam. Apa yang Anda ingin agar masing-masing pembicara itu berbicara mengenai Anda? Orang tua macam apakah Anda? Suami/Istri macam apakah Anda? Anak seperti apa? Saudara macam apa? Rekan kerja seperti apa? Tetangga macam apakah Anda?
Coba renungkan skenario di atas dalam-dalam. Setelah itu rumuskan dan tuliskan apa yang dapat Anda lakukan agar mereka semua memiliki kesan yang mendalam terhadap hidup Anda. Itulah tujuan Anda. Dengan demikian Anda akan paham apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup ini.
5 comments:
inspiring. thanks for sharing pak :)
Wah... betul juga ya. Selama ini saya menganggap banyak hal sebagai hal-hal yang penting, atau malah sebaliknya, menganggap kurang penting. Harus lebih fokus nih. Trims untuk bahan pemikirannya, bang.
In the extent to this article, what next after we successfully able to find it out? Quite often we don't know what to do with what we know. Jadi teringat one wise-man said: "It's okay if you don't know, now you can quest for it. What does matter is if you don't know what to do with what you know ..." agak melenceng dari topik ya .. komentar yg aneh :-D
waduh..saya justru menganggap hal2 yg saya pikirin itu gak penting semua bang..
hihii
nice artikel..tengkyu ya bang zuki
akan saya renungkan dalam2 pak zuki....
thanks.....selalu recharge energi setelah baca2 dr sini.....
Post a Comment