Tulisan ini berdasarkan buku karangan John C Maxwell, The 21 Indispensable Qualities of a Leader. Tiada maksud untuk menulis ulang buku ini (takut kena urusan copyright hehehe ...), tapi lebih berupa ringkasan berdasarkan pemahaman saya .. :-O
19. Kepelayanan: Agar Maju, Dahulukan Orang Lain
Pemimpin sejati melayani. Melayani orang lain. Melayani kepentingan mereka, dan dalam melakukannya takkan selalu populer, takkan selalu mengesankan. Namun karena pemimpin sejati itu dimotivasi oleh keprihatinan yang penuh kasih ketimbang hasrat mencapai kemuliaaan pribadi, mereka rela membayar harganya - Eugene B Habecker, penulis
Dalam menceritakan kualitas ini, Maxwell mengambil 1 contoh peristiwa yang melibatkan Jenderal Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Norman Schwarzkopf. Kejadian itu terjadi di Vietnam, tepatnya di tempat yang dikenal dengan nama Semenanjung Pinansula. Daerah ini telah menjadi medan pertempuran selama 30 tahun, dan penuh dengan ranjau yang telah memakan banyak korban.
Pada 28 Mei 1979, seorang tentara terluka karena ranjau, dan Schwarzkopf pun terbang ke lokasi. Sementara helikopter sibuk mengevakuasi serdadu yang terluka itu, satu lagi serdadu menginjak ranjau, sehingga kakinya luka parah. Serdadu ini berguling-guling di tanah kesakitan. Saat itulah baru semua orang sadar, bahwa saat itu mereka sedang berada di ladang ranjau.
Schwarzkopf percaya kalau serdadunya itu bisa selamat - namun hanya jika ia tak berguling-guling di atas tanah. Hanya 1 hal yang bisa ia lakukan, mengejarnya dan menghentikannya. Ia menulis:
"Saya berjalan melalui lapangan ranjau itu, selangkah demi selangkah, sambil mengamati tanah, kalau-kalau ada gundukan yang tersembul dari bawah tanah. Lutut saya gemetar keras setiap kali saya melangkah, sehingga saya harus mencengkramnya dengan kedua tangan saya sebelum saya melangkah lagi ... rasanya seperti 1000 tahun sebelum akhirnya saya berhasil menyusul serdadu itu"
Kata Maxwell, kualitas yang diperlihatkannya di sini bisa digambarkan sebagai tindakan kepahlawanan, keberanian, bahkan kenekadan. Namun menurut Maxwell, kata yang paling tepat adalah kepelayanan. Di hari itu, satu-satunya cara agar ia efektif sebagai seorang pemimpin adalah melayani serdadu yang mengalami kesulitan.
Jadi, bagaimana cara agar kita bisa memiliki kualitas ini? Menurut Maxwell:
1. Dahulukan kepentingan orang lain ketimbang agenda diri sendiri
Ini tidak cukup dengan rela menunda kepentingan diri, tapi lebih dari itu, dengan sengaja mencari tahu kebutuhan orang lain, sengaja menawarkan diri untuk membantu, dan dapat menerima bahwa keinginan mereka itu penting.
2. Memiliki keyakinan untuk melayani
3. Menginisiatifkan pelayanan bagi orang lain
Boleh dikata, semua orang akan melayani jika terpaksa atau dalam keadaan krisis. Namun sungguh kita bisa melihat orang yang melakukan ini dengan hati tulus ikhlas, tanpa mengharapkan balasan.
4. Tidak terlalu mementingkan posisi
Ketika Schwarzkopf melangkah ke lapangan ranjau, pangkat tidak dipikirkannya sama sekali. Yang ada hanya seseorang yang berusaha menolong orang lain. Kalaupun ada, posisinya sebagai pemimpin justru memberinya rasa tanggung jawab lebih besar untuk melayani.
5. Melayani atas dasar kasih dan sayang
Jadi, bagaimana kita bisa memulai mengembangkan kualitas ini? Berikut langkah-langkah yang dianjurkan oleh Maxwell:
- Berhentilah memerintah orang, dan mulailah mendengarkan mereka
- Berhentilah bersandiware demi kemajuan karir, dan mulailah mengambil resiko demi kepentingan orang lain
- Berhentilah bersikap suka-suka, dan mulailah melayani orang lain
- Lakukan/mulailah dari yang kecil-kecil
- Bertindak, dari sekarang juga
2 comments:
walaah, udah bagian ke 19 aja. Perasaan Ummi baru baca sedikit di sini... coba se' ta' viewing ah lagi archive-nya pak Zuki.
Hmm... pantaslah kalau orang-orang 'dulu' mematut-matut diri dulu ya sebelum melamar jadi pemimpin... Thanks for sharing nih... mudah-mudahan bisa jadi cermin..buat para calon pemimpin...
Post a Comment