Monday, November 30, 2009

Siapa Kaya, Siapa Miskin?

water, mountain, sky


Siapa Kaya, Siapa Miskin?
Arvan Pradiansyah - Majalah Swa

Seorang bijak memasang sebuah pengumuman di atas tanah kosong dekat rumahnya: “Tanah ini akan diberikan kepada siapa saja yang telah menjadi orang kaya dalam arti yang sesungguhnya.” Suatu hari seorang petani kaya lewat di tempat itu, membaca pengumuman dan berkata pada dirinya sendiri, “Karena kawan saya si orang bijak itu telah siap melepaskan sebidang tanah, mungkin baik kalau saya memintanya sebelum didahului orang lain. Saya orang kaya yang mempunyai segala sesuatu. Jadi saya pasti memenuhi syarat.”

Segera saja petani kaya itu mengetuk pintu dan mengemukakan maksudnya. Orang bijak kemudian bertanya, “Apakah Tuan sungguh-sungguh telah kaya?” “Sungguh, karena saya mempunyai segala sesuatu yang saya butuhkan,” jawab petani.
Kawan, lanjut si orang bijak, “Anda sesungguhnya adalah orang miskin karena senantiasa merasa kekurangan. Coba pikirkan baik-baik. Kalau Anda benar-benar sudah kaya, mengapa Anda masih menginginkan tanah itu?”

Pembaca yang budiman, siapakah sebenarnya orang kaya menurut Anda?
Banyak orang mendefinisikan kaya dan miskin semata-mata dari dimensi fisik. Dari sudut pandang ini maka kekayaan diukur dari banyaknya harta fisik yang dimiliki seseorang. Padahal sesungguhnya harta yang kita miliki itu berada di luar diri kita, dan karena itu suatu ketika mereka pun akan berpisah dari kita. Ketika meninggal dunia kita meninggalkan semua harta kita, bahkan yang belum sempat kita nikmati. Pada saat itu kita akan sampai pada kesadaran bahwa di dunia ini tidak pernah ada yang disebut hak milik, semuanya hanyalah hak pakai.

Ketika meninggal dunia kita hanya membawa selembar kain yang melekat di tubuh kita untuk menuju perjalanan berikutnya. Karena itu dari sudut pandang fisik, ketika meninggal dunia kita telah menjadi orang yang semiskin-miskinnya. Ini akan sungguh-sungguh membuka mata kita bahwa segala upaya yang kita lakukan untuk mengumpulkan harta sesungguhnya pekerjaan yang sia-sia. Inilah keterbatasan dunia fisik. Dan karena manusia sejatinya adalah makhluk spiritual, maka orang kaya dalam arti sebenarnya adalah orang yang kaya secara spiritual. Orang yang seperti ini akan membawa kekayaannya ke mana pun ia pergi dan menuju.

Ada empat ciri orang kaya dalam pengertian ini. Pertama, orang kaya adalah orang yang selalu merasa cukup. Ia tidak memiliki banyak kebutuhan. Berapa pun banyaknya harta yang ia miliki, orang yang tercerahkan ini senantiasa hidup sederhana. Ia menggunakan barang-barang kebutuhannya dengan seperlunya saja. Ia tidak terobsesi untuk memiliki lebih banyak barang lagi. Ia hanya memiliki barang yang benar-benar ia butuhkan.

Orang kaya adalah orang yang sederhana dan tak pernah menumpuk-numpuk barang. Hanya orang miskinlah yang senantiasa menumpuk-numpuk barang dan bangga dengan penumpukan barang itu.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah cerita menarik mengenai Socrates, filsuf Yunani terkemuka. Ia adalah orang yang sangat sederhana bahkan sepatu pun ia tak punya. Namun anehnya, ia sering tertarik oleh keramaian pasar dan sering pergi ke sana buat melihat segala macam barang yang dipertontonkan.

Ketika salah seorang kawannya bertanya mengapa demikian, Socrates berkata, “Saya senang pergi ke sana untuk mengetahui berapa banyak barang yang meskipun tidak memilikinya, saya tetap gembira.”

Ciri kedua orang kaya adalah orang yang memiliki tetapi tidak dimiliki. Ketika kita memiliki sesuatu maka kitalah yang menjadi tuan, sedangkan barang yang kita miliki menjadi budak kita. Dengan demikian, kita dapat menggunakan barang itu sesuai dengan kebutuhan kita. Namun yang berbahaya ketika kita dimiliki oleh sesuatu. Di sini sesuatu itu telah menjadi tuan, sedangkan kita berada di posisi budak. Di sini kita sudah benar-benar terobsesi oleh sesuatu, dan telah tercipta kelekatan antara kita dengan sesuatu itu. Seolah-olah bila tidak mendapatkannya kita tidak akan bahagia. Dengan begitu, sesuatu itu pada hakikatnya telah mengendalikan kita, telah menentukan jalan hidup dan kebahagiaan kita.

Ketika kita dimiliki oleh sesuatu, kita sesungguhnya telah meletakkan harga diri kita pada sesuatu itu. Namun bukankah sesuatu itu suatu ketika pasti akan hilang dari tangan kita karena inilah sesungguhnya hukum alam yang sejati? Lantas kalau hal itu hilang, bagaimana pula dengan harga diri kita?

Ciri ketiga orang kaya adalah selalu memberi. Ini yang membedakannya dari orang miskin yang selalu meminta. Orang kaya sejati adalah mereka yang selalu siap memberikan apa pun yang dimiliki: uang, perhatian, pikiran, tenaga, waktu, dan sebagainya. Mereka mampu memberi karena sumber daya spiritual yang mereka miliki begitu melimpah. Mereka percaya pada filosofi “tangan di atas” terlepas dari kondisi apa pun yang tengah mereka hadapi.

Keempat, orang kaya adalah orang yang memiliki banyak cinta. Mereka memiliki cinta karena senantiasa dekat dengan Sang Maha Pencinta. Para pemilik cinta ini memiliki energi yang begitu besar karena kemampuannya untuk mengakses cinta Ilahi. Karena itu mereka senantiasa berbagi cinta dan energi kepada siapa saja.

Sebaliknya orang miskin adalah orang yang senantiasa ketakutan. Mereka selalu diliputi rasa waswas dan khawatir. Takut miskin, takut lapar, takut diabaikan orang, takut kalah, takut ketahuan, takut tertangkap. Karena itu mereka menghabiskan begitu banyak energi buat melindungi diri sendiri. Kalau begitu, mana ada lagi energi yang tersisa dan bisa dibagikan kepada orang lain?

Sunday, November 29, 2009

Sami Yusuf



Dikutip dari wikipedia:
Sami Yusuf (born July 1980) is a British Muslim singer-songwriter, Yusuf's music comprises mostly of songs to do with Islam and being a Muslim in today's world. He also deals with many social and humanitarian issues in his music. Presently, he is fast becoming a very popular figure in the Islamic world, having made videos for several of his tracks; according to The Guardian, he "has good claim to being the most famous British Muslim in the world". In 2006 Time Magazine called him "Islam's biggest rock star".

Tadi pas ke PI Mall mau mencari sesuatu, kaki iseng masuk ke salah satu toko CD. Mata lantas terbentur pada CD Sami Yusuf, ada 3 buah, masing-masing harganya 30 ribu! Penasaran, minta mbaknya mutar salah satu CDnya, hmmm suaranya bening banget .... bungkus deh, bungkus ... :D

Denger sore ini, subhanalloh. Suaranya lembut sekaligus berat, bersih, menyentuh, kadang seperti merajuk tanpa kesan manja, lengkap dengan nuansa ketegasan. Nada-nada mengalur, mengalun, terasa tulus, sederhana. Musiknya sendiri melodis, menyentuh, cukup sering ada nuansa padang pasir ... bikin serasa sedang di cafe padang pasir kelas atas ... emang ada ya? Hehehe ...

Kalau dibandingkan dengan Yusuf Islam, Sami Yusuf jelas punya kelas tersendiri. Mungkin beliau belum punya kedalaman, variasi, dan semangat musik seperti Yusuf Islam, tapi musiknya sangat menyenangkan untuk di dengar. Apalagi suara beliau ... :)

Jadi ... perlu dibeli ga? Perlu dan baik untuk pancaindera ... :)

My Ummah

My ummah, my ummah
He will say
Rasulullah on that day
Even though we've strayed from him and his way

My brothers, my sisters, in Islam
Let's struggle, work, and pray
If we are to
Bring back the glory of his way

CHORUS:
Ya Allah ya rabbal 'alamin
Ya rahmanu ya rahim
Ya rabbi
O Allah Lord of the Worlds
O Merciful and Beneficent
O my Lord

Let the Ummah rise again
Let us see daylight again
Once again

Let's become whole again
Proud again
Cause I swear with firm belief in our hearts
We can bring back the glory of our past

My ummah, my ummah
He will say
Rasulullah on that day
Even though we strayed from him and his way

Look at where we were
And look at where we are
And tell me
Is this how he'd want it to be?
Oh no! Let us bring back our glory

CHORUS

Tuesday, November 24, 2009

Sunday, November 22, 2009

Sunday, November 15, 2009

Fenomena Hati

bamboo


Menurut suatu dongeng India kuno, ada seekor tikus yang selalu tertekan karena takut kepada seekor kucing. Seorang tukang sihir merasa kasihan kepadanya lalu mengubahnya menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia menjadi takut kepada anjing. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi anjing. Tetapi ia mulai takut kepada harimau. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi harimau, yang merasa takut kepada pemburu. Pada saat itu tukang sihir menyerah, "Apapun yang saya lakukan tidak akan membantumu karena engkau mempunyai hati seekor tikus."

Rasulullah bersabda :
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati. (Hadis Riwayat Al-Bukhari)