Tuesday, February 28, 2006

DPR Lagi ...


Picture from http://pnahay.home.sprynet.com


Baca Kompas hari ini mau nggak mau mengelus dada dan tertawa pahit ... apa sih rasanya ya mengkritisi orang untuk hal-hal yang kita sendiri tidak bisa, tidak mampu, dan tidak niat melakukannya??

KPK Dinilai Mulai Kekurangan "Adrenalin"

Jakarta, Kompas - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK dinilai mulai kekurangan ”adrenalin” atau semangat guna memberantas korupsi.

Hal tersebut terlihat dari kinerja KPK pada awal tahun 2006 yang tidak seramai aksinya pada tahun 2005. Beberapa anggota DPR menilai, dari pemberitaan di media massa, kinerja KPK tahun 2006 pun kalah ramai dibandingkan dengan kinerja Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tim Tastipikor).

Hal ini diungkapkan beberapa anggota Komisi III DPR, di antaranya Yasona H Laoly, dalam rapat dengar pendapat antara pimpinan KPK dan Komisi III DPR, Senin (27/2).

Dalam rapat yang dipimpin oleh Trimedya Pandjaitan itu, Benny K Harman meminta KPK melakukan diagnosa yang tepat soal penyakit korupsi agar bisa melakukan terapi dengan tepat. ”KPK harus mempunyai metode yang jelas untuk mengetahui dan mengukur prestasi atas keluaran (ouput) yang akan dilakukan. Kalau tidak, KPK hanya menjadi lembaga yang sedang mencari identitas diri,” ujar Benny.

Dia melihat KPK tak ada kemajuan dibandingkan dalam rapat dengar pendapat yang digelar 26 September 2005. ”KPK hanya lari di tempat. Saat ini hanya kakinya saja yang kelihatan lebih tinggi, tetapi larinya tetap di tempat,” ujar Benny.

dst ... dst ...

Monday, February 27, 2006

Menempatkan Prioritas


Picture from http://www.snowcrest.net


Andrew Ho - Pembelajar.com

“Many people fail in life, not for lack of ability or brains or even courage but simply because they have never organized their energies around a goal. – Banyak orang mengalami kegagalan, bukan karena tidak mempunyai kemampuan maupun kecerdasan atau bahkan keberanian, tetapi karena mereka tidak dapat mengorganisir energi mereka hanya untuk mewujudkan tujuan yang ingin mereka capai.”
Elbert Hubbard

Seorang profesor memasuki ruang kuliah sambil membawa ember transparan berukuran sedang, batu-batu besar, kerikil, pasir dan air. Kemudian profesor mata kuliah filosofi itu memasukkan batu-batu besar ke dalam ember, satu per satu hingga ember itu penuh oleh batu-batu berukuran besar. Semua mahasiswa heran dan memperhatikan dengan seksama.

Kemudian sang profesor mengajukan satu pertanyaan. “Apakah ember ini sudah tidak dapat diisi lagi?” tanya profesor memecah keheningan. Para mahasiswa serentak menjawab, “Ya. Masih bisa,” meskipun mereka melihat ember itu sudah penuh. Profesor itu tersenyum, lalu menuangkan kerikil ke dalam ember itu hingga tak tersisa satu kerikilpun di luar.

“Apakah kalian kira ember ini sudah tidak dapat diisi lagi?” tanya profesor. Para mahasiswa agak bingung. Mereka ragu-ragu. Suara mereka mulai terpecah. Sebagian mengatakan, “Tidak. Ember sudah penuh!” Sementara yang lain mengatakan, “Masih bisa.”

Jawaban mana yang benar akan terbukti setelah sang profesor menuangkan pasir. Ternyata seluruh pasir dapat masuk ke dalam ember itu, mengisi sela-sela batu besar dan kerikil. Profesor itu terus menuangkan pasir hingga ember itu terlihat penuh sesak oleh batu, kerikil dan pasir.

Para mahasiswa sudah dapat memastikan bahwa ember itu tidak akan dapat diisi lagi. Maka ketika profesor bertanya, “Apakah masih bisa diisi lagi?” Dengan kompak seluruh mahasiswa menjawab, “Tidak bisa.” Setelah mendengar jawaban para mahasiswanya, profesor itu menuangkan air ke dalam ember hingga tak tersisa. Terbukti sudah bahwa jawaban para mahasiswa tidak tepat, karena ternyata ember itu masih bisa diisi dengan air.

Nilai filosofis yang ingin disampaikan oleh profesor itu adalah manusia harus pandai menempatkan prioritas. Tempatkan impian-impian yang besar sebagai prioritas utama (yang diibaratkan sebagai batu-batu besar). Jangan sibuk mencari dan menempatkan hal-hal yang kecil (yang diibaratkan oleh kerikil, pasir dan air) terlebih dahulu, karena menyebabkan kita tidak bisa mendapatkan impian yang besar atau utama.

Kenyataan yang kita hadapi sehari-hari memang semua pekerjaan mengklaim sebagai prioritas penting dan meminta perhatian ekstra. Padahal dalam satu waktu kita dapat mengerjakan satu prioritas saja, tidak bisa semuanya. Menempatkan prioritas dengan tepat memang sangat sulit, meskipun setiap hari kita sudah sangat sibuk bekerja. Sehingga memerlukan kecermatan untuk dapat memanajemen prioritas yang sangat banyak.

Sebagaimana kita merasakan bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan kita adalah faktor kesehatan, keluarga, keuangan, kemampuan, hubungan sosial, pekerjaan dan keimanan. Bila kita bingung untuk memulai mengerjakan prioritas yang mana, maka sebaiknya prioritaskan dulu kepada hal-hal yang berkenaan dengan faktor-faktor tersebut. Prioritaskan masing-masing faktor tersebut dalam kadar yang sama. Sebab bila kita mengabaikan salah satu diantaranya, maka jalan kita menuju kesuksesan mungkin sedikit terhambat.

Misalnya saja Anda memberikan kadar prioritas yang lebih besar terhadap pekerjaan, melebihi kadar prioritas terhadap kesehatan, keimanan, keluarga, hubungan sosial, dan lain sebagainya. Mungkin kehidupan keluarga, hubungan sosial, spiritual, dan kesehatan akan menjadi korbannya. Atau mungkin jika Anda kurang memprioritas diri pada kondisi keuangan, maka kondisi prospek usaha Anda juga akan mengalami degradasi.

Bila memang kita benar-benar harus memilih mana yang harus diprioritaskan, maka sebaiknya prioritaskan pada kondisi spiritual dan kesehatan diri sendiri terlebih dahulu. Bila kondisi kesehatan dan keimanan kita prima, barulah kita dapat mengerjakan prioritas yang lain. Karena dengan kondisi kesehatan dan keimanan yang memadai akan menunjang upaya kita dalam menangani prioritas-prioritas yang lain dengan lebih baik.

Langkah selanjutnya adalah menuliskan prioritas yang akan kita kerjakan setiap hari. Sebagaimana sebuah pepatah bijak menjelaskan, “An unfailing success plan: At each day’s end, write down the six most important things to do tomorrow; number them in order of importance, and then do them. – Perencanaan Pencapaian Kesuksesan: Setiap malam, tuliskan sedikitnya 6 hal penting untuk dikerjakan besok; urutkan berdasarkan seberapa penting mereka, dan laksanakan semua rencana itu.”

Berikutnya bersikaplah konsisten untuk menyelesaikan prioritas yang terpenting dan tetapkan batas waktu, meskipun mungkin akan terasa kurang menyenangkan. Bersikap konsisten dalam mengerjakan prioritas yang terpenting menjadikan kita semakin mengenal dunia dan tempat dimana kita berada dan mendapatkan pengalaman baru yang lebih menyenangkan. “Manusia yang paling pandai adalah yang benar-benar mengerti akan hidup dimana ia ditempatkan,” kata Hellen Keller. Sehingga bersikap konsisten merupakan sinergi yang mempercepat dan menghemat waktu dalam menyelesaikan prioritas-prioritas yang lain.

Langkah-langkah tersebut sebenarnya sangat sederhana, tetapi efektif digunakan untuk menyelesaikan prioritas-prioritas yang sangat banyak. Bila kita benar-benar dapat melaksanakan langkah-langkah tersebut, maka kita akan dapat menyelesaikan lusinan top prioritas tanpa kerja yang terlalu panjang, stres dengan jadwal yang padat, ataupun panik.

Selamat mencoba! :)

Bertahan ...

Apa rasanya jika selama 3 minggu berturut-turut setiap hari harus rapat minimal 2-3 setiap hari? Sebenarnya lumayan kalau rapatnya yang santai, yang bisa ngantuk-ngantuk ... Ini semuanya meeting yang produktif! Jelas sasarannya, diskusinya padat, dan selalu menghasilkan keputusan yang nota bene artinya pekerjaan tambah banyak dan rapat lanjutan untuk me-review perkembangannya ...

Inilah yang saya hadapi 3 minggu terakhir ini. Begitu banyak rapat, begitu banyak notulen rapat, pekerjaan yang harus ditindaklanjuti, menghasilkan sesuatu, dan kemudian dilakukan rapat lagi untuk membahas hasilnya dan meneruskan pekerjaannya. Berputar terus ... setiap hari ... selama 3 minggu ...

Senin ini saya kira temponya sudah mulai menurun. Tapi rupanya tidak ... masih banyak yang menunggu ... menunggu giliran ... satu ... demi satu ... aaaarrrggggh ... hehehe

Bertahan? Tetap semangat? Ya setidaknya mohon maaf kalau blog ini jadi tidak terurus. Rasanya sudah 3 minggu tidak nulis yang agak serius di sini, modalnya cuma ngutip sana-sini ... :-P. Sudahlah, jangan ngoyo ... :)

Apa kabar semuanya? Semoga sehat wal afiat ... :)

Kajian 27 Februari 2006

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak tetap (tegak) sedikitpun. QS Ibrahim 26.

Thursday, February 23, 2006

Kasih Sayang Ilahi

Nadirsyah Hosen

Ibrahim bin Adham , seorang alim yang hidup di abad ke-8, seperti diceritakan dalam salah satu tulisan Goenawan Moehamad, suatu saat bertawaf mengelilingi Ka'bah. Malam gelap, hujan deras, guntur gemuruh. Ketika Ibrahim berada di depan pintu Ka'bah, ia berdo'a, "Ya Tuhanku, lindungilah diriku dari perbuatan dosa terhadap-Mu."

Konon, ada suara yang menjawab, "Ya Ibrahim, kau minta pada-Ku untuk melindungimu dari dosa, dan semua hamba-Ku juga berdo'a serupa itu. Jika Kukabulkan doa kalian, kepada siapa gerangan nanti akan Kutunjukkan rasa belas-Ku dan kepada siapa akan Kuberikan ampunan-Ku?"

Kisah pendek ini entah benar-benar terjadi atau tidak, namun kisah ini memberikan arti panjang bagi kita dalam memandang makna sebuah dosa dan hubungannya dengan kasih sayang Ilahi. Dosa diciptakan oleh Allah sebagaimana Dzat Yang Maha Agung ini menciptakan pahala. Tentu saja sebagaimana ciptaan-Nya yang lain, dosa pun memiliki peran dan hikmah tersendiri.

Dengan adanya dosa, kita jadi tahu ada yang namanya pahala. Dalam lorong yang hitam kita bisa melihat cahaya. Dalam gelap kita jadi tahu apa arti sebuah mentari. Walhasil, dosa memang harus kita jauhi namun juga harus kita pikirkan keberadaannya.

Semoga dengan melihat bahwa dosa pun dapat menjadi alat Allah untuk menunjukkan kasih sayang-Nya, kita mampu lebih memahami hadis Nabi, "Ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik agar perbuatan baik itu menghapusnya."

Kita percaya bahwa ampunan Allah lebih luas dari murka-Nya. Jika Allah yang Gagah Perkasa saja masih bersedia memaafkan hamba-Nya dan menunjukkan kasih sayang-Nya kepada kita semua, mengapa kita tak mau memaafkan kesalahan orang lain kepada kita? Mengapa tak kita serap sifat Rahman dan Rahim-Nya sebagaimana selalu kita baca dalam Bismillah ar-Rahman ar-Rahim?

Ketika saya menghadap Kepala Sekolah sewaktu di Madrasah Aliyah seraya meminta maaf atas perilaku jelek saya. Kepala Sekolah yang sekarang sudah almarhum itu menjawab, "Umar bin Khattab pernah mengubur anaknya hidup-hidup, dia bertobat dan Allah memaafkannya. Apakah kesalahan kamu sudah lebih besar dari perilaku Umar itu sampai saya tak berkenan memaafkan kamu?" Saya merinding mendengar jawaban itu. Saya pun masih merinding saat mengingat betapa pemurahnya guru saya itu. Guru saya tersebut sudah mampu menjadikan kesalahan saya sebagai alat untuk menunjukkan kasih sayangnya.

Tanjakan ...

Alhamdulillah, sejak awal tahun ini sampai sekarang sulit bernafas .... hehehe. Kamis malam ini benar-benar badan sudah capek .... berulang kali bilang pada diri sendiri, satu hari lagi ... satu hari lagi ... hehehe maksudnya besok kan sudah libur.

Ya ... semoga badan tetap sehat dan kuat, tidak terbawa stress, dan tetap semangat. Semoga .... amien!

Wednesday, February 22, 2006

Seni (menikmati hidup)


Picture from National Geographic


Ketika satu tahun yang lalu saya mulai menikmati hobi baru (tapi lama), yakni mendengarkan musik, saya mendapatkan pencerahan baru. Ternyata dengan peralatan yang baik, banyak hal baru yang muncul. Musik itu ternyata bisa dinikmati dan diresapi sampai dalam, dan tidak sekedar suara-suara yang mengiringi kita beraktivitas. Musik pun ternyata bisa 'hadir', kita seakan-akan bisa melihat sang penyanyi, gerakan bibirnya, desah nafasnya. Begitu juga sang gitaris, pemain drum, bass, dan seterusnya. Keindahan dan kenikmatan itu begitu nyata dan detil. Kita pun mau tak mau menghentikan seluruh aktivitas kita, mencurahkan seluruh panca indera, dan menikmati satu-persatu nada yang keluar.

Salah satu pesan Jeffrey J Fox dalam bukunya, How to Become CEO, ialah temukan hobi baru setiap tahun. Kenapa? Dengan begitu wawasan kita semakin luas sehingga kita dapat bergaul dengan berbagai jenis orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Berdasar pesan di atas, saya memutuskan tahun ini untuk memulai hobi baru (yang sebenarnya hobi lama juga hehehe). Apa itu? Fotografi alias foto-memfoto. Selama ini saya memang senang mengambil foto, tapi biasanya cuma modal point and shoot ... :) So, kalau mau serius ya harus belajar macem-macem seperti ISO, depth of field, aperture, weleh macem-macem dah ... hehehe

Sambil belajar saya pun mulai buka-buka majalah Digital Camera versi PDF - dapet dari internet .. :-P - dan saya pun tercengang-cengang melihat foto-foto yang ada di majalah ini. Foto-fotonya begitu indah, detil, hidup, nyata. Seperti mendengarkan musik, saya pun bisa lenyap dalam kenikmatan melihat foto-foto itu. Padahal sebelumnya, foto bagi saya adalah foto. Lihat 1-2 detik, menikmati komposisinya, dan selesai sampai di situ.

Dari 2 pengalaman ini, saya pun teringat pada saran Arvan, nikmati hidup ini! Jangan melakukan beberapa pekerjaan pada saat yang bersamaan, perlambat irama kerja agar prosesnya bisa dinikmati, hidup itu indah - jangan dibiarkan lewat begitu saja. Inilah persis yang saya rasakan ketika mendengarkan musik maupun melihat foto-foto ....

Ternyata banyak sekali keindahan dalam hidup dan kehidupan ini yang selama ini kita sia-siakan. Janganlah kita bicara mengenai interaksi kita dengan orang yang nota bene pasti lebih bervariasi dan 'hidup', benda-benda mati yang ada di sekeliling kita pun bisa memberikan kenikmatan dan keindahan, jika saja kita mau berhenti dan menikmatinya satu-persatu. Ya ... satu persatu ...

Dari musik ke foto, masih banyak lagi hal yang bisa dijelajahi dalam hidup ini. Bertanam, memelihara binatang, mengoleksi barang, dan banyak lagi yang masing-masing jika dilakukan secara 'benar' akan memberikan keindahan dan menyegarkan hidup kita. Sayang kita sebagai manusia suka cenderung untuk terburu-buru dan mengabaikan hal-hal ini.

Satu hal lagi, saya pun teringat pada Sang Pencipta yang menciptakan ini semua. Sungguh Ia Maha Agung, begitu banyak ciptaanNya yang mampu menghiasi hidup kita. Sehebat-hebatnya musik itu, senyata-nyatanya foto itu, takkan sanggup menyamai aslinya. Apalagi Sang Penciptanya ...

Sooo? Ya ... hidup ini indah lho ... coba deh kita sama-sama nikmati dan syukuri ... :)

Kajian 23 Februari 2006

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. QS Ibrahim 25.

Tuesday, February 21, 2006

Alhamdulillah statistik mencapai 5000 ...

Terhitung 20 Februari 2006, alhamdulillah hits si lamunan-sejenak sudah mencapai 5000. Dihitung-hitung 9 bulan, berarti setiap hari rata-rata 18 hits ... alhamdulillah. Mudah-mudahan blog ini ada manfaatnya, setidaknya buat saya sendiri ... :)

Monday, February 20, 2006

Ulang Tahun


Picture from http://www.awesomecreations.net/


Urusan ulang tahun ini menarik. Kenapa menarik? Ya, kenapa orang merayakannya? Sama seperti tahun baru, kenapa kita merayakannya? Mungkin anda tidak sependapat dengan saya ... that's OK, tokh saya cuma mau berpendapat soal ini ... seperti kata Gus Dur, "Gitu aja repot ..." Hehehe ...

Dalam Islam setahu saya tidak ada ajaran untuk merayakan ulang tahun. Saya pun dibesarkan di keluarga yang tidak memiliki tradisi/kebiasaan ini. Biasanya kalau ada yang berulang tahun, pagi harinya nasi putih untuknya untuk sarapan akan berhiaskan 1 buah telur rebus bulat. Berdoa sama-sama plus dinasehati ... and that's it. Tidak ada yang istimewa, hanya berhenti sejenak untuk bersyukur akan yang sudah lewat dan bersiap untuk yang akan datang.

Kalau nggak salah saya pernah membaca puisi (?) yang liriknya mengatakan hidup ini seperti berkelana di padang pasir mengendarai unta. Semakin lama semakin jauh dari kehidupan dan semakin mendekati kematian ....

Mungkin inilah cara pandang saya melihat dunia ini. Ulang tahun adalah pertanda, peringatan, petunjuk bahwa kematian semakin datang. Semakin jauh berjalan, semakin sedikit kesempatan dan usia kita untuk mencapai tujuan hidup kita.

Dalam bekerja, kita sering mengerjakan tugas. Tugas dengan sasaran yang jelas yang harus diselesaikan dengan waktu tertentu. Bagaimana dengan hidup ini, apakah kita punya sasaran yang jelas? Apakah kita sudah menentukan waktu untuk menyelesaikan sasaran itu? Tahukah kita bahwa berbeda dengan tugas di pekerjaan sehari-hari, waktu yang kita tentukan bisa molor 30 tahun, 10 tahun, tapi bisa juga harus tahun ini, atau bahkan besok kita sudah dipanggil olehNya?

Kalau sudah begitu, apakah kita akan bersenang-senang dan merayakan setiap kali kita berulang tahun? Atau sebaliknya, kita semakin tekun 'bekerja dan bekerja' agar kita bisa semakin dekat dengan tujuan hidup kita?

Tentunya, sebagai seorang manusia kita memerlukan istirahat dan waktu bersantai. Kita pun harus bersyukur atas perjalanan yang telah kita lalui. Namun ini berarti langkah selanjutnya adalah kembali menekuni tujuan akhir hidup dan bagaimana usaha-usaha kita mencapainya ...

Tapi sudahlah, setiap orang memiliki pendapat dan alangkah baiknya jika kita bisa saling menghargai pendapat orang lain. Terima kasih banyak kepada teman-teman yang mengucapkan selamat ulang tahun ... saya percaya akan ketulusan niat teman-teman ... doa'kan saya ya agar tetap bisa ikhlas dan sabar dalam hidup ini ... :)

Kajian 20 Februari 2006

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. QS Ibrahim 24.

Fotografi


lassan lemállik rólam minden lehellet
bőröm pőre - pőre bőrrel futkosok
nincsenek már betűk - nincs á
nincs az m
nincs az ó
csak néma
szádat falom
túl a zárt törtfehér falon
mint mikor világra dobtak
szaladok feléd
aztán kaszabollak
késekkel és elnyűtt fogkefékkel
nincsenek csak ősállat jelek
egymásból ki - be táncoló
dühöngő
gyerektengerekAmint mikor világra dobtak
szaladok feléd
aztán kaszabollak
késekkel és elnyűtt fogkefékkel
nincsenek csak ősállat jelek
egymásból ki - be táncoló
dühöngő
gyerektengerek

Sunday, February 19, 2006

Everytime I Look at You

by Il Divo

Salah satu hadiah ulang tahun dari istri tersayang ... uhui ... dilarang ngiri ya! :)

I used to think that i was strong
i realise now i was wrong
cause everytime i see your face
my mind becomes an empty space
and with you lying next to me
feels like i can hardly breathe

i close my eyes
the moment i surrender to you
let love be blind
innocent and tenderly true
so lead me through tonite
but please turn out the light
cause im lost everytime i look at you


and in the morning when you go
wake me gently so ill know
that loving you was not a dream
and whisper softly what it means to be with me
then every moment we're apart
will be a lifetime to my heart

i close my eyes
the moment i surrender to you
let love be blind
innocent and tenderly true
so lead me through tonite
but please turn out the light
cause im lost everytime i look at you
lost everytime i look at ..

Thursday, February 16, 2006

7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif


Picture taken from http://www.ideachampions.com


Roy Sembel - Sinar Harapan

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang kreativitias hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif? Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
“Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?” “Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan.” Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan ‘post-it’ notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
“Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman.” “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?” Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
“Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.” Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
“Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar.” “Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya.” Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Kesalahan 5: Birokrasi
“Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?” Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan.
Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.

Kesalahan 6: Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Kesalahan 7: “Stereotyping”
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.

Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka.
Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?

Selamat mencoba.

Kajian 16 Februari 2006

Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." QS Ibrahim 7.

Wednesday, February 15, 2006

Persahabatan ala Seinfeld


Photo taken from http://www.tvblanket.com/seinfeld_tv_show.html


Buat yang se-umur-an dengan saya harusnya tahu serial film ini di TV tahun 90-an. Kalau membaca ulasan di beberapa media, salah satu alasan serial ini terkenal karena 'show about nothing'. Betul juga, karena yang diceritakan adalah kehidupan sehari-hari yang kalau dipikir-pikir ya ... cuma bercerita tentang hiruk-pikuk kehidupan Jerry, Elaine, George, dan Kramer. Tapi kenapa orang tertarik menontonnya. Menurut saya karena lucu dan kombinasi perilaku keempat orang ini memang sangat menghibur. Memang harus diakui sebagian (besar) leluconnya biasanya tidak jauh dari urusan s*x, ya ... begitulah kehidupan di Amerika.

Tapi kali ini saya tidak mau mengulas serial ini. Saya sebenarnya tertarik dengan kombinasi 4 orang dengan karakter yang berbeda. Kramer yang penuh dengan aksi, emosional tapi hangat, George yang selalu pesimis tapi tidak pernah mau mengalah/merugi/melepaskan kesempatan, Elaine sebagai satu-satunya wanita dan pernah punya hubungan erat dengan Jerry, dan Jerry yang berperan sebagai 'tuan rumah' dalam serial ini. Jerry adalah komedian yang sukses, Elaine punya pekerjaan tetap, George pengangguran(?), sementara Kramer selalu berbisnis ... gelap?

Apa bisa ya dalam kehidupan sehari-hari ada persahabatan yang demikian erat di antara 4 sosok yang saling bertolak belakang ini? Kenapa mereka bisa menjalin persahabatan? Apa yang mengikat mereka? Apakah karena semuanya jomblo? Atau selalu jadi loser dalam hidup ini? Atau karena memang persahabatan sejati bisa menembus segala perbedaan dan kekurangan?

Memang keempat orang ini adalah tokoh khayalan. Tapi siapa tahu dalam kehidupan nyata ada persahabatan seperti ini. Persahabatan yang tulus ikhlas, yang sanggup menjadi pengikat di antara mereka ...

Kalau ada, kita pantas belajar dari mereka. Kita masih sering 'melihat' orang dari berbagai sudut, entah dari pakaian, fisik, latar belakang pendidikan, kehidupan sehari-hari, jabatan, hobi, dan seterusnya dan seterusnya. Kita cenderung sulit untuk melepaskan diri dari berbagai ukuran itu dan terbiasa untuk menjadikan salah satunya (atau bahkan lebih) sebagai kriteria ....

Ada nggak ya persahabatan seperti di Seinfeld di kehidupan sehari-hari?

Kajian 15 Februari 2006

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. QS Ar Ra'ad 29.

Tuesday, February 14, 2006

BLBI!


copyrights http://eluzions.com


Sore ini baca koran Kompas sempat bengong ...

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Boediono yang ditanya pers di tempat yang sama mengakui hingga saat ini pemerintah masih mencari bagaimana mekanisme yang baik dan tidak bertentangan hukum untuk menyelesaikan pengembalian BLBI dari para debitor itu.

Bengong .....

Giliran urusan pornografi, tidak ada yang mau komentar ...

Giliran kartunisasi ... diam-diam saja ...

Giliran kemiskinan, kelaparan ... ah bukan kemiskinan itu ... hanya distribusi yang tidak merata

Giliran impor beras ...

Pokoke semua jadi sederhana dan gampang ...

Eh ... pas ada debitor kelas kakap, sibuk semua ngurusi. Padahal gampang kan? Tangkap, masukkan penjara, sita hartanya, kenakan denda karena sudah menunggak, dan cari semua orang yang bersangkut-paut dengan si debitor ini ... eh, alih-alih malah sibuk mencarikan jalan ... ueeenak bener ya jadi debitor ...

Memang negeri ini sudah terbalik!

Kajian 14 Februari 2006

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. QS Ar Ra'ad 28.

Monday, February 13, 2006

DVD March of The Penguins



DVD ini direkomendasikan oleh teman saya. Saya sebenarnya sudah melihatnya beberapa kali ketika mau beli DVD, cuma tidak terlalu tertarik. "Ah paling juga dokumentasi ala National Geographic" Begitu pikir saya. Tapi karena dapat rekomendasi, "Bagus ... lucu ... narasinya juga ok ..." (en juga dipinjemin DVDnya hehehe), ok saya coba lihat.

Ternyata film dokumentasi ini sangat menarik. Filmnya sendiri dibuat dalam bahasa Perancis, tapi ada subtitle Indonesia dan Cina. Lucu banget melihat puluhan atau bahkan ratusan pinguin membentuk barisan dan berlenggak-lenggok berjalan dalam satu barisan. Dilihat dari jauh, dari dekat. Bagaimana gerak-gerik kaki, irama pinggul, kepala, dan bahu yang seirama .. asyik banget dah. Apalagi shootingnya di belantara es ... indah sekali.

Film ini juga memperlihatkan masa kawin. Bagaimana para pinguin menyuarakan isi hatinya kepada pasangannya. Syahdu banget ... apalagi ditambahin musik yang sendu dan narasi yang lirih .... :)

Ada masa kawin, tentunya lahir anak-anak pinguin. Saya baru tahu kalau sang Bapak bertugas mengerami telur pinguin selama 4 bulan, tidak bergerak, di tengah udara dingin dan beku! Anak-anak pinguinnya sendiri lucu-lucu ... cakep banget ...

Menonton film ini saya baru tahu siklus kehidupan pinguin yang cukup rumit. Salah satu contoh lagi yang diperlihatkan oleh Sang Maha Pencipta kepada kita semua ...

Rekomendasi saya, nonton deh, nggak bakal nyesel ... :)

Kajian 13 Februari 2006

Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). QS Ar Ra'ad 26.

Sunday, February 12, 2006

The Alchemist - Paulo Coelho



Sudah pernah dengar buku ini? Ini buku laris, sejauh ini telah laku 30 juta eksemplar di 61 negara. Tidak itu saja, buku ini juga memenangkan banyak penghargaan, seperti Nielsen Gold Book Award 2004 karena penjualannya di UK, Corine International Award 2002 sebagai buku fiksi terbaik di Jerman, Golden Book Award 1995 dan 1996 di Yugoslavia, Super Grinzane Cavour Book Award dan Flaiano International Award 1996 di Itali, dan Grand Prix Litteraire of Elle 1995 di Perancis. Lebih jauh lagi, Warner Brothers sudah membeli hak pembuatan film berdasarkan buku ini.

Kemarin sewaktu saya sempat 'menikmati' stasiun Pekalongan, saya bisa menamatkan buku ini. Bukunya nggak terlalu besar maupun tebal, sehingga dengan mudah bisa masuk ke tas maupun saku jaket.

Gaya Paulo bercerita memang menarik. Isi ceritanya mengalir dengan ringan, santai namun di sana-sini mengandung arti yang dalam. Ia mampu membawa kita ke dunia mimpi yang membumi. Kalau Harry Potter, Lord of the Ring, Narnia membawa kita ke dunia yang jauh dari kehidupan sehari-hari, cerita Al Chemist seperti cerita teman kita atau tetangga kita mengenai perjalannnya ke suatu tempat. Kalau Da Vinci Code-nya Dan Brown rumit, berliku, melibatkan segala macam lukisan, patung, dan segala macamnya, cerita Al Chemist lebih berfokus pada manusia dan hubungan antar manusia. Sederhana sekaligus menakjubkan.

Ceritanya berkisar pada petualangan seorang anak lelaki, Santiago, yang berkelana mengejar mimpi dan hidupnya. Mulai dari hidupnya sebagai seorang gembala (yang sederhana dan mampu diceritakan dengan sederhana), tertipu, hidup sebagai pelayan toko, mengembara di padang pasir, hingga bertemu dengan cintanya, Fatima, sang gadis gurun.

Buku ini bercerita tentang takdir dan bagaimana perilaku manusia dalam menghadapinya. Buku ini bercerita tentang bagaimana orang hidup dengan mimpinya, menjadikannya sebagai tujuan hidup, namun tak pernah berusaha mencapainya. Buku ini mengurai bagaimana semakin orang mengejar hidup semakin banyak hidup dan kehidupan itu yang harus dikejar.

"Rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal yang menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan sesuatu yang kau pegang ..."

"Janganlah engkau tak sabar," dia berkata pada dirinya sendiri. "Seperti dikatakan pemandu unta itu, 'Makanlah pada saat makan. Dan berjalanlah pada saat harus berjalan.'"

"Ingat, di mana pun hatimu berada, di situlah hartamu berada."

"Karena itulah aku ingin kau meneruskan mencari impianmu. Kalau kau merasa harus menunggu sampai perang berakhir, tunggulah. Tapi kalau kau merasa harus pergi sekarang, pergilah mengejar mimpimu. Bukit-bukit pasir ini senantiasa berubah dihembus angin, akan tetapi padang gurun itu tak pernah berubah. Begitu pula cinta kita.
"Maktub (sudah tertulis)," kata gadis itu. "Kalau aku memang bagian dari mimpimu, suatu hari nanti pasti kau kembali."

===
Pas membuat review ini, saya mengutip beberapa kata-kata di atas. Mau tak mau kenangan nikmatnya membaca buku ini mengalir kembali. Yuk ... cari bukunya Paulo yang lain ... :)

Kajian 12 Februari 2006

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, serta secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). QS Ar Ra'd 22.

Wednesday, February 08, 2006

Dusta Yang Mana Lagi...?

Nadirsyah Hosen

Pernahkah anda membaca surat Ar-Rahman? Surat ar-Rahman adalah surat ke 55 dalam urutan mushaf utsmany dan tergolong dalam surat Madaniyah serta berisikan 78 ayat. Satu hal yang menarik dari kandungan surat ar-Rahman adalah adanya pengulangan satu ayat yang berbunyi "fabiayyi alai rabbikuma tukadziban" (Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat ini diulang berkali-kali dalam surat ini. Apa gerangan makna kalimat tersebut?

Surat ar-Rahman bagi saya adalah surat yang memuat retorika yang amat tinggi dari Allah. Setelah Allah menguraikan beberapa ni'mat yang dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: "Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?". Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata "dusta"; bukan kata "ingkari", "tolak" dan kata sejenisnya. Seakan-akan Allah ingin menunjukkan bahwa ni'mat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingakri keberadaannya oleh manusia. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mendustakannya. Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah diberi ni'mat oleh Allah, tapi mereka menyembunyikan kebenaran itu; mereka mendustakannya!

Bukankah kalau kita mendapat uang yang banyak, kita katakan bahwa itu akibat kerja keras kita, kalau kita berhasil menggondol gelar Ph.D itu dikarenakan kemampuan otak kita yang cerdas, kalau kita mendapat proyek maka kita katakan bahwa itulah akibat kita pandai melakukan lobby. Pendek kata, semua ni'mat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita saja. Tanpa sadar kita lupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan kita dan kita dustakan bahwa sesungguhnya ni'mat itu semuanya datang dari Allah.

Maka ni'mat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan!

Anda telah bergelimang kenikmatan, telah penuh pundi-pundi uang anda, telah berderet gelar di kartu nama anda, telah berjejer mobil di garasi anda, ingatlah--baik anda dustakan atau tidak--semua ni'mat yang anda peroleh hari ini akan ditanya oleh Allah nanti di hari kiamat!

"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan ni'mat yang kamu peroleh saat ini" (QS 102: 8)

Tuesday, February 07, 2006

Hidup Penuh Kekaguman

Arvan Pradiansyah
Harian Republika

Bayangkan sebuah peristiwa yang biasa dialami seorang anak kecil. Suatu ketika anak itu melihat seekor ulat bulu yang meliuk-liuk menuju tempat daun segar makanannya. Mata anak itu membelalak. Ia mengulurkan tangannya dan berusaha menyentuh punggung ulat berbulu tersebut dengan jarinya. Namun, tiba-tiba ia tersentak. Jarinya terasa gatal. Ia mencoba sekali lagi, dan kali ini seputar jari telunjuknya terasa tersengat. Ulat itu melingkar di jari telunjuknya dan dari enam belas kaki ulat tadi terasa isapan-isapan. Anak itu tertawa keras sambil mengamati sebagian ciptaan Tuhan yang tak pernah dibayangkannya. Ia terpesona, takjub, dan dipenuhi rasa kagum.

Hal-hal seperti ini sering dialami seorang anak kecil: Segala sesuatu tampak menakjubkan. Kalau ia melihat seekor ulat yang gemuk berubah menjadi kupu-kupu yang berwarna kuning cerah ia akan terpukau, terpesona, dan seolah-olah terhisap.

Kemudian terjadilah perubahan dalam hidup. Anak itu bertambah besar, berkembang menjadi dewasa, dan barangkali sekarang menginjak beberapa ulat yang dulu ia kagumi. Inilah yang sering kita alami. Keajaiban kupu-kupu tak lagi menarik perhatian kita. Segalanya tampak biasa-biasa saja. Kalau itu yang terjadi, kita perlu waspada karena sesuatu yang hakiki mungkin telah hilang dari diri kita.

Mengapa ''penglihatan'' kita berbeda dari anak-anak? Ada tiga hal yang mungkin terjadi. Pertama, berbeda dari anak-anak, kita cenderung melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa. Kita pun sering mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Anda mungkin sarapan pagi sambil membaca koran dan menonton televisi. Anda menyetir mobil sambil menjawab telepon. Anda berbicara dengan bawahan sambil mengetik di komputer.

Akibatnya Anda tak sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi. Anda jarang benar-benar ada di sini saat ini untuk menikmati dan menyadari segala sesuatu. Lebih parah lagi, Anda cenderung digerakkan dari luar, bukannya dari dalam diri Anda sendiri.

Untuk bisa menikmati keajaiban Anda justru harus memperlambat irama hidup Anda. Jangan lupa, manusia bukanlah human doing yang terus menerus melakukan pekerjaan. Kita adalah human being. Ini hanya akan terjadi kalau kita hidup dengan irama yang lebih pelan. Hidup seperti ini jauh lebih efektif, lebih berseni sekaligus lebih kaya. Hidup lebih pelan memberikan kita waktu untuk berhenti, berpikir, merenung, dan memutuskan sesuatu dengan penuh kesadaran. Kesadaran inilah pintu untuk melihat keajaiban.

Kedua, kita kurang menghargai hal-hal kecil. Kita cenderung memikirkan hal-hal yang kita anggap ''besar.'' Padahal alam semesta ini didesain dari hal-hal kecil yang sangat rinci dan kompleks. Eknath Easwaran, seorang guru meditasi, mengatakan bahwa keajaiban Tuhan memiliki dimensi yang unik, yaitu ''lebih kecil dari yang paling kecil dan lebih besar dari yang paling besar.'' Coba perhatikan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Lihatlah jutaan planet dan galaksi di alam raya. Coba perhatikan susunan tubuh kita sendiri. Anda akan merasa takjub dan kagum luar biasa.

Kalau kita menghargai setiap hal yang kita jumpai kita akan menikmati keajaiban yang tiada habis-habisnya. Anda akan senantiasa mendengar suara Tuhan pada setiap nafas yang berhembus, pada desir angin yang berbisik.

Ketiga, dan ini lebih serius lagi, anak-anak mampu menangkap keindahan karena mereka masih jernih, otentik, dan bersih. Mereka masih sangat dekat dengan jiwa sejati kita.

Sewaktu kecil kita betul-betul merupakan makhluk spiritual. Pada saat itu kebutuhan jasmani kita amat terbatas. Kita hanya mengonsumsi benda-benda sebatas kebutuhan kita. Namun, semakin dewasa kebutuhan kita semakin banyak. Yang lebih parah lagi, kita telah mencampuradukkan kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan kita sebetulnya terbatas, tapi keinginan tak ada batasnya. Bahkan, setelah sebuah keinginan terpenuhi, keinginan yang lain pun segera bermunculan.

Masalahnya, semakin kita memperturutkan keinginan, semakin jauhlah kita dari diri kita yang asli. Keinginan selalu mengajak kita meninggalkan diri sejati menuju ego. Padahal ego inilah akar dari segala permasalahan yang kita hadapi. Semakin kita mendekati ego, semakin kita akan kehilangan kontak dengan jiwa sejati kita. Ini biasanya ditandai dengan keadaan depresi, mudah marah, masalah lambung, dan tekanan darah tinggi.

Satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan kembali mendekati jiwa sejati kita. Inilah yang akan melahirkan ketentraman sejati. Diri sejati sebenarnya berada sangat dekat, bahkan lebih dekat dari tubuh kita sendiri. Inilah sebenarnya akar dari semua keberadaan kita. Di sini lah kita akan menemukan solusi dari setiap persoalan.

Kalau Anda mendekati diri sejati Anda, setiap momen akan terasa segar, indah, dan menakjubkan. Lebih dari itu, perasaan-perasaan takjub ini akan melahirkan satu hal: perasaan rindu untuk bertemu dengan Yang Maha Indah. Kita sadar sepenuhnya bahwa tak ada sesuatu pun yang diciptakan-Nya dengan sia-sia.

Kajian 7 Februari 2006

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS Ar Ra'ad 3.

Monday, February 06, 2006

Jamie Cullum, Michael Buble, dan Batman Begins

Udah lama juga nih nggak nge-review musik dan film ... :) Salah satu penyebabnya ialah (seperti biasa) pekerjaan yang menyedot energi dan semangat. Tapi harusnya nggak begitu ya .. kalau kesedot terus terus gimana dong bisa menikmati proses hidup ini ... :)

Ada 2 penyanyi yang menarik perhatian saya belakangan ini, Jamie Cullum dan Michael Buble. Kebetulan selera lagi senang yang jazz-jazz jadi saya meluangkan waktu mendengarkan mereka, siapa tahu CDnya harus masuk dalam daftar koleksi saya .. :)

Jamie Cullum. Lagunya bervariasi, ada model jaman sekarang, ada model swing, jazz standar. Harus saya akui suaranya sangat khas. Serak, agak sengau sedikit, gaya menyanyi yang malas cukup membuai ... tidak semua lagu-lagunya bisa diterima telinga saya, namun sekali lagi saya harus akui suaranya khas dan asyik punya ...


Michael Buble. Suaranya eksotik, manja, merayu. Berat tapi cukup berat. Lagu-lagu kebanyakan gaya swing seperti jaman Frank Sinatra atau Nat King Cole. Sayang kurang berat untuk bisa menyamai kedua orang ini. Lagu You and I dari album It's Time menurut saya paling enak. Didengar sambil matiin lampu dan termenung dalam kenikmatan lagu di tengah suasana remang-remang .. :) Piano, orkestra mengalun pelan-pelan mengiringi suara eksotik dan manja yang membujuk kita untuk turut terbuai ...


Bagaimana dengan film Batman Begins? Tadinya saya pikir ini seperti film-film Batman lainnya, menceritakan bagaimana suka duka sang jagoan dalam memberantas kejahatan. Atau ada unsur manusiawi seperti film Spiderman. Ternyata tidak. Di awal film saya sempat terhenyak ... karena film ini mampu menyodorkan rasa kemarahan dan kebencian sedemikian jelasnya. Suasana yang ditampilkan, ekspresi wajah, dialog yang terjadi membawa saya ke dunia ketika emosi menggelegak dan meledak sehingga menutup pikiran yang waras. Menontonnya hingga akhir membuat saya harus mengakui kalau film ini lain dan pantas masuk review di lamunan-sejenak hehehe ... Suasana kemarahan dan kegelapan terus muncul sepanjang film ini. Memang sang batman menang dalam pertarungannya di film ini, namun tetap saja rasanya berbeda. Kalau film lain berakhir dengan rasa terharu, gembira, ataupun bahagia, yang ini malah berasa getir dan pahit. Bukan berarti filmnya nggak pantas ditonton lho, tapi efeknya sangat berbeda dibandingkan film-film lain secara umum.

Kajian 6 Februari 2006

Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhlukNya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu. QS Ar Ra'd 2.

Sunday, February 05, 2006

Kualitas Pemimpin Sejati (bagian 12)

Tulisan ini berdasarkan buku karangan John C Maxwell, The 21 Indispensable Qualities of a Leader . Tiada maksud untuk menulis ulang buku ini (takut kena urusan copyright hehehe ...), tapi lebih berupa ringkasan berdasarkan pemahaman saya .. :-O

12. Semangat Yang Tinggi: Cintailah Hidup Ini

Jika seorang pemimpin mengulurkan tangannya dengan penuh semangat, biasanya ia akan disambut juga dengan penuh semangat - John C. Maxwell

Ingat kata-kata Sony Tulung di setiap akhir kuis Famili 100? Tetap semangat! Itulah dasar utama bagaimana Papa John's Pizza bisa berkembang dari 1 menjadi 46 toko di 7 tahun pertamanya dan menjadi 1.600 toko di 7 tahun berikutnya.

Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih 50% CEO perusahaan Fortune 500 mendapatkan nilai rata-rata C ketika kuliah. Hampir 75% dari semua Presiden Amerika Serikat hanya mencapai peringkat bawah menengah di kelasnya. Juga lebih dari 50% usahawan yang menjadi jutawan tidak pernah selesai kuliah. Apa yang memungkinkan orang-orang itu mencapai hal-hal besar? Jawabannya adalah semangat! Ya ... semangat!

1. Semangat adalah langkah pertama menuju prestasi
Hasrat kita akan menentukan takdir kita. Hasrat yang kecil akan mendatangkan hasil yang lemah, sama seperti api kecil menciptakan panas yang kecil. Semakin besar api semangat kita, semakin besar hasrat kita, dan semakin besarlah potensi kita.

2. Semangat meningkatkan kehendak kita
Semangat adalah bahan bakar pendukung kemauan. Jika kita menginginkan sesuatu tapi tidak bersemangat mencapainya, tak kan heran kalau kita akan seperti jalan di tempat (atau tidur di tempat?)

3. Semangat mengubah kita
Dengan semangat, kita niscaya akan berubah. Lebih fokus, lebih berdedikasi, pantang menyerah, dan seterusnya. Pribadi kita akan berubah dan berkembang.

4. Semangat menjadikan hal yang mustahil menjadi mungkin
Kita bisa lihat para atlit yang berjuang mati-matian dalam pertandingan. Dulu tidak terbayangkan rekor lari 100 meter bisa di bawah 10 detik. Ternyata dengan semangat dan perjuangan yang membara, hal ini menjadi suatu kenyataan.

Apakah hidup kita penuh semangat? Apakah anda bangun tidur dengan antusias menghadapi hari baru? Menurut Maxwell, jika anda tidak penuh dengan semangat, anda mengalami masalah sebagai pemimpin. Anda tidak mungkin memulai api di dalam organisasi anda kecuali ada api di dalam diri anda sendiri.

Kajian 5 Februari 2006

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya. QS Yusuf 105.

Friday, February 03, 2006

Pernikahan

Masih soal Pekalongan ... :). Kemarin saya beruntung bisa menyaksikan pernikahan teman saya. Kalau tidak salah ini pernikahan ini berdasarkan tradisi Arab (harus saya cek persisnya dengan dia lagi ... takutnya salah hehehe). Prosesnya menarik, berbeda dengan yang biasanya kita temui.



Di siang hari ada acara akad nikah. Yang datangnya umumnya pria meski wanita tidak dilarang. Rata-rata berpakaian putih, kemeja putih, gamis putih, kopiah putih. Ada rebana dan salawat .... bahasa Indonesia sama sekali tidak digunakan.

Calon pengantin pria datang dengan iringan rebana juga. Disambut di depan rumah, ada pembicaraan (sayang dalam bahasa Arab juga), dan kemudian duduk di teras rumah. Ijab kabul dalam bahasa Arab dan yang menarik ialah justru wali perempuan yang harus mengucapkan kata-kata yang panjang sementara calon pengantin pria cukup 3-4 kata saja.

Selesai ijab kabul, pengantin pria pun memasuki rumah, meninggalkan para hadirin. Iya, tepat sekali, meninggalkan para hadirin. Begitu ia masuk, hadirin pun makan, tidak ada acara salam-salaman.


Yang menarik ialah makanan tidak disajikan dalam bentuk prasmanan. Tapi diedarkan dalam piring-piring, masing-masing dapat satu piring. Dipikir-pikir ini bagus ya dalam pengertian tidak mubazir, tidak membuat orang makan melewati kemampuannya, dan semua makan sambil duduk.

Habis makan? Pulang ... begitu saja hehehe. Sempat kaget juga karena masih ingat makan, lho kok bubar? Ternyata memang begitulah tradisinya.

Sekarang bagaimana dengan acara resepsinya? Terbalik dengan acara akad nikah, acara resepsi lebih untuk kaum wanita. Kaum pria ada yang datang (termasuk kami yang tidak punya acara lain di Pekalongan .. :) ), tapi tidak banyak. Seperti halnya acara resepsi, acara akad nikah tidak ada salaman, makanan pun diedarkan dalam piring-piring ...

Yang cukup mengesankan ialah pada acara resepsi (mulai jam 8 malam ....) ialah adanya orkes (group band) yang menyenandungkan lagu-lagu Arab. Musik Arab ternyata asyik juga, meski agak ganjil melihat sang penyanyi bernyanyi dan bergoyang (tidak seronok tapi cukup menggoda) hanya untuk kaum wanita. Ya ... mungkin memang begitu tradisinya.

Benar-benar pengalaman menarik .... :)

Thursday, February 02, 2006

Kajian 2 Februari 2006

Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bari orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. QS Yusuf 57.

Kota Pekalongan



Seperti apa sih Pekalongan itu? Itu yang saya tanyakan ke beberapa orang sebelum perjalanan kami. Sempat juga lihat-lihat di internet, kelihatannya tidak terlalu besar ya ...

"Apa sih makanan khas Pekalongan?", tanya saya. "Batik ..." kata orang ...
Haa ... ? Tak puas, saya tanya lagi ke orang lain, "Apa sih makanan khas Pekalongan?" Apa jawabnya? "Batik ..." Waduh ... ini wisata kuliner bisa berubah jadi acara borong batik ... :)



Ternyata Pekalongan memang tidak terlalu besar. Ada beberapa jalan utama dengan di pusat kotanya ada lapangan (bola?) dan mesjid. Sayang saat itu hujan terus jadi kota tidak bisa dijelajahi dengan seksama. Yang pasti dimana-mana ada iklan batik .... :).


Harga batik menurut saya cukup menarik. Kemeja tangan pendek kualitas bagus harga sekitar 30-45 ribu rupiah, daster berkisar 20-30 ribu rupiah, baju atasan wanita 20-30 ribu juga. Baju anak-anak di kisaran 20 ribu rupiah. Kualitas bagus, coraknya juga menarik. Kata orang salah satu ke-khas-an batik Pekalongan ialah kombinasi warna yang cerah. So, meski cuma 1 malam di Pekalongan, yang pasti koper penuh pulangnya .. :)


Inilah transportasi utama kota ini ... :). Yang repot kemana-mana minimal 5 ribu rupiah. Kami berlima dalam satu hari menghabiskan lebih 100 ribu rupiah untuk transportasi. Lebih murah nyewa mobil kali ya ... apalagi tukang becaknya lihat, wah ini turis lokal, harganya langsung naik 2x lipat ... :(

Terakhir, meski batiknya murah. Tapi kok rasanya biaya makan dan transportasi sudah mirip Jakarta ... sayang juga. Atau mungkin pengamatan semalam tidak cukup? Mungkin saja .... harus ke Pekalongan lagi dong ... :)

Wednesday, February 01, 2006

Stasiun Kereta Api Pekalongan



Kemarin saya dengan teman-teman kantor berpesiar ke Pekalongan, mengunjungi teman yang menikah di sana. Prosesi acaranya menarik, khas Arab, yang belum pernah saya temui selama ini. Namun yang paling menarik ialah kepulangan kami kembali ke Jakarta Sabtu paginya.

Sabtu pagi itu jam 5.45 pagi kami sudah di stasiun kereta, menunggu Anggrok Muria yang dijadwalkan melewati Pekalongan pada pukul 6.20. Apa yang terjadi? Karena hujan yang terus-menerus mengguyur Jawa sejak awal minggu, jadwal kereta mengalami keterlambatan, baik yang dari arah Barat (Jakarta) maupun timur (Semarang atau Surabaya).

Pukul 6 diumumkan kalau kereta baru akan sampai jam 7.30 (terlambat satu jam). Namun pada pukul 7 diumumkan bahwa belum pasti kapan kereta akan tiba dan penumpang dianjurkan mengembalikan karcisnya untuk ditukar dengan uang.

Wah! Bagaimana nih, kami bertiga sudah check-out dari hotel. Disuruh mengembalikan karcis, terus habis itu mau kemana? Hujan pun masih terus mengguyur Pekalongan, sehingga mau tak mau kami hanya bisa bertahan di stasiun.

Banyak orang mulai resah gelisah. Jelas resah, karena bisa saja sang kereta tidak akan pernah sampai dan mungkin kami masih harus melewatkan satu malam lagi di Pekalongan. Lalu bagaimana nih???

Saya teringat tulisan saya sendiri soal Bersabarlah Tapi Jangan Mengurut Data. Benar juga, ini kesempatan saya untuk mempraktekkan 'ilmu' yang satu ini ...

Alhamdulillah saya bisa melewatkan waktu menungggu kereta ini dengan menyenangkan. Saya asyik mengambil foto-foto berbagai sudut stasiun ini, melihat alangkah indahnya jika kebersihannya dijaga, 'mencicipi' kamar mandi, mengintip kios batik (ehm ... belum cukup tuh belanja), beli tabloid aneh-aneh (tabloid gosip itu banyak banget yak!), dan melihat kehidupan orang di stasiun itu, yang berjualan koran, makanan, pedagang asongan, jualan kopi, Pop Mie (ngiler juga hehehe), telur asin. Sempat mikir juga bagaimana para penjual itu bisa hidup mengandalkan kehidupan di stasiun ini ...

Tahu buku The Alchemist dari Paulo Coelho? Alhamdulillah saya bisa tamatkan di stasiun ini hehehe ... mungkin sekitar 3 jam tenggelam di buku ini, tidak menghiraukan suasana sekeliling ... jarang-jarang bisa 3 jam duduk tenang membaca buku.

Capek membaca buku, saya pun putuskan untuk keluar dari stasiun untuk mencari makan siang. Dari pada pusing memikirkan kereta yang entah di mana, lebih baik keluar nyoba makanan Pekalongan ya ... :). Emang sih berhubung hujan, petualangan saya berakhir di kios soto tidak jauh dari stasiun ... :)

Pulang makan siang, badanpun minta tidur. Ditemani iPod, kepala pun mulai terantuk-antuk ... perlahan-lahan terbang ke dunia mimpi .... eh, tahu-tahu keretanya tiba. Alhamdulillah ... bisa memanfaatkan waktu dengan optimal dan menyenangkan. Kami pun meninggalkan Pekalongan pukul 13.50 (8 jam menunggu ...) dan sampai di Gambir pukul 18.45.

Menunggu 8 jam ternyata sangat mengasyikkan jika kita bisa memanfaatkannya. Rasanya seperti pesiar kemana gitu ... asyik hehehe ...

PS. Sempat bikin puisi pendek segala ... :)

Ku nikmati saat ini
Di stasiun kereta Pekalongan
Sejak jam 5.45 pagi
Menunggu kereta
yang akan membawaku
pulang

Banjir
Macet
Mogok
Berhenti


Nikmati saja yang ada saat ini
Lupakan yang sudah lewat
Tidak cemaskan yang akan terjadi
Hidup ini indah kok ... :)

Kajian 1 Februari 2006

Dan kepunyaan Allah lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepadaNya lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepadaNya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. QS Huud 123.