Thursday, January 17, 2008

Menjadi Tua

subtle detail


Kalau saya sempat ke mesjid, saya sering kali menemui sosok itu. Selalu berada di shaf pertama, di sisi kiri. Selalu sudah berada di situ, jauh melewati saya yang baru bergegas ketika adzan sudah berakhir dikumandangkan.

Karena tempat favorit saya juga di kiri, cukup saya sering saya akhirnya sholat di samping beliau. Setiap kali habis sholat, ia selalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Tentu saja saya salam tangannya dan setiap kali saya selalu terkesan.

Meski sudah tua, namun penampilannya sangat mengesankan, berwibawa. Raut wajahnya, lintasan di matanya, senyum samarnya, dan jabatan tangannya sangat membekas di hati, tanpa ada kesan ketuaan sama sekali. Rasanya seperti habis jabat tangan ama pembesar ... :)

Namun terakhir kali saya bertemunya, ada kenyataan lain yang baru saya sadari. Mungkin karena saat itu ia sedang sakit, setiap kali ruku', sujud, dan bangun dari sujud, terasa benar oleh saya betapa sukarnya dan menderitanya ia melakukan gerakan-gerakan itu.

Penampilan yang sangat mengesankan dan berwibawa seketika terhapus dan gambaran ketuaan yang begitu terpancar. Seusai sholat, ia bahkan tidak menunjukkan minat untuk bersalaman dengan orang di kiri dan kanannya.

Kita semua saat ini rasa-rasanya masih dalam masa keemasan kita. Masih muda, masih kuat, masih penuh semangat. Sudahkah kita isi masa-masa ini dengan hal-hal berguna? Atau kita terus saja terlena dan tiba-tiba saja kita sudah menjadi tua, yang bahkan untuk membungkukpun sulit?

Atau kita senantiasa lupa bahwa hidup ini hanya memiliki satu pilihan dalam segi usia, yakni menjadi tua. Apakah kita mau membiarkan waktu itu berlalu tanpa kita manfaatkan sebaik mungkin, di jalan yang diridhoiNya? Kita sendiri yang memutuskan pilihan yang mana yang kita mau ambil, dan kita sendiri yang memikul segala konsekuensi keputusan kita.

Buat saya, kehadiran sosok itu senantiasa mengingatkan saya bahwa saya akan menjadi tua. Tinggal kembali kepada saya sendiri, mau saya apakan sisa hidup ini.

2 comments:

Anonymous said...

Sangat menyentuh utk introspeksi diri,,,terima kasih bang untuk selalu mengingatkan....TJ.

Anonymous said...

Iya betul kata pak TJ, kita seolah diingatkan bahwa masa muda ini akan berlalu... Jadi ingat para orang tua kita, sudahkah kita menyapa mereka dan menanyakan kabarnya hari ini?