Tuesday, July 22, 2008

Nasi Campur Bali ...

you


Salah satu target perjalanan ke Bali adalah nyicip makanan setempat. Ga terlalu berhasil, soalnya banyak urusan, target - red. ga jauh dari urusan foto :-P - dan kami belum tahu betul situasinya.

Yang pasti ... setiap ada kesempatan, saya selalu nyobain nasi campur Bali. Dalam perjalanan ke Batur, di Bedugul, sarapan pagi di Sanur, dan seterusnya. Pssst ... dalam beberapa kasus kami malah makan di McD :-P Ga bisa disalahin sih, soalnya petunjuk waktu baru nyampe di airport untuk arah ke hotel adalah "Terus aja pak, sampe ketemu McD yang besar, 24 jam di kanan jalan. Nah, bapak belok kanan dah, udah deket tuh hotelnya ... " :D

Kembali ke nasi campur, buat saya yang paling berkesan ialah ketika kami pagi-pagi berangkat dari Sanur ke Batur. Kami berhenti di Jalan Sakah, Br Blahtanah (saya catat nih biar ga salah :) ). Setelah mengecek kehalalan makanannya, kami pun berhenti di sebuah kios di pinggir jalan.

Kiosnya sangat sederhana, namun sangat ramai akan pengunjung. Kami pun duduk, sambil agak bingung bagaimana dan apa yang bisa dipesan. Rupanya menunya cuma satu, nasi campur. Ada seorang nenek duduk di tengah kios itu dan menjadi pusat gerak, irama, dan kekuasaan.

Tak banyak berkata-kata, beliau sibuk menyiapkan nasi campur. Dengan tangan telanjang ia sigap mengambil nasi putih hangat, sebutir telur gule, sayur (kacang?), sepotong tahu gule, sekeping ikan pedes, dan sambel. Lantas disorongkannya piring yang sudah siap itu ke kita, sekilas mencuci tangannya, dan kemudian meracik piring berikutnya.

Anak dan cucu sang nenek sibuk menyiapkan logistik bagi sang nenek. Menambah lauk ketika mulai berkurang, memeriksa nasi, menyiap piring kosong, mengambil piring bekas.

Bagaimana rasanya? Dengan segelas teh manis hangat ... subhanalloh enak banget!! Kalau ga mikir itu makan pagi mungkin saya minta nambah kali ya .... :D

Setelah itu ... semua nasi campur yang kami makan terasa kalah enak. Jadi kangen lagi balik ke kios itu. Oh ya ... sebenarnya waktu makan saya udah mikir .. harus difoto nih. Cuma ga berani minta izin ... :-P

6 comments:

Diana said...

hm, memang yummy... Nyok 'balik meneh' ke Bali, hehe...

Anonymous said...

kayaknya enak banget deeeh..... :)

Anonymous said...

Kayaknya emang harus balik lagi ke sana, bang Zuki, spesial buat motret nenek nasi campur. ;) Nanti datangnya pas waktunya makan siang, supaya bisa nambah. ;)

Anonymous said...

waaa... di sanurnya sebelah mana, namanya apa pak? kalo aku suka Nasi Wardani (Denpasar), Warung Satria (Kuta), dan paling tob kmaren baru nyobain...Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku di Ubud... nyam nyam... :)

Santri said...

Nama neneknya Ibu Rintin, warungnya tanpa nama, para pelanggan menyebut warung nasi pindang, pindang artinya ikan asin.

Sando said...

Nama Neneknya Adalah Ibu Rintin, Warungnya tanpa nama, para pelanggan sering menyebut warung nasi pindang. pindang artinya : ikan asin.