Wednesday, October 12, 2005

Remote Control

Ada tulisan menarik dari Arvan Pradiansyah, "Anda sudah Merdeka?". Berikut kutipannya:

Ada cerita menarik mengenai seorang pesulap yang bisa menyulap anda menjadi orang yang ia inginkan. Ia mengucapkan mantra tertentu dadn sekejap anda menjadi senang dan bahagia. Ia bisa juga mengucapkan mantra lain dan sekejap itu pula anda menjadi sedih dan gundah gulana.

Pesulap seperti ini ada di sekitar anda. Persoalannya, andalah yang mengijinkan mereka untuk menjadi pesulap. Andalah yang mengijinkan mereka mengendalikan anda. Begitu ada orang memuji, anda senang dan bahagia. tapi begitu dikritik kita tersinggung. Begitu ada yang mencaci kita sedih sepanjang hari. Begitu orang membantah kita marah dan sakit hati. Ini artinya anda mengijinkan orang lain menentukan apa yang anda rasakan. Anda membiarkan orang membawa 'remote control' anda dan menekan tombolnya sekehendak hati. Dengan demikian anda belum bisa disebut merdeka karena anda bahkan belum bebas menentukan perasaan anda sendiri. Anda sangat tergantung kepada orang lain untuk menentukan apakah anda bahagia ataukah gundah gulana.

===
Luar biasa penggambaran ini. Tepat sekali, inilah yang terjadi pada kita. Kita masih 'terjebak' pada stimulus dan respons. Cara kita menghadapi hidup ini tergantung pada situasi yang kita hadapi. Kita belum bisa bebas dan menentukan arah kita, terlepas dari berbagai situasi dan orang-orang yang kita temui.

Sedang membayangkan ... kita seperti televisi ... banyak orang di sekeliling kita ... mereka mencet-mencet remote control sesuka hati kita ... televisi pindah saluran ... suara membesar ... mute ... kontras turun ... mati ... menyala ... :-P

1 comment:

wawa said...

hehe ..
masuk akal banget artikelnya..
setuju banget sih, kalo kebanyakan manusia belon benar benar bisa menguasai empsinya.

mungkin perlu belajar lebih lanjut tentang cara mengontrol emosi kita yah?