Thursday, December 07, 2006

Cukup Allah dan RasulNya ...

A Bridge


Pagi ini berangkat kerja sempat dengar ceramah pagi soal sedekah yang membahas hadits berikut:

Umar ibnul-Khaththab r.a., berkata, Rasulullah menyuruh kami supaya bersedekah. Kebetulan ketika itu, aku mempunyai harta. Maka kataku dalam hati, "Sekarang, aku dapat mengungguli Abu Bakar sekalipun aku tidak pernah mengunggulinya."
Aku pun datang membawa separo hartaku.
Rasulullah bertanya, "Berapa engkau tinggalkan untuk keluargamu?"
"Sebanyak itu pula," jawabku.

Datanglah Abu Bakar membawa seluruh hartanya dan Rasulullah bertanya kepadanya, "Berapa engkau tinggalkan untuk keluargamu?"
Jawabnya, "Aku tinggalkan buat mereka Allah dan Rasul-Nya."
Aku (Umar) berkata, "Aku tidak akan dapat mengungguli Anda buat selama-lamanya."
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)


Tak terasa air mata pun mengalir ... aku tinggalkan buat mereka Allah dan RasulNya ...

Apa sih yang kita cari di dunia ini? Tersuruk-suruk di antara berbagai kesibukan, terlena dalam berbagai jadwal, tenggelam dari satu acara ke acara yang lain. Karir, harta, wanita, pujian publik, makan enak. Sementara waktu tanpa ampun terus berjalan, argo terus naik, kita terengah-engah menarik beban dunia ini dari satu perhentian ke perhentian yang lain.

Aku tinggalkan buat mereka Allah dan RasulNya ...

Sanggupkah kita mengarungi dunia ini cukup dengan Allah dan RasulNya?

2 comments:

danu doank said...

subhanalah... barangkali bukan sanggup tapi maukah kita melakukannya ya bang? wallahualam bi shawab...

igunone said...

Inilah kualitas keimanan seorang Abubakar Radhiallahu-anhu yg memang kandidat orang kedua setelah Rasulullah yg akan masuk surga ... Beliau juga yg sesaat setelah Rasulullah wafat berani mengatakan "Wahai umat akhir jaman, siapa diantara kalian yg mengaku beriman karena Muhammad, maka ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat, tapi barangsiapa yg beriman krn Allah, ketahuilah Dia kekal selamanya". Sebuah ungkapan singkat, ringkas walau diucapkan dgn hati bergetar krn sedih sepeninggal Rasulullah, namun ucapan inilah yg menegakan khittah Islam tepat setelah pembawa Risallah tiada agar tidak jatuh ke jurang peng-kultusan manusia & menjadikannya "Muhammadisme"