Monday, December 11, 2006

Kualitas Pemimpin Sejati (bagian 15)

Boats


Ck ck ck ... sampe lupa kalau buku ini belum selesai diringkas di blog ini. Mohon maaf ya ... minta maaf tapi kurang jelas kepada siapa ... :).

Tulisan ini berdasarkan buku karangan John C Maxwell, The 21 Indispensable Qualities of a Leader. Tiada maksud untuk menulis ulang buku ini (takut kena urusan copyright hehehe ...), tapi lebih berupa ringkasan berdasarkan pemahaman saya .. :-O

15. Hubungan: Jika Anda Akur, Merekapun Akur

Orang tidak perduli seberapa banyak yang anda ketahui, hingga mereka tahu seberapa jauh anda perduli - John C Maxwell.

Dalam bukunya ini, Maxwell bercerita tentang seorang dokter, professor, dan penulis William Osler. Osler, yang meninggal di tahun 1919, menulis buku berjudul Principles and Practice of Medicine. Buku ini mempengaruhi persiapan para dokter selama lebih dari 40 tahun di seluruh dunia.

Sepanjang masa karirnya Osler senantiasa memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam menjalin hubungan dengan sesama. Ia mendirikan Association of American Physicians agar para profesional medis dapat berkumpul, berbagi informasi, dan saling mendukung. Sebagai guru, ia rubah cara fakultas kedokteran berfungsi. Ia bawa siswa-siswinya ke luar dari ruang kuliah ke dalam bangsal rumah sakit untuk berinteraksi dengan pasien. Ia percaya bahwa siswa-siswi paling baik belajar dari para pasien sendiri.

Namun semangat Osler yang utama ialah mengajarkan para dokter memiliki belas kasih. Katanya, "Ada perasaan yang kuat di antara orang-orang bahwa kita, para dokter, lebih mementingkan penyakit serta aspek-aspek ilmiahnya ketimbang si pasien ... saya mendesak kalian agar dalam praktek lebihi memperhatikan si pasien ... menangani manusia malang yang menderita, kita lihat wajah aslinya, dengan segala kekurangan serta kelemahannya, dan kalian harus menjaga kelembutan hati agar tidak menghina sesama manusia."

Pendapat salah satu rekannya mengenai Osler, "dokter terbesar dalam sejarah ... dan di atas segalanya, seumur hidupnya ia menjadi sahabat kami; seseorang yang memiliki sifat bersahabat yang lebih besar ketimbang siapapun dalam generasi kami. Perhatiannya kepada kami semualah yang paling menonjol dalam sifatnya ... "

So, kembali pada kita, Maxwell menganjurkan 3 hal untuk mengelola serta mengembangkan hubungan baik sebagai seorang pemimpin:

1. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain
Mereka suka diistimewakan, maka berikanlah pujian yang tulus
Mereka menginginkan hari esok yang lebih baik, maka berilah mereka pengharapan
Mereka menginginkan petunjuk, maka berikanlah petunjuk kepada mereka
Mereka egois, maka dahulukanlah kepentingan mereka
Mereka bisa jatuh secara emosional, maka berikanlah dorongan kepada mereka
Mereka menginginkan sukses, maka bantulah mereka untuk meraihnya


Menurut Maxwell, salah satu kunci dari hal yang pertama ini adalah memperlakukan setiap orang sebagai individu yang berbeda dan anda harus dapat menyesuaikan kepemimpinan anda menurut orang yang anda pimpin.

2. Memiliki kemampuan mengasihi orang lain
Kata Presiden Definitive Computer Services, Henry Gruland, "Menjadi pemimpin adalah lebih dari sekedar ingin memimpin. Pemimpin memiliki empati terhadap orang lain dan kemampuan untuk menemukan yang terbaik dari orang lain ... bukan yang terburuk ... dengan benar-benar perduli terhadap orang lain."

3. Memiliki kemampuan untuk membantu orang lain
Kita sering lupa kalau orang hormat pada pemimpin yang mengutamakan kepentingan mereka. Jika fokus anda adalah apa yang dapat anda berikan kepada orang lain ketimbang apa yang dapat anda peroleh dari mereka, mereka akan mengasihi dan hormat kepada anda.

===
Dalam sebuah cerita pendek berjudul, "The Capitol of the World", Ernest Hemingway, bercerita tentang seorang ayah dan putranya yang remaja, Paco, yang hubungannya retak. Paco minggat dari rumah, dan sang ayah menempuh perjalan panjang untuk mencarinya.

Usaha demi usaha tidak membuahkan hasil. Akhirnya, sebagai upaya terakhir, sang ayah memasang iklan di surat kabar setempat di Madrid. Isinya, "Paco anakku, temuilah ayah di depan kantor surat kabar ini besok siang ... segalanya sudah Ayah ampuni .. Ayah sayang padamu."

Apa yang terjadi? Keesokan paginya di depan kantor surat kabar tersebut hadir 800 lebih pemuda yang bernama Paco. Mereka semua berkeinginan memulihkan hubungan yang retak ....

Jika anda akur, mereka pun ingin akur ...

2 comments:

Anonymous said...

Memang profil "compassionate leaders" masihterasa langka dan susah sekali berada ditengah2 kita - apalagi di organisasi besar macam tempat saya bekerja.. it's a rare quality indeed..

But let's not stop to try to become like on..

Seneng udh bisa mbaca entry yg satu ini, thanks indeed!

Linda said...

kok postingannya bisa pas sama kondisi saya sekarang ya pak. kalo saya yg retak hatinya :( *hiks*