Sudah seminggu ini gigi geraham saya paling belakang berlubang. Berdasarkan pengalaman, lebih cepat ke dokter lebih baik. Siapa sih yang mau membuka mulutnya lebar-lebar di depan orang dan merelakan orang tersebut 'beraksi' ... Cuma kalau nggak ke dokter, rasa nyut-nyut akan muncul, semakin lama semakin parah, dan aksi sang dokter akan semakin parah pula ... :-P
Akhirnya kemarin saya menguatkan tekad dan mengikhlaskan diri untuk melangkahkan kaki ke klinik langganan kantor. Masuk ke ruang dokter, "silahkan pak berbaring dan silahkan mulai membuka mulut" (hehehe ...). Saya jelaskan masalahnya dan posisi sang gigi. Sang dokter kemudian ketuk sana-sini dan akhirnya mulai beraksi dengan peralatannya ... Pendek cerita, akhirnya pekerjaannya selesai, demikian pula penderitaan saya. Alhamdulillah, saya pun mengakhiri hari kemarin dengan rasa puas karena telah menyelesaikan tugas yang berat ini ... :).
Tapi kok setelah makan malam ada yang rasanya mengganjal. Penasaran, akhirnya saya ke depan cermin. Cek ... astagfirullah, si dokter nge-drill di tempat yang salah! Yang diperbaiki ternyata tambalan di geraham yang lain .... yang sehat wal afiat. Kok bisa-bisanya dia terlewat lubang yang besar di gigi yang seharusnya ditambal???
Mau tak mau saya harus terima kenyataan ini. Sore ini saya ke dokter gigi lagi, kali ini yang dekat rumah. Kali ini saya pastikan dia mengerti sepenuhnya gigi mana yang harus diobati dan menutup peluang sama sekali untuk berimprovisasi ...
Begitulah rezeki ... kapan lagi ke dokter gigi yang berbeda dalam 2 hari berturut-turut untuk gigi yang berbeda? :)
No comments:
Post a Comment