Thursday, January 19, 2006

Bencana Alam, Playboy, & Kenaikan Tarif Listrik

Cukup lama saya puasa tidak berkomentar tentang negeri ini. Rasanya cuma menghabiskan energi untuk sesuatu yang tak ada gunanya ... saat ini kita tengah diuji oleh Yang Maha Kuasa dengan bencana yang silih berganti. Sedih, prihatin, berdoa, mencoba membantu dari jauh ... mungkin itulah yang bisa kita lakukan saat ini. Namun entah kenapa (sulit dicari sebabnya ... sungguh sulit dicari!) para pengemban tugas rakyat di negeri ini tenang-tenang saja dengan kesibukan dan rutinitasnya. Kalo orang bule bilang, business as usual ...

Sejak minggu lalu saya lihat perdebatan soal majalah Playboy ramai, tak kalah dengan keributan soal impor beras di sela-sela gencarnya kita mengejar koruptor (kelas teri) dan para teroris (kelas teri juga ...). Takjub saya ... apa susahnya sih buat orang yang berkuasa untuk mengatakan satu kata, TIDAK, untuk masuknya majalah Playboy? Susah ya???

Jadi ingat ringkasan dari bukunya Maxwell soal Keberanian, Martin Luther King Jr pernah mengatakan, "Ukuran tertinggi dari seseorang bukanlah dimana ia berdiri di masa-masa nyaman serta menyenangkan, melainkan dimana ia berdiri di masa-masa penuh tantangan dan kontroversi."

Dan sore ini sepulang dari kantor, saya baca di koran kalau ada rencana menaikkan tarif listrik hingga 100 persen ....

%^&*&^%************

2 comments:

Vaye said...

assalamualaikum,
iya pak mungkin sby doyan baca juga sikh he he he

L. Pralangga said...

memang makin kemari makin banyak tokoh publik bermental kardus dan mencla-mencle, mungkin itu saringan alam yang mana masyarakat dalam cakupan besar yang menderita juga sih.. - persis sama sepertiapa yang terjadi disini.. miris memang :)

Pengen tau seperti apa sih tampang playmate lokal yang mungkin nangkring di edisi perdana :)

Mudah2an urun-suara ini bisa berkenan, dan menjadikan kita sebagai kerabat, salam hangat dari afrika barat