Thursday, February 08, 2007

Bekerja: Untuk Apa?

Membaca

Bekerja: Untuk Apa?
Imam S - PortalHR.com

"Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta sejak sepuluh tahun lalu. Namun saya merasa hidup saya tidak mengalami peningkatan. Di kantor, karir saya tidak naik-naik. Padahal, saya merasa sudah sibuk bekerja keras, pergi pagi dan pulang malam. Saya seperti disibukkan dengan pekerjaan yang tiada henti-hentinya namun tak kunjung mendapatkan hasil yang diinginkan."

Pernahkah Anda mendengarkan keluhan seperti itu? Atau, jangan-jangan itu lagu favorit yang Anda dendangkan setiap kali bertemu dengan teman lama yang tampak sudah lebih sukses. Siapa tahu?

Tapi, pernahkah Anda mencari tahu "rahasia" teman atau orang lain yang jauh lebih sukses dari Anda? Barangkali Anda memang perlu belajar dari mereka agar bisa berhasil seperti mereka. Tak ada salahnya bertanya kepada mereka resep sukses bekerja sehingga, katakanlah, disukai atasan dan teman satu tim, mendapatkan promosi, dan ide-idenya selalu didengar perusahaan.

Jika telaten Anda akan menemukan bahwa mereka yang sukses bukan orang biasa. Mereka bukan orang yang hanya mengerjakan tugas-tugas rutinitas kantor. Dengarkanlah, bahwa mereka punya mimpi dengan karir mereka. Mereka punya tujuan yang jelas yang ingin diraih dan diwujudkan. Bahkan mereka tahu bagaimana mencapai tujuan itu dan kapan akan sampai di sana.

Jangan heran apabila apa yang mereka kerjakan didedikasikan untuk tujuan besar yang sudah dibuatnya. Mereka bekerja tidak sekadar memikirkan gaji yang akan diterimanya pada akhir bulan. Mereka bekerja bukan sekadar mengisi waktu, dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 petang lalu berkemas pulang ke rumah. Mereka sibuk karena mengejar target.

Saksikanlah, mereka yang mempunyai tujuan hidup yang jelas, setiap langkah yang dilakukan merupakan realisasi dari tujuan hidupnya, hasil dari sebuah perencanaan yang sistematis. Target jangka panjangnya telah dibikin menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang dapat dicapai secara realistis dan dalam jangka waktu tertentu. Mereka selalu komit dengan tujuan hidup yang telah dibuatnya sehingga tujuan hidup atau visi tersebut sudah menjadi semacam kompas yang membimbingnya menuju arah yang tepat.

Sukses dan tidak sukses boleh jadi sudah merupakan takdir. Dengan kata lain, memang ada orang yang ditakdirkan untuk berhasil dalam hidupnya, namun ada pula yang gagal. Apakah persoalan menjadi selesai hanya dengan mengkambinghitamkan takdir? Obrolan bisa bertakik-takik kalau sudah sampai ke tataran ini. Tapi satu hal, takdir merupakan resultan dari usaha kita plus campur tangan Yang Maha Kuasa. Orang bijak berkata; manusia berusaha Tuhan yang menentukan.

Sederhananya, untuk urusan yang menjadi bagian Tuhan biarlah Dia yang mengurus; kita tak usah repot-repot memikirkannya. Kita lakukan saja bagian kita, yaitu berusaha dan bekerja dengan bersungguh-sungguh mengerahkan segenap potensi yang kita miliki.

Jadi, kalau Anda sudah merasa bekerja keras namun hasilnya masih nol besar, tentu ada sesuatu yang tidak beres. Mungkin karena kerja keras yang Anda lakukan belum memadai. Atau, jangan-jangan itu terjadi karena Anda memang tidak tahu untuk apa Anda bekerja. Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan.

Saatnya bekerja dengan tujuan yang jelas!

1 comment:

Anonymous said...

Ukuran sukses juga bukan dari orang laen bang,,,dari diri kita sendiri. Kalau kita bekerja dan berkarya sudah menganut ikhtiar sesungguhnya, maka yang diperlukan tinggal kesabaran....Toh kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda...kata orang. Salam,TJ.