Friday, February 23, 2007

Seri Kehidupan Suami/Istri - Istri (4 -habis)

Lazy ...


Dikutip dari buku Bimbingan Islam untuk Kehidupan Suami – Istri oleh Ibrahim Amini – Al Bayan. Ini adalah kutipan terakhir, semoga ada manfaatnya ... :)

Seri Kehidupan Suami Istri
Jangan Mengeluh dan Mengumbar Penderitaan Sembarangan

Tak ada seorang pun yang tidak mempunyai persoalan dan penderitaan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Siapa pun ingin mempunyai teman yang penuh perhatian tempat ia mengadu dan mau mendengarkan persoalan-persoalannya. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa segala sesuatu itu ada tempat dan waktunya sendiri-sendiri. Orang harus menyadari waktu dan kesempatan yang tepat untuk mengeluh. Ada wanita yang tidak peduli bahwa suaminya sedang dalam keadaan lelah dan letih Setelah bekerja sepanjang hari. Ia bukannya menunggu satu atan dua jam agar suaminya segar kembali, tapi bahkan menyerangnya dengan serentetan keluhan.

Sebagai contoh, sang istri mungkin berkata:
"Kau meninggalkan aku dengan anak-anak yang nakal-nakal ini lalu pergi. Ahmad memecahkan gelas di muka pintu ruang depan, anak perempuan kita berkelahi, rasanya aku akan nenjadi gila dengan suara anak-anak di luar. Rasanya tidak mau belajar sama sekali dan ia mendapat nilai-nilai yang jelek."

"Anak-anak ini tidak mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kalau saja aku tak mempunyai seorang anak pun!"

"Omong-kosong dengan sandara perempuanmu yang datang lagi untuk membantuku. Aku tak tahu apa yang terjadi dengannya. Dia berkelakuan seolah-olah aku telah menelan uang peninggalan ayahnya."

"Mudah-mudahan Tuhan menyelamatkan aku dari ibumu! Ia telah menjelek-jelekkan aku di belakangku. Aku sudah kenyang dengan mereka semua. Selain itu tadi, jariku teriris. Aduh sakitnya!"

"Sayang sekali, aku pergi ke pesta perkawinan Muhammad, kemarin. Pasti kau melihat istri Rashid. Betapa cantiknya! Seharusnya Allah menganugerahkan nasib yang sama kepadaku. Memang ada pria-pria yang begitu mencintai istrinya. Mereka membelikan istrinya barang-barang yang indah-indah. Mereka adalah suami yang sejati. Ketika Rashid memasuki ruangan, semua orang menghormatinya. Memang benar orang hanya tertarik kepada orang lain dari pakaian luarnya saja. Apa sih yang dimilikinya yang tidak kumiliki ? Mengapa ia pamer di hadapanku? Oh ya, ia beruntung mempunyai suami yang mencintainya, ia tidak seperti aku!"

Sikap yang demikian ini tidak benar. Wanita semacam itu tentu berpikir bahwa suaminya pergi pesiar atau bersenang-senang setiap hari. Kaum laki-laki menjumpai beratus-ratus persoalan setiap hari. Ibu yang baik ! Anda tidak tahu apa yang dikerjakan suami anda bila ia sedang bekerja. Anda tidak mengerti orang-orang kasar dan licik macam apa yang ia jumpai sepanjang hari. Maka bila ia pulang, anda selayaknya tidak boleh menyuguhkan semua keluhan anda pada waktu yang sama. Jangan sampai ia merasa bersalah sebagai seorang pria. Berlaku baik dan bijaksanalah kepadanya. Bila anda menambah kecemasannya dengan mengomel dan merengek-rengek, maka ia akan memulai percekcokan atau pergi begitu saja meninggalkan rumah ke tempat hiburan, bioskop atau bahkan mondar-mandir di jalanan.

Karena itu, ibu yang baik! Demi Allah, hentikanlah kebiasaan mengeluh dalam waktu yang tidak tepat itu. Carilah saat yang tepat dan kemudian ceritakanlah masalah anda yang sebenar-benarnya, tidak dengan mengeluh tetapi dengan cara meminta bantuan pemecahan. Dengan cara ini anda tidak menciptakan perasaan bermusuhan dalam dirinya dan ikatan keluarga tetap aman.

Rasulullah SAW bersabda: "Shalat seorang wanita yang mengganggu suaminya dengan lidahnya, tidak diterima oleh Allah, walaupun dia berpuasa setiap hari, bangun untuk melakukan shalat di waktu malam, membebaskan beberapa budak dan membelanjakan uangnya di jalan Allah. Wanita dengan lidah busuk yang mengganggu suaminya dengan cara seperti ini adalah orang pertama yang akan memasuki neraka."

Duhai Ibu yang baik! Bila anda menyayangi suami dan anak-anak anda, maka anda harus menghentikan sikap yang tidak pantas dan tidak masuk akal ini. Apakah anda pernah berpikir bahwa kelakukan anda yang salah ini akan mengakibatkan pecahnya kehidupan keluarga anda ?

Seorang dokter memberikan kesaksiannya di pengadilan:
"Saya belum pernah melihat istri saya berkelakuan seperti layaknya searang istri selama kami menikah. Rumah kami selalu berantakan. Dia selalu berteriak-teriak dan marah-marah. Saya tak tahan hidup dengannya. Setelah saya memberinya uang saya menceraikannya."

Dokter itu berkata, "Bila dia menginginkan dan meminta semua kekayaan saya dan bahkan titel saya sebagai dokter, saya akan memberikannya asalkan bisa lebih cepat berpisah dengannya."

2 comments:

Anonymous said...

waaah setujuuuu... musti sama2 saling menghargai ya :)

cindymon said...

jadi inget bahasan di Oprah Winfrey Show kemaren, tentang para ibu yang desperado karena terlalu banyak mencurahkan waktunya untuk keluarga, sehingga kehilangan jati diri mereka dan..bla bla bla... uhm uhm.. *mikir*