Wednesday, August 09, 2006

Sunda Kelapa (bagian II)

Hidup …


Lambat laun kehidupan mulai muncul. Seorang ibu yang mulai menyapu ... Para kucing yang menikmati udara pagi sambil bercengkrama ...


Seorang ibu termangu di depan cuciannya. Memikirkan hidup yang makin sulit?

Betapa kita harus bersyukur dengan apapun yang kita miliki …


Seorang bapak, duduk. Sampan yang tertidur nyenyak.Dibuai air yang tenang.

Itukah rumahnya? Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi?


Sang sampan biru, terkait manis pada sebatang tangga, menemani kesendirian susunan batu bata yang merindukan semen dan cat, onggokan kayu dan tali temali, hingga beberapa helai kain yang tergantung menemani angin.

Andai mereka bisa bicara, apa yang akan mereka ceritakan pada kita?


Apapun ceritanya, pagi itu terasa tenang dan damai. Setenang dan sedamai sang bapak yang meluncur membelah dingin dan coklatnya air.

Tenang dan damai dengan sebatang rokok di tangannya.

Bersambung ...

4 comments:

Anonymous said...

puisinya kerren, ajarin Kuni, dong, Pah!!!...hehe, ketawan! :))

Anonymous said...

Mencoba 'membaca' kehidupan lewat parade foto ini, dan mencoba menyelami betapa penuh nikmat dan berlimpahnya karunia Allah, alhamdulillah... Terima kasih sudah diingatkan ya?

Anonymous said...

buat jumat depan mungkin temanya kursus singkat potograpi, bersedia menjadi pembicara? :)

Anonymous said...

ini sekeluarga kompak ya .. :)