Friday, January 19, 2007

Seri Kehidupan Suami/Istri - Suami (3)

Kegembiraan para pemetik teh


Dikutip dari buku Bimbingan Islam untuk Kehidupan Suami – Istri oleh Ibrahim Amini – Al Bayan. Semoga ada manfaatnya ...

Seri Kehidupan Suami Istri

Berlakulah Baik Terhadap Istri Anda

Dunia mengambil jalan sesuai dengan pola yang teratur. Banyak kejadian terjadi dan bermunculan satu demi satu. Keberadaan kita di dunia yang luas ini bagaikan partikel-partikel kecil yang bergerak dan menempel pada partikel lain di setiap waktu. Lajunya dunia ini tidak berada di tangan kita, dan kejadian-kejadian yang timbul tidak terjadi karena keinginan kita. Sejak saat pertama orang melangkahkan kaki keluar dari rumah pada pagi hari, sampai pada waktu ia pulang ke rumah di sore hari, orang mungkin saja menjumpai beratus-ratus keadaan yang tak menyenangkan.

Orang menjumpai banyak kesulitan besar di arena hidup ini. Mungkin anda dihina oleh orang lain, bertemu seorang teman yang tidak ramah, harus menunggu bis terlalu lama, atau telah dituduh melakukan sesuatu di tempat kerja. Kehilangan uang, dirampok, atau telah menjumpai hal-hal lain semacam itu yang dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja.

Mungkin anda akan sangat marah dengan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda yang membuat anda mirip dengan bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Baik, mungkin anda berpikir bahwa anda tidak dapat menyalahkan orang lain atau dunia untuk kekecewaan anda, maka ketika pulang ke rumah, anda mengarahkan kemarahan anda kepada istri dan anak-anak.

Anda memasuki rumah dan seakan-akan Izrail (malaikat pencabut nyawa) telah pulang. Anak-anak menepis bagaikan tikus-tikus di hadapan anda. Tuhan melarang anda untuk mencari-cari kesalahan! Mungkin makanan terlalu asin atau hambar, teh anda belum siap, rumah mungkin dalam keadaan berantakan atau anak-anak ribut, dan ini memberikan alasan yang tepat bagi anda untuk marah-marah di rumah anda sendiri.

Anda kemudian naik pitam dan berteriak kepada semua orang, menyakiti mereka, memukul dan sebagainya. Kemudian anda akan mengubah rumah yang penuh dengan cinta dan persahabatan itu menjadi neraka di mana anda dan seluruh keluarga harus menderita.

Bila anak-anak dapat berlari dari rumah ke jalan, mereka akan melakukannya; dan bila tidak, mereka akan menghitung detik-detik sampai anda keluar dari rumah.

Sangat jelas, betapa menakutkan dan apatisnya keadaan yang tampak sekali di dalam rumah semacam itu. Selalu saja ada percekcokan dan perbantahan. Rumah selalu dalam keadaan berantakan, istri benci melihat wajah suaminya.

Bagaimana seorang wanita dapat hidup bahagia dengan laki-laki pemarah yang selalu bermuka masam itu? Yang paling buruk adalah keadaan anak-anak yang harus tumbuh di dalam lingkungan semacam itu. Pertengkaran keluarganya pasti akan meninggalkan bekas luka di dalam hati dan jiwa mereka yang sangat peka. Anak-anak yang mengalami kesulitan semacam ini cenderung akan menjadi orang agresif, pemarah, tertekan dan putus asa bila mereka dewasa nanti. Mereka akan merasa sedih sekali bila keluarganya tersesat. Mereka mungkin akan masuk ke dalam perangkap orang-orang yang menyeleweng dan melakukan kriminalitas dalam segala bentuk. Mereka mungkin akan menjadi bingung dan terganggu jiwanya sehingga dapat membahayakan jiwa orang lain atau melakukan bunuh diri.

Para pembaca disarankan untuk mengadakan penyelidikan di bidang kriminalitas. Statistik dan harian yang memberitakan masalah-masalah kriminil semua mengungkapkan kenyataan ini.

Tanggung jawab dari semua ini terletak pada pemimpin keluarga yang tidak dapat mengendalikan amarahnya dan telah salah dalam memperlakukan keluarganya. Orang semacam itu tidak akan mendapatkan kedamaian di dunia dan di akhirat nanti.

Bapak yang baik! Kita tidak berada pada suatu posisi di mana kita dapat mengendalikan kejadian-kejadian dunia. Kecelakaan, kesulitan dan kejadian-kejadian yang menimbulkan penderitaan semuanya tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan ini. Setiap orang akan mengalami kesulitan pada waktu-waktu yang berbeda. Sebenarnya, orang akan mencapai kematangan pribadi lewat kesulitan-kesulitan. Orang harus menghadapinya dengan kekuatan dan harus mencoba untuk mencari pemecahannya. Manusia mempunyai kemampuan untuk menghadapi ratusan kesulitan baik yang kecil maupun yang besar dan tidak boleh menyerah dan menganggapnya bernasib buruk.

Kejadian-kejadian dunia bukanlah satu-satunya alasan untuk marah, tetapi sebenarnya sistem saraf kitalah yang terserang oleh kejadian-kejadian semacam itu dan menyebabkan kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Karena, itu bila seseorang dapat mengendalikan dirinya ketika dihadapkan dengan kesulitan hidup, maka orang tidak akan merasa tersinggung atau marah.

Misalnya, anda dihadapkan oleh kejadian yang tidak menyenangkan. Kejadian ini mungkin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan di mana kita tidak dapat ikut campur, atau kita mampu mempercayai keputusan itu sendiri.

Jelas, dalam kasus pertama, perasaan tersinggung kita tidak akan membantu sama sekali. Kita bersalah bila menjadi marah atau naik pitam. Kita harus ingat bahwa kita tidak bertanggung jawab atas terjadinya kejadian itu dan bahkan mencoba menyambutnya dengan wajah tersenyum. Tetapi bila pengalaman buruk kita adalah dari jenis yang kedua, maka kita dapat mencari pemecahannya.

Bila kita tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan mencoba mengendalikan diri kita, tentunya kita - secara bijaksana - dapat mengatasi kesulitan itu. Dalam hal ini kita tidak akan marah dengan sendirinya yang akan menambah kesulitan. Karena itu, orang yang bijaksana tidak akan terpengaruh dengan kesulitan-kesulitan.

Kita mempunyai kemampuan untuk mengatasi semua kesulitan lewat kesabaran dan kebijaksanaan. Apakah tidak patut disayangkan bila kita kehilangan kendali karena kejadian yang tidak dapat kita elakkan dalam kehidupan ?

Lebih lagi, mengapa anda harus menyalahkan istri dan anak-anak karena nasib yang tidak baik ini?

Istri anda mengerjakan tugasnya. Ia harus merawat rumah dan anak-anak. Ia harus mencuci, menyetrika, masak dan membersihkan rumah, dan lain-lain. Anda harus mendorongnya dengan memperlakukannya secara benar.

Anak-anak juga melakukan tugas mereka. Mereka pun menunggu ayah mereka untuk membuat mereka bahagia. Ajarkan hal-hal yang benar kepada mereka dan doronglah mereka dalam belajar.

Apakah adil bila anda menghadapi keluarga anda dengan bermuka masam dan bersikap marah?

Mereka mengharapkan anda untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka agar menjadi hak mereka. Mereka mengharapkan kebaikan dari anda dan menginginkan anda untuk bercakap-cakap dengan lembut kepada mereka dan berkelakuan menyenangkan.

Mereka akan membenci anda karena menyakiti hati mereka dan mengubah rumah menjadi tempat yang gelap di mana tak ada secercah kebahagiaan di dalamnya.

Tahukah anda sampai di mana mereka akan menderita karena sikap anda yang kasar dan tidak menyenangkan?

Walaupun anda tidak bersungguh-sungguh terhadap keluarga anda, paling sedikit kasihanilah diri anda sendiri. Anda harus yakin bahwa kesehatan anda akan hancur karena sifat pemarah.

Bagaimana anda dapat terus bekerja dan berhasil mencapai sesuatu? Mengapa anda harus mengubah rumah anda menjadi neraka ?

Apakah tidak lebih baik bila anda selalu gembira dan menghadapi kesulitan dengan kebijaksanaan dan bukan dengan amarah?

Apakah tidak lebih baik anda percaya bahwa marah tidak akan menyelesaikan persoalan tetapi bahkan akan menambah-nambah persoalan. Apakah anda tidak setuju bahwa, ketika berada di rumah, anda harus beristirahat dan memulihkan kekuatan supaya mendapatkan pemecahan yang sesuai untuk persoalan anda dengan pikiran yang jernih? Anda harus menjumpai keluarga anda dengan wajah tersenyum. Anda sebaiknya bergurau dengan mereka dengan cara yang baik dan mencoba menciptakan suasana babagia di rumah. Anda sebaiknya makan dan minum bersama mereka dan beristirahat. Dengan demikian anda dan keluarga akan menikmati hidup ini dan akan mengatasi persoalan anda dengan mudah.

Itulah sebabnya agama Islam yang suci menganggap kelakuan baik sebagai sebagian dari agama dan tanda keimanan yang paling tinggi.

Rasulullah SAW. mengatakan: "Barangsiapa yang lebih baik kelakuannya, maka ia lebih sempurna imannya. Yang terbaik di antara kamu adalah yang berbuat baik kepada keluarganya."

Rasulullah SAW juga menegaskan: "Tak ada perbuatan yang lebih baik daripada kelakuan yang baik."

2 comments:

T A T A R I said...

bagus deh postingan yg ini..
pa kabar bang??
semoga sehat selalu yee

CUPI said...

pindah posting ke flickr ya bang .. :) btw icon flickr nya udah pro .. mantep ..he..he..he..