Ramadhan semakin dekat. Sudah siapkah kita menyambut bulan obral ini? Sudah siapkah kita secara mental dan fisik memasuki bulan pelatihan ini? Semoga ... amien!
Rindu Kami Padamu
Bimbo
Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Aaah ... tempat 'berhenti' sejenak ntuk mikir-mikir mau dibawa kemana sih hidup ini ... :-)
Wednesday, September 28, 2005
Kajian 28 September 2005
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepadad mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. QS Al Anfaal 2.
Tuesday, September 27, 2005
Resensi DVD/CD Musik
Weekend kemarin saya berkesempatan 'menjenguk' Mangga Dua. Hebat amat musti dijenguk hehehe ... tanpa terasa sudah 2 bulan nggak ke Mangga Dua, padahal biasanya paling tidak 1 bulan sekali main ke tempat yang termasyhur ini ... :-P
Seperti biasa cari-cari DVD untuk anak-anak (dan bapaknya), CD/DVD musik, browsing peralatan komputer, elektronik, kamera, berbagai jenis gadget, dan tentunya mampir ke toko audio langganan. Yang menyenangkan dari kunjungan kali ini ialah saya berhasil 'menemukan' 1 buah CD dan 2 buah DVD musik yang cocok - banget! - dengan selera saya.
DVD yang pertama ialah pertunjukan musik Mario Frangoulis di Thessaloniki, beautiful outdoor Theatre of the Earth. Seperti nama tempatnya, lokasi konser ini indah sekali. Tempatnya terbuka berbentuk setengah collosseum, acaranya malam hari dengan pancaran sinar warna-warni yang membuat suasana 'terasa' nyaman dan hangat. Mario sendiri adalah seorang penyanyi tenor seperti Josh Groban maupun Russell Watson. Kalau Josh bertampang imut-imut dan menggemaskan, Russell tampang penyanyi pop yang ganteng, Mario memiliki fisik yang gagah dan wajah yang macho. Suaranya mantap, keren, dan ke-macho-annya tergambar dengan jelas dengan suara dan gayanya bernyanyi.
Satu lagu yang sangat menarik adalah Naturaleza Muerta. Lagu yang juga dinyanyikan oleh Josh Groban ini menceritakan tentang sepasang kekasih Anna dan Miguel dan sibuk menjalin rajutan cinta. Suatu hari Miguel berlayar. Karena sang laut 'cemburu' dengan cintanya kepada Anna, akhirnya Miguel 'ditelan' ombak dan tak pernah kembali. Anna dengan sabar menunggu ... hingga menurut cerita orang-orang ia berubah menjadi batu putih yang diselimuti oleh pasir dan karang. Anna tetap menunggu ... dan menurut orang-orang pada saat badai menerpa pantai itu, terdengar sayup-sayup Miguel yang mencari kekasihnya ... romantis but sedih ... dan Mario menyanyikannya dengan penuh perasaan membuat hati penonton turut berduka ....
DVD yang kedua ialah penampilan Teresa Teng di HongKong tahun 1976. Udah lama juga yak! Teresa Teng adalah salah satu penyanyi terbaik Cina/Taiwan di samping Cai Qin. Suaranya luar biasa! Ia bernyanyi seperti sedang ngobrol saja, tidak kelihatan sibuk menarik urat leher maupun mencari-cari nafas. Santai namun lantang, jangkauan nada yang lebar, dan indah ... Di DVD ini ia menyanyikan A Bridge Over Troubled Waternya Simon & Garfunkel. Yang tahu lagu ini tentunya paham kalau lagu ini dimulai dengan nada-nada rendah namun berakhir dengan nada tinggi dan panjang. Dan Teresa menyanyikannnya bak ia sedang mengobrol dengan tetangganya, santai banget rek! Terus terang setelah menonton DVD ini saya membulatkan tekad untuk mengoleksi CD-CDnya ... :-)
Satu CD yang saya beli kemarin adalah oleh Inger Marie Gundersen berjudul Make this moment. CD ini sangat direkomendasikan oleh audiophile-ers. Cuma karena saya bandel, saya tidak terlalu percaya dengan rekomendasi ini sampai kemarin saya mendengarkannya sendiri. Rekamannya sangat bersih! Permainan alat musiknya mantap, sederhana, namun sangat musikal. Bagaimana dengan suara Inger sendiri? Sangat baik, seperti permainan alat musiknya, ia menyanyi dengan sederhana namun memukau. CD ini benar-benar memukau saya ... mampu membuat saya terpaku berkonsentrasi penuh di depan sistem audio saya hingga selesai. Tidak banyak CD yang bisa membuat saya terpaku seperti ini. Highly recommended!.
Well ... cukup panjang juga review kali ini. Siapa tahu ada yang jadi penasaran dan ikutan beli ... :-P
Seperti biasa cari-cari DVD untuk anak-anak (dan bapaknya), CD/DVD musik, browsing peralatan komputer, elektronik, kamera, berbagai jenis gadget, dan tentunya mampir ke toko audio langganan. Yang menyenangkan dari kunjungan kali ini ialah saya berhasil 'menemukan' 1 buah CD dan 2 buah DVD musik yang cocok - banget! - dengan selera saya.
DVD yang pertama ialah pertunjukan musik Mario Frangoulis di Thessaloniki, beautiful outdoor Theatre of the Earth. Seperti nama tempatnya, lokasi konser ini indah sekali. Tempatnya terbuka berbentuk setengah collosseum, acaranya malam hari dengan pancaran sinar warna-warni yang membuat suasana 'terasa' nyaman dan hangat. Mario sendiri adalah seorang penyanyi tenor seperti Josh Groban maupun Russell Watson. Kalau Josh bertampang imut-imut dan menggemaskan, Russell tampang penyanyi pop yang ganteng, Mario memiliki fisik yang gagah dan wajah yang macho. Suaranya mantap, keren, dan ke-macho-annya tergambar dengan jelas dengan suara dan gayanya bernyanyi.
Satu lagu yang sangat menarik adalah Naturaleza Muerta. Lagu yang juga dinyanyikan oleh Josh Groban ini menceritakan tentang sepasang kekasih Anna dan Miguel dan sibuk menjalin rajutan cinta. Suatu hari Miguel berlayar. Karena sang laut 'cemburu' dengan cintanya kepada Anna, akhirnya Miguel 'ditelan' ombak dan tak pernah kembali. Anna dengan sabar menunggu ... hingga menurut cerita orang-orang ia berubah menjadi batu putih yang diselimuti oleh pasir dan karang. Anna tetap menunggu ... dan menurut orang-orang pada saat badai menerpa pantai itu, terdengar sayup-sayup Miguel yang mencari kekasihnya ... romantis but sedih ... dan Mario menyanyikannya dengan penuh perasaan membuat hati penonton turut berduka ....
DVD yang kedua ialah penampilan Teresa Teng di HongKong tahun 1976. Udah lama juga yak! Teresa Teng adalah salah satu penyanyi terbaik Cina/Taiwan di samping Cai Qin. Suaranya luar biasa! Ia bernyanyi seperti sedang ngobrol saja, tidak kelihatan sibuk menarik urat leher maupun mencari-cari nafas. Santai namun lantang, jangkauan nada yang lebar, dan indah ... Di DVD ini ia menyanyikan A Bridge Over Troubled Waternya Simon & Garfunkel. Yang tahu lagu ini tentunya paham kalau lagu ini dimulai dengan nada-nada rendah namun berakhir dengan nada tinggi dan panjang. Dan Teresa menyanyikannnya bak ia sedang mengobrol dengan tetangganya, santai banget rek! Terus terang setelah menonton DVD ini saya membulatkan tekad untuk mengoleksi CD-CDnya ... :-)
Satu CD yang saya beli kemarin adalah oleh Inger Marie Gundersen berjudul Make this moment. CD ini sangat direkomendasikan oleh audiophile-ers. Cuma karena saya bandel, saya tidak terlalu percaya dengan rekomendasi ini sampai kemarin saya mendengarkannya sendiri. Rekamannya sangat bersih! Permainan alat musiknya mantap, sederhana, namun sangat musikal. Bagaimana dengan suara Inger sendiri? Sangat baik, seperti permainan alat musiknya, ia menyanyi dengan sederhana namun memukau. CD ini benar-benar memukau saya ... mampu membuat saya terpaku berkonsentrasi penuh di depan sistem audio saya hingga selesai. Tidak banyak CD yang bisa membuat saya terpaku seperti ini. Highly recommended!.
Well ... cukup panjang juga review kali ini. Siapa tahu ada yang jadi penasaran dan ikutan beli ... :-P
Kajian 27 September 2005
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhamu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepadaNya mereka bersujud. QS Al A'raaf 206.
Sunday, September 25, 2005
Sajadah Panjang
Pagi tadi sekeluarga takziah, mengunjungi teman yang orang tuanya baru berpulang ke Rahmatullah. Saya selalu tercenung di tengah-tengah kesibukan seperti tadi pagi. Orang yang hilir-mudik mengucapkan rasa turut berduka cita, kesedihan yang menyelimuti suasana, kursi-kursi dan tenda untuk tamu-tamu yang datang, suasana hikmat yang mewarnai orang-orang yang mengaji, hingga kesibukan 'logistik' seperti untuk memandikan, keranda mayat, kain kafan.
Saat mensholati suasana semakin mengharukan, isak tangis terdengar di sana-sini. Hingga di saat memasukkan sang mayat ke dalam liang kubur diiringi ayat-ayat Al Qur'an, rasa kesedihan pun hinggap di seluruh hati yang hadir. Perlahan-lahan tanah dipacul untuk menutupi liang kubur, bunga ditabur, hatipun tersayat karena benar-benar sudah nyata kalau perpisahan benar-benar terjadi, kenyataan hidup baru yang harus diterima. Akhirnya kaki pun melangkah berangsur-angsur meninggalkan pemakaman, "Selamat tinggal .... semoga diterima amal ibadahNya" ...
Di saat-saat seperti ini hatipun tertegun dan mencari pegangan. Siapa, kemana, dimana ... yang tidak fana, yang Maha Adil, yang Maha Pengasih? Kemana hati ini bisa mencari perlindungan, keteduhan dari kesedihan ini?
Bagaimana dengan kami yang masih hidup di dunia fana ini, sanggupkah kami jika saatnya tiba untuk berada di sisi yang lain dari peristiwa ini? Sanggupkah kami - kita menghadap pengadilan hidup ini dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita lakukan semasa hidup kita? Apa bekal kita untuk berangkat? Apa bekal untuk orang-orang yang kita tinggalkan?
Setiap kali saya selalu tercenung ...
Sajadah Panjang
Bimbo
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Di selingi sekedar interupsi
Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya
Mengingat Dikau sepenuhnya
Saat mensholati suasana semakin mengharukan, isak tangis terdengar di sana-sini. Hingga di saat memasukkan sang mayat ke dalam liang kubur diiringi ayat-ayat Al Qur'an, rasa kesedihan pun hinggap di seluruh hati yang hadir. Perlahan-lahan tanah dipacul untuk menutupi liang kubur, bunga ditabur, hatipun tersayat karena benar-benar sudah nyata kalau perpisahan benar-benar terjadi, kenyataan hidup baru yang harus diterima. Akhirnya kaki pun melangkah berangsur-angsur meninggalkan pemakaman, "Selamat tinggal .... semoga diterima amal ibadahNya" ...
Di saat-saat seperti ini hatipun tertegun dan mencari pegangan. Siapa, kemana, dimana ... yang tidak fana, yang Maha Adil, yang Maha Pengasih? Kemana hati ini bisa mencari perlindungan, keteduhan dari kesedihan ini?
Bagaimana dengan kami yang masih hidup di dunia fana ini, sanggupkah kami jika saatnya tiba untuk berada di sisi yang lain dari peristiwa ini? Sanggupkah kami - kita menghadap pengadilan hidup ini dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita lakukan semasa hidup kita? Apa bekal kita untuk berangkat? Apa bekal untuk orang-orang yang kita tinggalkan?
Setiap kali saya selalu tercenung ...
Sajadah Panjang
Bimbo
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Di selingi sekedar interupsi
Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya
Mengingat Dikau sepenuhnya
Kajian 25 September 2005
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. QS. Al A'raaf 205.
Thursday, September 22, 2005
Katedral vs Bazar
Ah ... akhirnya ketemu juga tulisan lama (tahun 98??) mengenai metode pengembangan software sewaktu masih jadi linux evangelist. Sekarang masih juga sih ... linux evangelist yang malas ... :-P
Hidup Ada di Tangan Kita
Judul di atas adalah judul tulisan Arvan. Ya ... saya setuju, hidup kita adalah tergantung kita, bukan tergantung perusahaan kita bekerja, bukan lingkungan kita, bukan orang-orang di sekitar kita, bukan nasib negeri ini. Tentunya dengan bersandarkan kepadaNya, kita harus yakin bahwa hidup kita ada di tangan kita ...
Menurut Arvan, ada beberapa paradigma yang perlu kita rubah agar kita benar-benar bisa 'memegang' hidup kita.
Yang pertama, dalam menghadapi persoalan hidup ini, memulainya dengan kata "Apa" dan bukan "Mengapa". Kata "apa" membuat kita lebih memiliki rasa kontrol dibandingkan kata "mengapa" yang sudah mendudukkan diri kita sendiri sebagai obyek. Seperti jika ada sistem kantor yang down, pertanyaan "Mengapa ini terjadi?" lebih mengarah pada menyesali hal yang sudah terjadi ini sekaligus mencari sumber kesalahan atau lebih buruk lagi kambing hitamnya. Sementara pertanyaan "Apa yang bisa kita lakukan dalam situasi ini?" segera merubah posisi kita sebagai man-in-action, berperan aktif untuk menyelesaikan masalah ini.
Yang kedua, situasi biasanya menjadi benar-benar buruk bukan karena situasi itu sendiri tapi lebih karena respons kita terhadap situasi itu. Kita sering lihat ini setidaknya digambarkan dalam sinetron-sinetron di TV. Hanya karena masalah sedikit, sang aktor/aktris mengamuk nggak ketulungan ... atau histeris nggak ketulungan ... atau kalap nggak ketulungan. Akibatnya ya masalah sedikit jadi membesar nggak ketulungan (hehehe ... raja ketulungan nih).
Yang ketiga, kita harus sadar bahwa meski kita tidak bisa memilih lingkungan kita, kita memiliki kebebasan untuk memilih respons dan tindakan kita. Seperti Pavlov, kita harus sadar bahwa kita punya kekuatan yang jauh melebihi segala 'tekanan' hidup ini.
Yang keempat, walaupun kita bisa memilih tindakan/respons apa yang akan kita lakukan, kita tidak dapat mengontrol akibat dan konsekuensi pilihan kita itu. Ada hukum alam yang berlaku bagi siapa saja, kapan saja. Misalnya hukum pertumbuhan dan perkembangan ....
Yang kelima, kita harus mampu memisahkan stimulus hidup ini dengan responsnya. Kita harus bisa mengontrol dan memiliki kebebasan untuk memilih respons yang akan kita berikan.
Yang keenam, kita perlu merubah paradigma kita dari "Memiliki" menjadi "Menjadi". Memiliki adalah sesuatu yang fana, sesuatu yang dengan mudah hilang dan muncul dalam hidup kita. Sementara konsep menjadi adalah menggantungkan dan memulai diri dari dalam. Stephen Covey menyebut ini sebagai konsep inside-out.
===
Satu tambahan dari saya, yang ketujuh, kita harus seyakin-yakinnya bahwa ada Yang Maha Kuasa di atas segala-galanya. Adalah tugas kita untuk senantiasa berusaha dan senantiasa yakin bahwa Ia akan memberikan yang sebaik-baiknya bagi hambaNya yang berusaha.
Menurut Arvan, ada beberapa paradigma yang perlu kita rubah agar kita benar-benar bisa 'memegang' hidup kita.
Yang pertama, dalam menghadapi persoalan hidup ini, memulainya dengan kata "Apa" dan bukan "Mengapa". Kata "apa" membuat kita lebih memiliki rasa kontrol dibandingkan kata "mengapa" yang sudah mendudukkan diri kita sendiri sebagai obyek. Seperti jika ada sistem kantor yang down, pertanyaan "Mengapa ini terjadi?" lebih mengarah pada menyesali hal yang sudah terjadi ini sekaligus mencari sumber kesalahan atau lebih buruk lagi kambing hitamnya. Sementara pertanyaan "Apa yang bisa kita lakukan dalam situasi ini?" segera merubah posisi kita sebagai man-in-action, berperan aktif untuk menyelesaikan masalah ini.
Yang kedua, situasi biasanya menjadi benar-benar buruk bukan karena situasi itu sendiri tapi lebih karena respons kita terhadap situasi itu. Kita sering lihat ini setidaknya digambarkan dalam sinetron-sinetron di TV. Hanya karena masalah sedikit, sang aktor/aktris mengamuk nggak ketulungan ... atau histeris nggak ketulungan ... atau kalap nggak ketulungan. Akibatnya ya masalah sedikit jadi membesar nggak ketulungan (hehehe ... raja ketulungan nih).
Yang ketiga, kita harus sadar bahwa meski kita tidak bisa memilih lingkungan kita, kita memiliki kebebasan untuk memilih respons dan tindakan kita. Seperti Pavlov, kita harus sadar bahwa kita punya kekuatan yang jauh melebihi segala 'tekanan' hidup ini.
Yang keempat, walaupun kita bisa memilih tindakan/respons apa yang akan kita lakukan, kita tidak dapat mengontrol akibat dan konsekuensi pilihan kita itu. Ada hukum alam yang berlaku bagi siapa saja, kapan saja. Misalnya hukum pertumbuhan dan perkembangan ....
Yang kelima, kita harus mampu memisahkan stimulus hidup ini dengan responsnya. Kita harus bisa mengontrol dan memiliki kebebasan untuk memilih respons yang akan kita berikan.
Yang keenam, kita perlu merubah paradigma kita dari "Memiliki" menjadi "Menjadi". Memiliki adalah sesuatu yang fana, sesuatu yang dengan mudah hilang dan muncul dalam hidup kita. Sementara konsep menjadi adalah menggantungkan dan memulai diri dari dalam. Stephen Covey menyebut ini sebagai konsep inside-out.
===
Satu tambahan dari saya, yang ketujuh, kita harus seyakin-yakinnya bahwa ada Yang Maha Kuasa di atas segala-galanya. Adalah tugas kita untuk senantiasa berusaha dan senantiasa yakin bahwa Ia akan memberikan yang sebaik-baiknya bagi hambaNya yang berusaha.
Kajian 22 September 2005
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. QS Al A'raaf 56.
Wednesday, September 21, 2005
Tips seputar ikhlas
Beberapa hari yang lalu mendengarkan Aa Gym di radio memberikan kuliah subuh. Beliau menitipkan 2 tips sederhana sebagai berikut:
- Jangan pernah mengingat-ngingat jasa kita kepada orang lain
- Sebaliknya, ingatlah selalu dosa-dosa kita
Sederhana memang. Cuma pelaksanaannya sulit sekali. Arvan menulis soal 3 Syukur Setiap Hari. Sekarang Aa Gym mengingatkan kita untuk mengingat dosa-dosa kita dalam saat-saat kita 'bertemu' denganNya. Apa bisa kita lakukan ini secara kontinyu?
Yang sering terjadi ialah kesibukan kita membuat kita 'tenggelam' dan lupa untuk selalu bersyukur dan mengingat dosa-dosa kita. Hmmm .... (menghela nafas panjang) ....
- Jangan pernah mengingat-ngingat jasa kita kepada orang lain
- Sebaliknya, ingatlah selalu dosa-dosa kita
Sederhana memang. Cuma pelaksanaannya sulit sekali. Arvan menulis soal 3 Syukur Setiap Hari. Sekarang Aa Gym mengingatkan kita untuk mengingat dosa-dosa kita dalam saat-saat kita 'bertemu' denganNya. Apa bisa kita lakukan ini secara kontinyu?
Yang sering terjadi ialah kesibukan kita membuat kita 'tenggelam' dan lupa untuk selalu bersyukur dan mengingat dosa-dosa kita. Hmmm .... (menghela nafas panjang) ....
Kajian 21 September 2005
Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS Al A'raaf 55.
Tuesday, September 20, 2005
Seputar Pisangan - Jatinegara
Sepulang kantor menyusuri jalan
Banyak gadis-gadis berdiri di pinggir jalan
Satu, dua, tiga, berpakaian ketat dan warna menyolok
Setiap lima meter ... di sela-sela truk yang parkir di pinggir jalan
Sedang apa mereka?
Melirik jam, baru 8.15 malam.
Wah ... jangan-jangan
Jangan-jangan .... mereka sedang 'berjualan'??!!
Sementara saya habis membual-bual seharian ini
mengenai how good we are
Then had dinner dengan masakan Eropa
di lantai 50 sambil menikmati atmosfir Jakarta di malam hari diiringi dentingan piano
Lalu meluncur pulang
di atas mobil nyaman ber-AC
menikmati mulusnya jalan beraspal
ditemani sayatan biola, musik yang menceritakan kepedihan hati
Untuk sampai di rumah
get some rest and sleep
Melupakan pemandangan tadi
Dan bersiap untuk bualan baru esok hari
Kata kawanku, "Orang bilang, ibu kota lebih kejam dari ibu tiri"
Ya ... betul juga ya ...
Mungkin saya nggak punya kemampuan
Nggak punya posisi
Nggak punya 'backing'
Dan yang paling mendasar nggak punya niat ....
Mungkin yang saya bisa niatkan
ialah setidaknya membantu orang di sekitar saya
Teman kantor, tetangga
keluarga
dan saya sendiri
Saya juga harus senantiasa bersyukur
dan memahami kekurangan diri
dan memahami kebodohan diri
dan berhenti mencoba memaksa diri untuk berbuat di luar kemampuan saya
Tapi setidaknya saya bisa membantu orang di sekitar saya
ya ...
setidaknya
itu bisa dan harus saya lakukan
Banyak gadis-gadis berdiri di pinggir jalan
Satu, dua, tiga, berpakaian ketat dan warna menyolok
Setiap lima meter ... di sela-sela truk yang parkir di pinggir jalan
Sedang apa mereka?
Melirik jam, baru 8.15 malam.
Wah ... jangan-jangan
Jangan-jangan .... mereka sedang 'berjualan'??!!
Sementara saya habis membual-bual seharian ini
mengenai how good we are
Then had dinner dengan masakan Eropa
di lantai 50 sambil menikmati atmosfir Jakarta di malam hari diiringi dentingan piano
Lalu meluncur pulang
di atas mobil nyaman ber-AC
menikmati mulusnya jalan beraspal
ditemani sayatan biola, musik yang menceritakan kepedihan hati
Untuk sampai di rumah
get some rest and sleep
Melupakan pemandangan tadi
Dan bersiap untuk bualan baru esok hari
Kata kawanku, "Orang bilang, ibu kota lebih kejam dari ibu tiri"
Ya ... betul juga ya ...
Mungkin saya nggak punya kemampuan
Nggak punya posisi
Nggak punya 'backing'
Dan yang paling mendasar nggak punya niat ....
Mungkin yang saya bisa niatkan
ialah setidaknya membantu orang di sekitar saya
Teman kantor, tetangga
keluarga
dan saya sendiri
Saya juga harus senantiasa bersyukur
dan memahami kekurangan diri
dan memahami kebodohan diri
dan berhenti mencoba memaksa diri untuk berbuat di luar kemampuan saya
Tapi setidaknya saya bisa membantu orang di sekitar saya
ya ...
setidaknya
itu bisa dan harus saya lakukan
Monday, September 19, 2005
Kado pernikahan
Akhir-akhir ini undangan pernikahan sibuk bersliwearan. Entah Jum'at malam, Sabtu, hingga Minggu malam. Entah teman lama, teman kantor, tetangga, saudara, semuanya bergantian. Hari baik, bulan baik ... :-)
Yang menarik di sini adalah kita sudah sangat terbiasa (terkondisikan) untuk memberikan kado pernikahan dalam bentuk uang. Memang mungkin sudah jarang ada kartu undangan pernikahan yang diselipi kata-kata "tanpa mengurangi rasa hormat bla bla bla ..." Namun pada saat kita datang, biasanya bagian penerimaan tamu tidak menyiapkan tempat untuk menerima kado rice cooker, tea set, cooking set dan sebagainya. Yang ada cuma semacam celengan untuk menyelipkan uang. (BTW, mungkin ada yang ngasih berbagai jenis kunci kali ya, tapi langsung diselipkan ke tangan sang pengantin hehehe ...).
Menimbang satu dan lain hal, akhirnya saya dan istri memutuskan memberikan kado yang lain, buku! Biasanya buku berjudul "Kado untuk istriku" karangan Faudhil Adhim. Buku ini cukup tebal dan berisi berbagai topik seputar pernikahan, mulai dari proses melamar, ijab kabul, malam pertama, dan seterusnya. Dibungkus dengan rapi, kami bawalah ke acara resepsi pernikahan ...
Tentunya aksi ini membuat seksi tamu kerepotan. Buku rek! Tebal lagi! Simpan di mana ya?? Akhirnya biasanya mereka taruh di meja, mungkin karena bingung taruh di mana. Setiap kali kami pulang dan kami lirik ... eh, bukunya ada di atas meja ... :-)
Yang menarik ialah ternyata semua (rasanya sih semua) yang kami hadiahi buku ini sangat senang. "Terima kasih pak/bang, bu/kak/mbak, bukunya bagus banget ..." alhamdulillah.
Di satu sisi kami bersyukur hadiah itu bermanfaat. Di sisi lain mungkin ini membuktikan bahwa banyak manfaat buku yang tidak kita sadari? Kita mungkin lupa dalam mengarungi hidup ini tidak perlu selalu pakai model try-and-error. Banyak buku yang bisa kita pakai sebagai salah satu tuntunan ...
Yang pasti, salah satu modal utama saya menikah dulu adalah dengan membaca buku-buku seputar pernikahan ... :-)
Yang menarik di sini adalah kita sudah sangat terbiasa (terkondisikan) untuk memberikan kado pernikahan dalam bentuk uang. Memang mungkin sudah jarang ada kartu undangan pernikahan yang diselipi kata-kata "tanpa mengurangi rasa hormat bla bla bla ..." Namun pada saat kita datang, biasanya bagian penerimaan tamu tidak menyiapkan tempat untuk menerima kado rice cooker, tea set, cooking set dan sebagainya. Yang ada cuma semacam celengan untuk menyelipkan uang. (BTW, mungkin ada yang ngasih berbagai jenis kunci kali ya, tapi langsung diselipkan ke tangan sang pengantin hehehe ...).
Menimbang satu dan lain hal, akhirnya saya dan istri memutuskan memberikan kado yang lain, buku! Biasanya buku berjudul "Kado untuk istriku" karangan Faudhil Adhim. Buku ini cukup tebal dan berisi berbagai topik seputar pernikahan, mulai dari proses melamar, ijab kabul, malam pertama, dan seterusnya. Dibungkus dengan rapi, kami bawalah ke acara resepsi pernikahan ...
Tentunya aksi ini membuat seksi tamu kerepotan. Buku rek! Tebal lagi! Simpan di mana ya?? Akhirnya biasanya mereka taruh di meja, mungkin karena bingung taruh di mana. Setiap kali kami pulang dan kami lirik ... eh, bukunya ada di atas meja ... :-)
Yang menarik ialah ternyata semua (rasanya sih semua) yang kami hadiahi buku ini sangat senang. "Terima kasih pak/bang, bu/kak/mbak, bukunya bagus banget ..." alhamdulillah.
Di satu sisi kami bersyukur hadiah itu bermanfaat. Di sisi lain mungkin ini membuktikan bahwa banyak manfaat buku yang tidak kita sadari? Kita mungkin lupa dalam mengarungi hidup ini tidak perlu selalu pakai model try-and-error. Banyak buku yang bisa kita pakai sebagai salah satu tuntunan ...
Yang pasti, salah satu modal utama saya menikah dulu adalah dengan membaca buku-buku seputar pernikahan ... :-)
Kajian 19 September 2005
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh. Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. QS Al A'raf 42.
Sunday, September 18, 2005
Setiap Habis Ramadhan
Bimbo
Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya
Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya
Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya
Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan
Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya
Kajian 18 September 2005
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayatKu, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. QS Al A'raaf 35.
Akhir minggu pertengahan September 2005
Seperti saya duga, kesibukan menerjang tiada henti. Benar-benar kondisi badan dan mental harus dijaga karena perjalanan masih panjang. Tapi sekuat-kuatnya tetap saja, kalau sudah Jum'at malam keduanya seperti 'mogok' hehehe ... badan terasa letih luar biasa sementara otak dan semangat jalan di tempat. Buka blog aja males .... rasanya kepingin duduk-duduk saja santai sambil baca artikel, koran, cerita ringan ... seperti sekarang, hari Minggu sore baru bisa 'mulai' lagi ...
Sudah tinggal beberapa minggu lalu Ramadhan ... harusnya sudah mulai siap-siap nih. Aaaah ... Satu milestone lagi akhir minggu depan, mudah-mudahan setelah itu bisa ngaso ... :-)
Apa kabar semua, semoga dalam keadaan sehat wal afiat ya, amien!
Sudah tinggal beberapa minggu lalu Ramadhan ... harusnya sudah mulai siap-siap nih. Aaaah ... Satu milestone lagi akhir minggu depan, mudah-mudahan setelah itu bisa ngaso ... :-)
Apa kabar semua, semoga dalam keadaan sehat wal afiat ya, amien!
Tuesday, September 13, 2005
KISS (Keep It Simple Stupid)
Artikel pendek yang saya dapat dari teman saya ... :-)
Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.
Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini :
1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.
Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan pensil!.
3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang
sejumlah pakar untuk men-solve.
Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".
-----
Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.
Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.
Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini :
1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.
Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan pensil!.
3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang
sejumlah pakar untuk men-solve.
Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".
-----
Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.
Kajian 13 September 2005
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS Al A'raaf 31.
Friday, September 09, 2005
Tiga Syukur setiap hari
Apa kabar semua? Hv a nice weekend ya! Berikut tulisan Arvan Pradiansyah dari harian Republika ...
Seorang wanita yang baru saja meninggal ternyata merindukan kehidupan yang baru saja ditinggalkannya. Ia berharap bisa ''mengunjungi'' kembali salah satu hari yang ''tidak penting'' yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ketika harapannya dikabulkan, ia menyadari betapa selama ini ia menjalani hidupnya tanpa rasa syukur, seakan-akan semua itu sudah selayaknya menjadi miliknya.
Akhirnya kunjungannya itu menjadi beban berat yang tak tertanggungkan olehnya. ''Saya tidak menyadari,'' katanya dengan penuh sesal, ''Semua yang terjadi tak pernah kita sadari benar. Selamat tinggal, rumahku. suami dan putri kesayanganku.... Ibu dan ayah.... Selamat tinggal detak jam dinding dan bunga-bunga yang indah di pekarangan. Dan makanan dan kopi. Dan baju-baju yang baru diseterika dan air mandi hangat .... dan saat-saat tidur dan terjaga. Oh hidup, kau terlalu mengagumkan hingga orang tak menyadari betapa mengagumkannya engkau.''
Itulah salah satu adegan yang cukup menyentuh dalam sebuah drama karya Thornton Wilder - seorang pengarang Amerika -- berjudul Our Town. Wilder nampaknya ingin mengingatkan kita untuk senantiasa menikmati hari dengan penuh rasa syukur. Setiap hari sebetulnya adalah istimewa. Sayang, kita sering tak menyadarinya karena ''mata'' kita tertutup. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi satu kiat untuk menikmati hidup yang indah. Saya menyebutnya ''Tiga Syukur Setiap Hari.''
Kiat ini sangat sederhana dan dapat Anda terapkan mulai hari ini juga. Menjelang tidur setiap malam, cobalah Anda cari tiga hal yang pantas Anda syukuri hari ini sebagai rahmat dan anugerah dari Tuhan. Tiga hal saja. Tidak sulit bukan?
Kalau kebetulan hari ini Anda mendapatkan berbagai ''kabar baik'' tentunya tak sulit melakukannya. Tapi, bagaimana kalau hari ini berlalu dengan berbagai kesulitan bahkan musibah: anak Anda sakit, dompet Anda hilang, Anda baru dimarahi atasan, mobil Anda ditabrak orang, atau orang tua Anda dirawat di rumah sakit. Kalau demikian apa yang harus kita syukuri?
Kalau pertanyaan itu yang Anda ajukan, nampaknya kita perlu memahami tiga hal berikut. Pertama, bersyukur sebetulnya tidaklah hanya dapat kita lakukan di saat senang, tetapi juga di saat susah. Kita perlu menyadari bahwa setiap musibah selalu mengandung 'rahmat' yang terselubung. Musibah adalah alat yang sangat ampuh untuk membuka mata kita pada banyaknya kenikmatan yang telah kita lupakan.
Kedua, dalam menerima musibah kita perlu senantiasa bersyukur bahwa hal itu tidaklah terlalu buruk. Falsafah Jawa mengenal istilah ''Masih untung.'' Ini sebuah cara pandang yang sangat spiritual. Belum lama ini anak saya yang berusia 3 tahun jatuh di kamar mandi sehingga kepalanya harus dijahit di rumah sakit. Sudah tentu kami sekeluarga sangat sedih dan prihatin. Tapi, malam itu saya masih bisa bersyukur karena ternyata luka yang dialaminya tak terlalu parah dan akan membaik dalam beberapa hari ke depan.
Paradigma ''Masih untung'' ini bukanlah sekadar untuk menghibur dan menyenang-nyenangkan diri. Sikap ini didasari oleh keyakinan mendalam bahwa Tuhan senantiasa melindungi kita. Bahwa rahmat selalu ada di sekitar kita betapa pun kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi keteraturan, dan kekeruhan menjadi kejernihan. Lebih dari itu hidup kita akan senantiasa diliputi perasaan penuh. Apapun yang sudah kita miliki menjadi cukup, bahkan berlebih.
Ketiga, kita seringkali tak dapat menemukan hal-hal yang patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal, segala sesuatu tidak terjadi begitu saja. Semuanya karena rahmat Tuhan. Mungkin Anda tidak merasa mendapatkan hal istimewa pada suatu hari. Tapi, bukankah hari itu kita dan seluruh anggota keluarga sampai di rumah dengan selamat? Bukankah kita masih bisa menikmati makanan yang lezat? Bukankah jantung kita masih terus berdetak, nafas kita pun tak pernah berhenti? Bukankah kita masih dapat melihat, mendengar, berjalan, dan bekerja?
Hal-hal yang saya sebut di atas seringkali kita anggap sebagai sesuatu yang remeh, dan terjadi begitu saja. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Coba Anda saksikan acara Tali Kasih yang dipandu Dewi Hughes di sebuah televisi swasta. Anda akan sadar, bahkan mungkin sambil meneteskan air mata menyaksikan betapa banyaknya orang yang tak dapat menikmati hal-hal yang kita anggap remeh tadi. Menyaksikan acara-acara seperti ini akan membuka mata hati kita akan betapa banyaknya rahmat yang sering kita lupakan dalam hidup ini.
Pembaca yang budiman, mulai nanti malam cobalah kiat sederhana ini. ''Tiga Syukur Setiap Hari'' akan mengubah cara pandang Anda terhadap hidup. Dengan demikian Anda akan merasakan hidup yang begitu indah, penuh rahmat, berkecukupan, dan berkelimpah-ruahan.
Seorang wanita yang baru saja meninggal ternyata merindukan kehidupan yang baru saja ditinggalkannya. Ia berharap bisa ''mengunjungi'' kembali salah satu hari yang ''tidak penting'' yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ketika harapannya dikabulkan, ia menyadari betapa selama ini ia menjalani hidupnya tanpa rasa syukur, seakan-akan semua itu sudah selayaknya menjadi miliknya.
Akhirnya kunjungannya itu menjadi beban berat yang tak tertanggungkan olehnya. ''Saya tidak menyadari,'' katanya dengan penuh sesal, ''Semua yang terjadi tak pernah kita sadari benar. Selamat tinggal, rumahku. suami dan putri kesayanganku.... Ibu dan ayah.... Selamat tinggal detak jam dinding dan bunga-bunga yang indah di pekarangan. Dan makanan dan kopi. Dan baju-baju yang baru diseterika dan air mandi hangat .... dan saat-saat tidur dan terjaga. Oh hidup, kau terlalu mengagumkan hingga orang tak menyadari betapa mengagumkannya engkau.''
Itulah salah satu adegan yang cukup menyentuh dalam sebuah drama karya Thornton Wilder - seorang pengarang Amerika -- berjudul Our Town. Wilder nampaknya ingin mengingatkan kita untuk senantiasa menikmati hari dengan penuh rasa syukur. Setiap hari sebetulnya adalah istimewa. Sayang, kita sering tak menyadarinya karena ''mata'' kita tertutup. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi satu kiat untuk menikmati hidup yang indah. Saya menyebutnya ''Tiga Syukur Setiap Hari.''
Kiat ini sangat sederhana dan dapat Anda terapkan mulai hari ini juga. Menjelang tidur setiap malam, cobalah Anda cari tiga hal yang pantas Anda syukuri hari ini sebagai rahmat dan anugerah dari Tuhan. Tiga hal saja. Tidak sulit bukan?
Kalau kebetulan hari ini Anda mendapatkan berbagai ''kabar baik'' tentunya tak sulit melakukannya. Tapi, bagaimana kalau hari ini berlalu dengan berbagai kesulitan bahkan musibah: anak Anda sakit, dompet Anda hilang, Anda baru dimarahi atasan, mobil Anda ditabrak orang, atau orang tua Anda dirawat di rumah sakit. Kalau demikian apa yang harus kita syukuri?
Kalau pertanyaan itu yang Anda ajukan, nampaknya kita perlu memahami tiga hal berikut. Pertama, bersyukur sebetulnya tidaklah hanya dapat kita lakukan di saat senang, tetapi juga di saat susah. Kita perlu menyadari bahwa setiap musibah selalu mengandung 'rahmat' yang terselubung. Musibah adalah alat yang sangat ampuh untuk membuka mata kita pada banyaknya kenikmatan yang telah kita lupakan.
Kedua, dalam menerima musibah kita perlu senantiasa bersyukur bahwa hal itu tidaklah terlalu buruk. Falsafah Jawa mengenal istilah ''Masih untung.'' Ini sebuah cara pandang yang sangat spiritual. Belum lama ini anak saya yang berusia 3 tahun jatuh di kamar mandi sehingga kepalanya harus dijahit di rumah sakit. Sudah tentu kami sekeluarga sangat sedih dan prihatin. Tapi, malam itu saya masih bisa bersyukur karena ternyata luka yang dialaminya tak terlalu parah dan akan membaik dalam beberapa hari ke depan.
Paradigma ''Masih untung'' ini bukanlah sekadar untuk menghibur dan menyenang-nyenangkan diri. Sikap ini didasari oleh keyakinan mendalam bahwa Tuhan senantiasa melindungi kita. Bahwa rahmat selalu ada di sekitar kita betapa pun kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi keteraturan, dan kekeruhan menjadi kejernihan. Lebih dari itu hidup kita akan senantiasa diliputi perasaan penuh. Apapun yang sudah kita miliki menjadi cukup, bahkan berlebih.
Ketiga, kita seringkali tak dapat menemukan hal-hal yang patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal, segala sesuatu tidak terjadi begitu saja. Semuanya karena rahmat Tuhan. Mungkin Anda tidak merasa mendapatkan hal istimewa pada suatu hari. Tapi, bukankah hari itu kita dan seluruh anggota keluarga sampai di rumah dengan selamat? Bukankah kita masih bisa menikmati makanan yang lezat? Bukankah jantung kita masih terus berdetak, nafas kita pun tak pernah berhenti? Bukankah kita masih dapat melihat, mendengar, berjalan, dan bekerja?
Hal-hal yang saya sebut di atas seringkali kita anggap sebagai sesuatu yang remeh, dan terjadi begitu saja. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Coba Anda saksikan acara Tali Kasih yang dipandu Dewi Hughes di sebuah televisi swasta. Anda akan sadar, bahkan mungkin sambil meneteskan air mata menyaksikan betapa banyaknya orang yang tak dapat menikmati hal-hal yang kita anggap remeh tadi. Menyaksikan acara-acara seperti ini akan membuka mata hati kita akan betapa banyaknya rahmat yang sering kita lupakan dalam hidup ini.
Pembaca yang budiman, mulai nanti malam cobalah kiat sederhana ini. ''Tiga Syukur Setiap Hari'' akan mengubah cara pandang Anda terhadap hidup. Dengan demikian Anda akan merasakan hidup yang begitu indah, penuh rahmat, berkecukupan, dan berkelimpah-ruahan.
Thursday, September 08, 2005
iPod nano
Take everything you love about iPod and shrink it. Now shrink it again. With 2GB (500 songs) and 4GB (1,000 songs) models starting at $199, the pencil-thin iPod nano packs the entire iPod experience into an impossibly small design. So small, it will take your music places you never dreamed of.
Cool banget ... bikin gemes aja ... :-P
iPod nano
Cool banget ... bikin gemes aja ... :-P
iPod nano
Kajian 8 September 2005
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. QS Al A'raaf 23.
Wednesday, September 07, 2005
Ketakutan berlebihan pada apa yang akan terjadi
Sebagai seorang manusia, wajar bagi kita untuk cenderung merasa takut akan apa yang akan terjadi.
Ketika mau ujian, apakah nanti saya bisa mengerjakan soalnya?
Ketika mau melamar calon istri, bagaimana kalau nanti ditolak?
Ketika mau interview untuk satu pekerjaan, bagaimana kalau nanti pertanyaannya sulit-sulit?
Ketika dipanggil atasan, apa dia tahu kesalahan saya dan akan marah habis-habisan?
dan seterusnya ...
Menurut Dale Carnegie, otak kita memiliki kecenderungan untuk berfikir yang terburuk sementara mental kita tidak siap untuk itu. Oleh karena itu, Carnegie menganjurkan tips ringkas mengatasi hal ini.
- Yang pertama, jika kita menemui suatu permasalahan seperti di atas, fikirkan hasil yang terburuk
- Siapkan diri, baik langkah-langkah praktis maupun mental untuk hal yang terburuk ini
Dengan 2 langkah sederhana ini, kita kemudian tidak akan kaget jika ternyata hal yang terburuk ini benar-benar terjadi.
Memang yang sering terjadi ialah kita cenderung menghindar dan berharap kalau semua ini tidak akan terjadi. Inilah yang seharusnya kita cegah. Kita harus siap dan menyiapkan diri kita.
Satu hal yang perlu diingat, ialah biasanya skenario terburuk yang muncul di kepala kita jarang benar-benar terjadi. Jadi kalau kita sudah siap dengan situasi terburuk namun itu tidak terjadi, kita akan keluar dari situasi ini dengan kepala tegak ... :-)
Ketika mau ujian, apakah nanti saya bisa mengerjakan soalnya?
Ketika mau melamar calon istri, bagaimana kalau nanti ditolak?
Ketika mau interview untuk satu pekerjaan, bagaimana kalau nanti pertanyaannya sulit-sulit?
Ketika dipanggil atasan, apa dia tahu kesalahan saya dan akan marah habis-habisan?
dan seterusnya ...
Menurut Dale Carnegie, otak kita memiliki kecenderungan untuk berfikir yang terburuk sementara mental kita tidak siap untuk itu. Oleh karena itu, Carnegie menganjurkan tips ringkas mengatasi hal ini.
- Yang pertama, jika kita menemui suatu permasalahan seperti di atas, fikirkan hasil yang terburuk
- Siapkan diri, baik langkah-langkah praktis maupun mental untuk hal yang terburuk ini
Dengan 2 langkah sederhana ini, kita kemudian tidak akan kaget jika ternyata hal yang terburuk ini benar-benar terjadi.
Memang yang sering terjadi ialah kita cenderung menghindar dan berharap kalau semua ini tidak akan terjadi. Inilah yang seharusnya kita cegah. Kita harus siap dan menyiapkan diri kita.
Satu hal yang perlu diingat, ialah biasanya skenario terburuk yang muncul di kepala kita jarang benar-benar terjadi. Jadi kalau kita sudah siap dengan situasi terburuk namun itu tidak terjadi, kita akan keluar dari situasi ini dengan kepala tegak ... :-)
Kajian 7 September 2005
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya). QS Al A'raaf 3.
Spiderman 2
Weekend emarin sempat nonton film ini lagi ... nemenin istri ... :-). Berikut kutipan salah satu dialog menarik film ini, kata-kata dari Bibi Peter Parker:
Too few characters out there, flying around like that, saving old girls like me. And Lord knows kids like Henry need a hero. Courages, self-sacrificing people, setting example for all of us.
Everybody loves a hero. People line up for them, cheer them, scream their names. And years later, they'll tell how they stood in the rain for hours, just to get a glimpse of the one, who taught them to hold on a second longer.
I believe there is hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride. Eventhough sometimes we have to be steady and give up the things we want the most. Even our dreams.
Hebat ya ... bagusnya film ini memang aspek manusiawinya. Di akhir film ini, Mary Jane berkata pada Peter Parker alias Spiderman, "Isn't it about time somebody saved your life?"
Meskipun jagoan, tetap saja Spiderman adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan ... :-)
Too few characters out there, flying around like that, saving old girls like me. And Lord knows kids like Henry need a hero. Courages, self-sacrificing people, setting example for all of us.
Everybody loves a hero. People line up for them, cheer them, scream their names. And years later, they'll tell how they stood in the rain for hours, just to get a glimpse of the one, who taught them to hold on a second longer.
I believe there is hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride. Eventhough sometimes we have to be steady and give up the things we want the most. Even our dreams.
Hebat ya ... bagusnya film ini memang aspek manusiawinya. Di akhir film ini, Mary Jane berkata pada Peter Parker alias Spiderman, "Isn't it about time somebody saved your life?"
Meskipun jagoan, tetap saja Spiderman adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan ... :-)
Tuesday, September 06, 2005
Turut berduka
Turut berduka cita atas musibah yang menimpa pesawat Mandala di Medan kemarin. Semoga saudara-saudara yang meninggal dunia dilapangkan jalannya menujuNya, semoga yang menderita luka-luka disembuhkan fisik dan hatinya, dan semoga yang ditinggalkan sabar dan tabah dengan cobaan ini.
Turut pula berdoa kepada pemimpin negeri ini, semoga cobaan dan cobaan ini bisa semakin membuka mata hati anda, wahai pemimpin. Dipundakmu terletak amanah dari kami semua dan amanah dariNya ...
Turut pula berdoa kepada pemimpin negeri ini, semoga cobaan dan cobaan ini bisa semakin membuka mata hati anda, wahai pemimpin. Dipundakmu terletak amanah dari kami semua dan amanah dariNya ...
Monday, September 05, 2005
The Social Mirror
Judul di atas adalah judul sub-bab dari buku Stephen Covey, 7 Habits. Covey memulai bahasan sub-bab ini dengan mengatakan bahwa sering kali kita memahami diri kita berdasarkan orang-orang di sekeliling kita dan perilaku/kebudayaan yang ada melingkupi hidup kita. Fenomena ini disebutnya sebagai The Social Mirror. Apa akibatnya? Kita akan sulit 'menemukan' diri kita karena sibuk terombang-ambing dari pendapat si A ke pendapat si B dan seterusnya.
"Kamu selalu terlambat"
"Kenapa pekerjaan itu bisa tidak selesai?"
"Kamu makan banyak sekali"
"Ah, saya tidak percaya kamu bisa melakukannya. Ini pasti keajaiban"
Berbagai pendapat ini umumnya hanyalah berdasarkan pengamatan sesaat, lebih banyak berupa pendapat orang mengenai kita, dan tentunya tidaklah akurat untuk menggambarkan diri kita.
Saya jadi ingat cerita ayah dan anaknya yang menunggang seekor kuda (unta?) dan menempuh suatu perjalanan. Sepanjang perjalanan mereka mengalami masalah mengenai bagaimana cara mereka mengendarai kuda tersebut.
Jika sang anak yang mengendarai, orang berkomentar, "Anak tak tahu diri, orangnya dibiarkan berjalan"
Jika sang ayah yang mengendarai, "Ayah sombong, anaknya sendiri dibiarkan berjalan"
Jika berdua naik ke atas kuda, "Benar-benar manusia keparat .. tidak punya rasa keperi-binatang-an"
Jika kudanya dibiarkan berjalan tanpa penunggang, "Manusia-manusia bodoh, ada kuda kok dibiarkan tidak ditunggangi"
Inti cerita ini adalah bahwa komentar-komentar orang hampir semuanya hanyalah berdasarkan pengamatan sesaat dan sulit dijadikan sebagai dasar untuk bertindak dengan tepat dan benar.
Menurut Covey (yang saya setuju juga hehehe), fenomena cermin sosial ini menunjukkan bahwa perilaku kita banyak bertalian dengan lingkungan sekeliling kita. Namun seberapa banyak perilaku kita harus mengikuti fenomena ini atau tidak, itulah hal yang harus kita cermati dengan hati-hati.
Kalau kita ingat dulu di SMA (atau kuliah ya?) kita pernah diajari mengenai eksperimen Pavlov (mata pelajaran apa yak? Biologi? Sosial? IPA? Udah lupa oi ...) mengenai respons dan stimulus. Menurut eksperimen ini (mudah-mudahan bener, soalnya beneran udah lupa) jika makhluk hidup mendapat stimulus (rangsangan), ia akan memberikan respons sesuai dengan rangsangan tersebut.
Covey membawa contoh hidup Victor Frankl dalam membahas perilaku stimulus-respons ini.
Singkat cerita (biar cepet hehehe), Victor Frankl adalah salah seorang tahanan Nazi Jerman semasa perang dunia. Hidupnya sangat tersiksa di dalam kamp tahanan itu dan hampir seluruh anggota keluarganya telah tewas dalam kamp itu. Frankl hidup dalam bayang-bayang kengerian bahwa suatu saat hidupnya akan berakhir dengan mengerikan.
Hingga suatu hari, ketika ia sedang merenung sendirian, ia perlahan-lahan sadar akan satu hal yang kemudian ia namakan the last of the human freedom, satu-satunya kebebasan yang tidak bisa Nazi renggut dari dirinya. Mereka bisa mengontrol lingkungan hidupnya, memperlakukan badannya sesuka hati mereka, namun mereka tidak bisa mengatur fikirannya. Hanya ia, Victor Frankl, yang bisa menentukan apakah ia akan larut dalam situasi ini atau tidak.
Antara semua yang menimpa dirinya - dalam hal ini berarti stimulus - dan apa yang yang akan ia lakukan - respons - terdapat ruang tempat ia memiliki seluruh kekuatan dan kebebasan untuk menentukan responsnya.
Frankl kemudian memproyeksikan dirinya dalam berbagai situasi seperti menjadi seorang pengajar setelah lepas dari kamp Nazi ini. Ia menggambarkan dirinya dalam fikirannya, mengajari murid-muridnya berbagai hal yang ia pelajari dalam hidupnya.
Semakin lama ia melakukan hal ini, berbagai proyeksi ini semakin 'besar' dan membebaskan dirinya dari pengaruh lingkungan. Ia menjadi inspirasi bagi setiap orang dalam bagaimana menghadapi hidup penuh kekejaman itu dengan rasa optimis.
Inilah yang menurut Covey merupakan salah satu prinsip mendasar dari seorang insan manusia: Between stimulus dan response, man has freedom to choose.
Covey juga menjelaskan bahwa dalam kebebasan (freedom) ini terdapat hal-hal seperti self awareness, imagination - kemampuan 'menciptakan' sesuatu di dalam fikiran kita -, conscience - hati nurani -, dan independent will - kemampuan untuk bertindak, terlepas dari seluruh pengaruh.
===
Dalam menghadapi hidup ini, inilah yang harus kita lakukan. Kita bisa saja 'terjebak' dan mengikuti pola yang ditunjukkan oleh cermin sosial yang kita miliki. Kita bisa saja menyalahkan lingkungan kita, lingkungan yang membentuk kita menjadi manusia yang malas, manusia yang pasif, manusia yang 'kalah'. Kita bisa setuju dan mengikuti hasil eksperimen Pavlov, pola hidup kita semata-mata mengikuti pola rangsangan yang kita dapati sepanjang hidup ini.
Namun kita harus ingat, bahwa kita sebenarnya memiliki kemampuan (dan kewajiban?) untuk menciptakan kebebasan dalam menghadapi lingkungan kita, dalam menghadapi stimulus hidup ini. Kita memiliki kesadaran diri sepenuhnya, kita memiliki imajinasi, memiliki hati nurani dan prinsip-prinsip hidup, dan kemampuan bertindak yang bebas dari segala pengaruh. Dengan ini semua, kita akan terbebas dan sanggup menentukan sendiri respons kita. Seberapa buruknya lingkungan kita, kita akan tetap tumbuh menjadi manusia yang rajin, pro-aktif, senantiasa cerah dan tegar.
Kita tidak akan menjadi manusia yang 'kalah'. Kita adalah pemenang, dan kita akan selalu memenangi setiap babak hidup ini!
"Kamu selalu terlambat"
"Kenapa pekerjaan itu bisa tidak selesai?"
"Kamu makan banyak sekali"
"Ah, saya tidak percaya kamu bisa melakukannya. Ini pasti keajaiban"
Berbagai pendapat ini umumnya hanyalah berdasarkan pengamatan sesaat, lebih banyak berupa pendapat orang mengenai kita, dan tentunya tidaklah akurat untuk menggambarkan diri kita.
Saya jadi ingat cerita ayah dan anaknya yang menunggang seekor kuda (unta?) dan menempuh suatu perjalanan. Sepanjang perjalanan mereka mengalami masalah mengenai bagaimana cara mereka mengendarai kuda tersebut.
Jika sang anak yang mengendarai, orang berkomentar, "Anak tak tahu diri, orangnya dibiarkan berjalan"
Jika sang ayah yang mengendarai, "Ayah sombong, anaknya sendiri dibiarkan berjalan"
Jika berdua naik ke atas kuda, "Benar-benar manusia keparat .. tidak punya rasa keperi-binatang-an"
Jika kudanya dibiarkan berjalan tanpa penunggang, "Manusia-manusia bodoh, ada kuda kok dibiarkan tidak ditunggangi"
Inti cerita ini adalah bahwa komentar-komentar orang hampir semuanya hanyalah berdasarkan pengamatan sesaat dan sulit dijadikan sebagai dasar untuk bertindak dengan tepat dan benar.
Menurut Covey (yang saya setuju juga hehehe), fenomena cermin sosial ini menunjukkan bahwa perilaku kita banyak bertalian dengan lingkungan sekeliling kita. Namun seberapa banyak perilaku kita harus mengikuti fenomena ini atau tidak, itulah hal yang harus kita cermati dengan hati-hati.
Kalau kita ingat dulu di SMA (atau kuliah ya?) kita pernah diajari mengenai eksperimen Pavlov (mata pelajaran apa yak? Biologi? Sosial? IPA? Udah lupa oi ...) mengenai respons dan stimulus. Menurut eksperimen ini (mudah-mudahan bener, soalnya beneran udah lupa) jika makhluk hidup mendapat stimulus (rangsangan), ia akan memberikan respons sesuai dengan rangsangan tersebut.
Covey membawa contoh hidup Victor Frankl dalam membahas perilaku stimulus-respons ini.
Singkat cerita (biar cepet hehehe), Victor Frankl adalah salah seorang tahanan Nazi Jerman semasa perang dunia. Hidupnya sangat tersiksa di dalam kamp tahanan itu dan hampir seluruh anggota keluarganya telah tewas dalam kamp itu. Frankl hidup dalam bayang-bayang kengerian bahwa suatu saat hidupnya akan berakhir dengan mengerikan.
Hingga suatu hari, ketika ia sedang merenung sendirian, ia perlahan-lahan sadar akan satu hal yang kemudian ia namakan the last of the human freedom, satu-satunya kebebasan yang tidak bisa Nazi renggut dari dirinya. Mereka bisa mengontrol lingkungan hidupnya, memperlakukan badannya sesuka hati mereka, namun mereka tidak bisa mengatur fikirannya. Hanya ia, Victor Frankl, yang bisa menentukan apakah ia akan larut dalam situasi ini atau tidak.
Antara semua yang menimpa dirinya - dalam hal ini berarti stimulus - dan apa yang yang akan ia lakukan - respons - terdapat ruang tempat ia memiliki seluruh kekuatan dan kebebasan untuk menentukan responsnya.
Frankl kemudian memproyeksikan dirinya dalam berbagai situasi seperti menjadi seorang pengajar setelah lepas dari kamp Nazi ini. Ia menggambarkan dirinya dalam fikirannya, mengajari murid-muridnya berbagai hal yang ia pelajari dalam hidupnya.
Semakin lama ia melakukan hal ini, berbagai proyeksi ini semakin 'besar' dan membebaskan dirinya dari pengaruh lingkungan. Ia menjadi inspirasi bagi setiap orang dalam bagaimana menghadapi hidup penuh kekejaman itu dengan rasa optimis.
Inilah yang menurut Covey merupakan salah satu prinsip mendasar dari seorang insan manusia: Between stimulus dan response, man has freedom to choose.
Covey juga menjelaskan bahwa dalam kebebasan (freedom) ini terdapat hal-hal seperti self awareness, imagination - kemampuan 'menciptakan' sesuatu di dalam fikiran kita -, conscience - hati nurani -, dan independent will - kemampuan untuk bertindak, terlepas dari seluruh pengaruh.
===
Dalam menghadapi hidup ini, inilah yang harus kita lakukan. Kita bisa saja 'terjebak' dan mengikuti pola yang ditunjukkan oleh cermin sosial yang kita miliki. Kita bisa saja menyalahkan lingkungan kita, lingkungan yang membentuk kita menjadi manusia yang malas, manusia yang pasif, manusia yang 'kalah'. Kita bisa setuju dan mengikuti hasil eksperimen Pavlov, pola hidup kita semata-mata mengikuti pola rangsangan yang kita dapati sepanjang hidup ini.
Namun kita harus ingat, bahwa kita sebenarnya memiliki kemampuan (dan kewajiban?) untuk menciptakan kebebasan dalam menghadapi lingkungan kita, dalam menghadapi stimulus hidup ini. Kita memiliki kesadaran diri sepenuhnya, kita memiliki imajinasi, memiliki hati nurani dan prinsip-prinsip hidup, dan kemampuan bertindak yang bebas dari segala pengaruh. Dengan ini semua, kita akan terbebas dan sanggup menentukan sendiri respons kita. Seberapa buruknya lingkungan kita, kita akan tetap tumbuh menjadi manusia yang rajin, pro-aktif, senantiasa cerah dan tegar.
Kita tidak akan menjadi manusia yang 'kalah'. Kita adalah pemenang, dan kita akan selalu memenangi setiap babak hidup ini!
Kajian 5 September 2005
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. QS Al An'aam 162.
Sunday, September 04, 2005
Kajian 4 September 2005
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu yang mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. QS Al An'aam 153.
Membagi waktu untuk membaca
Weekend ini saya kembali membuka-buka buku untuk kembali membaca. Baru sadar kalau mungkin sudah 1 bulan saya tiak baca buku! Tenggelam dalam pekerjaan dan deadline membuat saya hanya bisa sekedar membaca koran dan majalah ringan sepulang dari bekerja seharian ...
Sebenarnya saya bisa membaca 1-2 halaman per hari. Cuma ya itu ... kepinginnya setiap kali mendapat sesuatu yang menarik, saya berjanji pada diri sendiri untuk berhenti dan menulisnya. Akibatnya ya begini ... urusan membaca jadi terbengkalai. Cuma kalau saya teruskan membaca, ntar yang dibaca 'menguap' dari kepala .... hehehe ... repot banget yak!
Bagaimana kalau membaca 1-2 halaman terus menuliskannya? Itu dia masalahnya ... energi yang tersisa hanyalah untuk membaca, tidak untuk menulis ....
Repot juga ya .. yang jelas, pas kembali membaca buku, baru saya sadar kalau saya sempat meninggalkan hobi ini cukup lama ...
Sebenarnya saya bisa membaca 1-2 halaman per hari. Cuma ya itu ... kepinginnya setiap kali mendapat sesuatu yang menarik, saya berjanji pada diri sendiri untuk berhenti dan menulisnya. Akibatnya ya begini ... urusan membaca jadi terbengkalai. Cuma kalau saya teruskan membaca, ntar yang dibaca 'menguap' dari kepala .... hehehe ... repot banget yak!
Bagaimana kalau membaca 1-2 halaman terus menuliskannya? Itu dia masalahnya ... energi yang tersisa hanyalah untuk membaca, tidak untuk menulis ....
Repot juga ya .. yang jelas, pas kembali membaca buku, baru saya sadar kalau saya sempat meninggalkan hobi ini cukup lama ...
Sibuk ... :-(
Luar biasa! Sudah 2-3 minggu ini saya mengejar-ngejar deadline ... eh salah, maksudnya dikejar-kejar deadline hehehe ... Kali ini pekerjaan tidak terlalu berat, cuma banyak rek! Khusus untuk bulan September ini setidaknya ada 3 deadline besar yang musti dicapai ... belum ngitung yang lain-lain ...
Oh well ... what can you do ... :-)
Oh well ... what can you do ... :-)
Subscribe to:
Posts (Atom)