Thursday, February 02, 2006

Kota Pekalongan



Seperti apa sih Pekalongan itu? Itu yang saya tanyakan ke beberapa orang sebelum perjalanan kami. Sempat juga lihat-lihat di internet, kelihatannya tidak terlalu besar ya ...

"Apa sih makanan khas Pekalongan?", tanya saya. "Batik ..." kata orang ...
Haa ... ? Tak puas, saya tanya lagi ke orang lain, "Apa sih makanan khas Pekalongan?" Apa jawabnya? "Batik ..." Waduh ... ini wisata kuliner bisa berubah jadi acara borong batik ... :)



Ternyata Pekalongan memang tidak terlalu besar. Ada beberapa jalan utama dengan di pusat kotanya ada lapangan (bola?) dan mesjid. Sayang saat itu hujan terus jadi kota tidak bisa dijelajahi dengan seksama. Yang pasti dimana-mana ada iklan batik .... :).


Harga batik menurut saya cukup menarik. Kemeja tangan pendek kualitas bagus harga sekitar 30-45 ribu rupiah, daster berkisar 20-30 ribu rupiah, baju atasan wanita 20-30 ribu juga. Baju anak-anak di kisaran 20 ribu rupiah. Kualitas bagus, coraknya juga menarik. Kata orang salah satu ke-khas-an batik Pekalongan ialah kombinasi warna yang cerah. So, meski cuma 1 malam di Pekalongan, yang pasti koper penuh pulangnya .. :)


Inilah transportasi utama kota ini ... :). Yang repot kemana-mana minimal 5 ribu rupiah. Kami berlima dalam satu hari menghabiskan lebih 100 ribu rupiah untuk transportasi. Lebih murah nyewa mobil kali ya ... apalagi tukang becaknya lihat, wah ini turis lokal, harganya langsung naik 2x lipat ... :(

Terakhir, meski batiknya murah. Tapi kok rasanya biaya makan dan transportasi sudah mirip Jakarta ... sayang juga. Atau mungkin pengamatan semalam tidak cukup? Mungkin saja .... harus ke Pekalongan lagi dong ... :)

7 comments:

Fitra Irawan said...

whuahahaha pemdangan yang sangat ganjil! ternyata saya baru tau Bang Zuki gemar shoping daster :-))kirain doyan nya cuman gadget doank....ternyata oh ternyata....*ngibriiiiittttt*

zuki said...

husss .. itu buat istri, ibu, menantu, anak ... emang susah sih dasar suka belanja ... daster juga diborong hehehe

Anonymous said...

Sayang ibu, sayang istri, sayang anak, ayo ayo... (kayak promosi si tukang jualan balon keliling itu lho). Untunglah kali ini ngga lupa beli batik u diri sendiri ya, biasanya mah terlewat... ;))

Anonymous said...

mas kalo makanan pagi2 keluar tanya dari penginapan atau hotel terus tanya ama orang becak atau siapa aja "dimana saya bisa nasi "MEGONO"?" terus kalo pengen lebih aneh lagi tanya kalo beli "KLUBAN" ama "PINDANG TETEL" dimana?
tapi maaf makanan ini cuman ndak bisa buat oleh oleh alias harus langsung dimakan hehehehe
thanks

Anonymous said...

My father was born in this city, and I was raised here for the first few years of my life. I found that the city of Pekalongan was full of warmth and kindness from the locales. Despite its hot weather, it has been part of my life past, and would like to make a plan to revisit in the near future.

Anonymous said...

om zuki yg namanya makanan khas pekalongan itu megono (nangka muda berbumbu) dan tauto (soto kerbau pake tauco), sudah pernah nyoba belum, enak lho. aku yg tiap hari makan aja tidak bosen-bosen.
thank's sudah mempromosikan pekalongan kotaku tercinta.

Anonymous said...

mas, bolehkah Tulisannya saya kopi paste di group discussionya Pekalongan?

http://www.friendster.com/group/mygroup.php

salam
http://maknyak.multiply.com