Monday, March 20, 2006

Pernyataan Sang Kardinal Itu


Gambar dari www.idi.ntnu.no


Sumber - Republika
Kardinal Martino menyatakan, sekolah di Italia harus mengajarkan Islam pada siswa Muslim. Ia pun dihujani kritik.

Pernyataan Kardinal Renato Martino, presiden Pontifical Council for Justice and Peace, menghiasi halaman muka koran-koran di Italia Jumat lalu.''Jika di sebuah sekolah ada seratus siswa Muslim, saya tak melihat mengapa agama mereka tak bisa diajarkan,'' kata Martino kepada wartawan setelah berpidato pada sebuah konferensi yang disponsori Pusat Kebudayaan Prancis St Louis di Roma, Kamis (9/3) lalu.

Italia, resminya, menganut paham sekuler. Artinya, gereja dan negara dipisahkan. Tapi, di sekolah-sekolah negeri di Italia tiap minggunya ada pelajaran agama Katolik, kendati murid yang tak mau ikut pun diperkenankan. Gagasan mengajarkan Islam di sekolah negeri muncul awal pekan ini. Adalah Kesatuan Komunitas Islam --sebuah badan konsultatif yang didirikan Desember lalu untuk meningkatkan dialog antara pemerintah dan warga Muslim Italia yang berjumlah 1,1 juta orang-- yang membawa gagasan itu.

Reaksi keras
Pendapat Kardinal Martino langsung disambut reaksi keras di Italia, bahkan mendapat perhatian dari Eropa. Ketua Senat Marcello Pera melontarkan kritikan lewat website-nya. Menurut dia, sikap itu berlawanan dalam upaya apa pun menuju integrasi di Italia. ''Kenyataannya cenderung memperkuat gagasan komunitas otonom Islam dalam negara Italia,'' kata Pera.

Hal hampir senada diungkap politisi dari Partai Radikal, Emma Bonino. Mantan anggota komisi Eropa ini dalam wawancara dengan harian La Repubblica menyatakan sekolah negeri tak boleh mengajarkan agama apa pun. ''Pertanyaannya bukan mengajarkan agama Islam, tapi kita seharusnya tidak mengajarkan agama Katolik juga,'' ujarnya.

===
Agak bingung juga bacanya. Bagi saya, adalah hil yang mustahal untuk hidup tanpa agama ....

3 comments:

Minarwan (Min) said...

Hil yang mustahal hidup tanpa agama?
Saya pikir secara teoritis tidak juga Pak. Kalau dipikir agama itu untuk apa sih? Untuk masuk surga kah? Ada atau tidaknya surga atau neraka saja kita belum pernah buktikan, ini kan cuman "faith" alias "believe". Kita percaya surga dan neraka itu ada, akhirnya kita sesuaikanlah tingkah laku kita supaya dapat menghindar dari neraka dan masuk surga.

Menurut saya bukan untuk masuk surga tapi untuk mengatur manusia agar saling menghormati, saling membantu, tidak saling membunuh, enggak saling menjebak, tidak saling memusuhi, menghargai hak orang lain, dan juga "mengekang diri sendiri", enggak mabok-mabokan, enggak ganggu suami/istri orang, enggak asal bobo sama lawan jenis seperti babi atau doggy dan akhirnya menghargai nilai-nilai kekeluargaan.

Dengan kata lain, teorinya, jika kita bisa melakukan hal-hal itu tanpa beragamapun (enggak pake ke gereja atau ke manapun) enggak jadi masalah kan? Cuman manusia ini kan bandel, kalo ada yang lihat enggak berani mencuri, kalo enggak ada keberaniannya muncul, curangin orang untuk ambil untung. Lantas bagaimana caranya supaya orang enggak mencuri, dipakailah ancaman walaupun tidak ada manusia yang melihat tapi di atas sana ada Tuhan yang melihat, lo kalo nyolong masuk neraka. :D

zuki said...

Cak Min, setuju banget kalau agama itu perlu untuk mengatur hidup kita. Masalahnya apakah otak kita mampu membuat tatacara atau undang-undang atau peraturan atau apalah namanya untuk mengatur semua ini dengan tepat dan benar? Kemampuan otak kita terbatas dan semakin jauh kita menelusuri alam kita menurut saya semakin terbuka mata kita, bahwa yang kita ketahui ini sangat terbatas.

Cara lain memandang agama adalah dengan menyadari dan mengakui betapa hebat dan indahnya alam ini, kita tunduk, pasrah kepada Yang Menciptakannya. Lebih jauh lagi, cinta kita yang sejati hanya padaNya karena hanya karena kasih dan sayangNyalah kita ada ...

Dulu saya agak kurang pas dengar kalimat Hamba Tuhan .. namun sekarang saya yakin benar akan kalimat ini. Kita ini cuma setitik kecil di hidup ini yang tiada berarti tanpaNya ....

:)

Minarwan (Min) said...

Yang paling bikin penasaran itu sebenarnya "hidup" itu asal muasalnya bagaimana gitu yah Pak? Apa benar diciptakan? Terus mengapa tidak ada "manusia" lain entah dimanapun mereka berada, kenapa cuma ada di bumi? Kenapa proses-proses pembentukan bumi yang begitu lamban kok katanya "diciptakan" (alias 7 hari jadi :) kalau di kitab Perjanjian Lama).

Wah kalau udah ingat soal tidak ada hidup menjadi ada hidup ini jadi ingat buku yang belum selesai aku baca. Cabut dulu :)

Met week end Pak.