Wednesday, June 07, 2006

Konsep Penciptaan



Jika anda seorang IT-man, apa yang yang muncul di benak anda melihat suatu sistem IT yang solid? Rasanya anda akan mengagumi, bertanya siapa yang membuatnya dan memberikan pujian pada sang pembuat. Jika anda penggemar makanan, bagaimana sikap anda terhadap makanan yang luar biasa lezat dan indah penampilannya? Rasa-rasanya kekaguman akan muncul, pada benda tersebut dan tentu terlebih-lebih pada pembuatnya.

Melihat meja, rumah, mobil, hasil lukisan, dan berbagai benda di dalam hidup ini yang indah, cantik, serasi, tidak salah lagi jika timbul rasa kekaguman dan rasa hormat kepada pembuatnya.

Namun sayang sering kita lupa mencermati alam ini sendiri. Cara pepohonan tumbuh, matahari yang bersinar, air danau dan langit yang biru (seperti foto saya di atas hehehe), bintang-bintang, desiran angin, dan lain sebagainya sampai pada penciptaan tubuh kita sendiri. Kalau sebuah meja saja ada pembuatnya, apakah sistem yang kompleks seperti aliran darah di dalam tubuh, sistem alam surya, mengalirnya air dari posisi tinggi ke posisi rendah, dan lain-lain - ini semua muncul begitu saja, tanpa ada yang menciptakannya?

Kita mengagumi dan mengakui kehebatan para ahli pembuat chip komputer. Namun kenapa ya kita tidak pernah berfikir apakah otak manusia yang jauh lebih rumit dan ruwet itu muncul begitu saja ... plong ...! Atau ada Zat yang menciptakannya?

Dari logika kita, jelas tidak mungkin suatu meja tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada yang membuatnya(kecuali tentunya di Hogwarts hehehe). Namun entah kenapa, kita tidak mau bersusah-payah berpikir dan mau begitu saja menerima kalau alam ini muncul tanpa ada yang membuat dan mengelolanya.

Jika membuat suatu pesawat ruang angkasa membutuhkan waktu bertahun-tahun, berapa waktu yang dibutuhkan oleh kumpulan otak manusia untuk menciptakan dan mengelola seluruh isi alam semesta ini? Jelas otak kita dan manusia tidak mampu melakukannya. Ada suatu Zat Yang Maha Besar, Maha Tahu, Maha Kuat yang berada di balik ini semua.

Ditarik balik ke tulisan mengenai dogmatis, menurut saya seharusnya kita bisa melihat bahwa kedua sisi pemikiran ini ujung-ujungnya berakhir pada suatu titik yang sama.
Dari sisi pemikiran otak melihat alam ini, kita sadar kalau otak kita sangat terbatas.
Dan jika dibalik dari sisi alam ini sendiri, mau tak mau kita menyadari adanya pencipta yang luar biasa, Sang Pencipta, the one and only one ...

Kesimpulan lebih lanjut buat saya pribadi ialah bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah dan adanya suatu Zat Yang Maha Besar yang mengatur ini semua.

Akhirnya - buat saya - menerima kesimpulan di atas adalah sangat penting dalam perjalanan hidup kita. Dengan menerimanya kita bisa mendudukkan diri kita pada posisi yang tepat dan bertindak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita ... sesuai takarannya ... tidak kurang ... tidak lebih ...

Ada komentar? Monggo ... Ini pemikiran sederhana 30 menit seusai pulang kerja ... :). Bersambung? So pasti ... lagi banyak ide nih, thanks to Cak Min ...

2 comments:

Anonymous said...

Dia yang maha besar , dan dia yang mana sempurna

danu doank said...

semakin sadar diri maka akan semakin kecil tak berarti apa-apa diri ini...