Monday, September 25, 2006

Bepergian

Pegangan Pintu


Benar komentar Cak Min, saya ini berkeliling dunia. Kalau dihitung saya menginap di 6 kota. Bepergian dari kota ke kota, dari hotel ke hotel, dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain, dari satu kamar mandi ke kamar mandi yang lain, dari satu kebiasaan ke kebiasaan yang lain, dari kebiasaan makan yang satu ke yang lain, dari pemandangan satu ke pemandangan yang lain, hingga pada satu obyek foto ke obyek foto yang lain (hehehe ... buntutnya ke urusan foto juga .. :-P ).

Selain melelahkan, yang lebih merepotkan adalah secara perlahan saya kehilangan orientasi dan prioritas. Harus bekerja? Harus cari makan enak? Harus olahraga? Harus berburu foto? Harus ... harus ... harus? Atau sebaliknya, tidak ada yang harus. Ikut aja ... mengikuti arus yang mengalir? Mengalir menuju tempat yang tidak kita duga, bisa lebih baik, tapi bisa juga sebaliknya.

Bagaimana ya kehidupan CIO atau CEO yang sibuk mondar-mandir dengan jadwal yang jauh, amat jauh lebih sibuk? Mereka tentunya harus ’disiplin’ atau kalau tidak akan terjebak dengan arus kesibukan dan lambat laun mungkin akan lupa akan tujuan jangka panjang atau prinsip-prinsip hidup yang mereka anut.

Dulu waktu masih muda (jadi sekarang sudah tua tokh??), hidup tanpa tanggungan, rasanya enak saja ngeluyur, baik secara fisik maupun fikiran .... Kenapa sekarang sudah tidak bisa ya? Apa karena tanggung jawab dan pengharapan pada diri sendiri yang makin saja bertambah? Kalau dulu masih muda dengan mudah bisa mengelak atas ini semua, namun seiring dengan bertambahnya usia kaya'nya secara sadar (maupun tidak) kita mengambil beban itu dan menaruhnya di pundak.

Saya kira, di sinilah peran keluarga berperan erat untuk terus memberikan semangat, senantiasa berdiri teguh di sisi kita, dan melangkahkan kaki bersama, untuk terus menyusuri jalan hidup ini.

Satu lagi, kalau memang jauh dari keluarga rasanya disiplin olahraga sangat penting. Ini setidaknya membantu membuang kelelahan, melepaskan stress, dan membantu sirkulasi cairan di dalam tubuh agar tetap fit. Dan tentunya juga mengurangi lemak-lemak hasil makan enak ... :)

Begitulah, saya termangu-mangu pagi ini di hotel sebelum keberangkatan terakhir ke tanah air. Lagu Green Day Wake Me Up When September Ends mengiringi lamunan ini. Entah apa liriknya, namun buat saya nafas yang tergambar di lagu ini adalah nuansa kesepian dan pencarian ....

1 comment:

Diah Utami said...

Atau sebaliknya, tidak ada yang harus. Ikut aja ... mengikuti arus yang mengalir? Mengalir menuju tempat yang tidak kita duga, bisa lebih baik, tapi bisa juga sebaliknya.
Di atas itu komentar bang Zuki ya...? Menurut saya, hidup itu memang sebaiknya tidak ikut arus, tapi JADILAH arus itu. Seperti air, di saat dia harus 'deras', ya dia jadi air terjun yang tak terhadang oleh apapun. Di saat dia harus tergenang, dia berhenti sejenak, tapi bisa jadi sarana refleksi untuk orang lain, atau mungkin untuk diri sendiri. Ada kala lainnya, dia mengeras, beku, namun mencair perlahan kemuadian. Hindari rintangan yang menghadang dengan mengitarinya, atau justru merembes menembusnya. Apa sih yang tidak bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya dari ciptaan Allah Maha Sempurna ini?