Wednesday, August 31, 2005

DVD film "A Love Song for Bobby Long"

Akhir minggu lalu saya sempat menyempatkan nonton film ini. Awalnya agak ragu-ragu, karena ini bukan tipe film yang saya sukai. Namun karena penasaran dan pingin tahu bagaimana John Travolta berakting di film ini, akhirnya saya putuskan untuk memutarnya.

Film ini ternyata cukup menarik dalam menggambarkan suasana pedalaman Amerika, tepatnya di New Orleans. Suasana hidup yang lamban dan suasana alam yang indah (kualitas gambarnya bagus). Kenapa lamban? Karena film ini menggambarkan kehidupan Bobby Long (John Travolta) dan teman-temannya yang hidup menganggur. Menghabiskan hidupnya dengan bangun siang, duduk-duduk ngobrol ngalur-ngidul, mabuk-mabukan, menyanyi dan bermain gitar, ngobrol di pinggir sungai dan seterusnya. Sungguh kontras dengan apa yang saya alami .... kalau sehari saja tidak ada tugas yang harus diselesaikan atau rapat yang harus dihadiri, rasanya sudah aneh sekali ... lha ini Bobby dkk hidup dengan tempo yang lamban, tanpa komitmen apa-apa samasekali ...

Namun suasana 'mabuk-mabukan' bukan berarti banyak adegan-adegan crazy party atau sejenisnya. Film ini cukup sopan (mungkin juga karena yang mabuk-mabukan rata-rata sudah tua hehehe). Lagipula Bobby dahulunya adalah professor bahasa Inggris, seringkali ia mengutip kata-kata dari buku-buku berkelas, yang membuat film ini berbeda dengan film-film soal mabuk-mabukan.

Selain menggambarkan suasana pedalaman Amerika dengan indah, seperti suasana matahari terbenam, rumput yang keemasan ditimpa sinar matahari, film ini juga diwarnai oleh musik. Bobby senang bernyanyi (atau tepatnya bersenandung) dengan gitar ... musiknya cukup menyenangkan, jazz barangkali? Ini sempat bikin saya heran, ini John Travolta bisa nyanyi atau sekedar lip-sync, gitarnya enak dan suaranya bagus ... :-)

Satu hal yang menonjol di film ini adalah perjuangan Pursy, seorang gadis muda, yang berusaha 'mengusir' Bobby dan temannya Lawson dari rumah ibunya. Anaknya sangat pemberani dan teguh ... senang melihatnya ... mungkin kita-kita saja belum bisa seteguh Pursy dalam menghadapi hidup ini ...

Film ini sendiri secara keseluruhan lambat temponya di awal baru di akhir prosesnya dipercepat. Sempat agak kesal namun kemudian saya baru sadar dan menikmati tempo yang lambat ini. Mengapa? Karena ini memberikan kesempatan bagi setiap karakter dalam film ini berkembang, terutama hubungan antara Pursy, Bobby, dan Lawson.

Sori, saya nggak menceritakan isi filmnya sendiri. Lebih baik nonton sendiri ... cukup bagus kok .. :-). Hanya saja sebagai penutup review film ini (ceile ... review nih yee), di akhir film ini ada kata-kata "See what is invisible, and you will see what to write ..." interesting words, seperti proses blogging ya ... menemukan sesuatu yang tidak terlihat ...

No comments: