Wednesday, July 26, 2006

Enam (6) Prinsip Jack Welch



Tulisan ini menyadur secara bebas tulisan teman saya (sudah minta izin lho ..) di sini.

Jack Welch adalah CEO General Electric di era 80-90an. Keberhasilannya memimpin GE merupakan inspirasi bagi sebagian orang. Namun buat sebagian yang lain, metodenya dalam mengelola sumber daya manusia dianggap kurang manusiawi dan kurang berhasil menggali potensi yang sebenarnya.

Anyhow, apa 6 prinsip itu?

- Control your destiny or someone else will
Kadang kita menggantungkan harapan kita pada perusahaan tempat kita bekerja. Kita bertanya, "Apa pengembangan karir buat saya?"
Sayang sekali setidaknya berdasarkan pengalaman saya, sebaik apapun jalur karir yang tersedia, semuanya kembali berpulang pada kita. Kita mau maju atau tidak? Kalau mau, ya bergerak, cari, temukan.

Senantiasa kembangkan diri, jangan menunggu perusahaan atau orang lain melakukannya untuk kita.

- Face reality as it is, not as it was or as you wish it were.
Di kantor, kalau ada yang bertanya, "We have good news and bad news. Which one you want to hear first?"
Jawaban saya selalu, "Bad news please …"
Kalau kita siap, biasanya berita buruk itu tidaklah seburuk yang kita bayangkan.

Kita juga suka berandai-anda. Kalau pakai bahasa Inggris, "If I were the boss, I would .....". Sayang sekali itu semua Cuma angan-angan. Kembalilah mendarat, lihat situasi, dan rubah semua masalah (problem) maupun tantangan (challenge) menjadi suatu kesempatan (opportunity).

- Be candid with everyone.
Ini yang sering agak sulit. Apalagi buat kita orang Indonesia yang memang sejak kecil diajarkan untuk sopan, penuh tata karma. Ini juga ditunjang oleh pola atasan-bawahan yang kadang membuat suasana makin rikuh dan sulit mengemukakan pendapat.

"Tell the truth" kata orang bule. Pergulatan hidup belakangan ini terutama dalam mengelola tim semakin memantapkan keyakinan saya kalau menyampaikan kebenaran adalah sesuatu yang penting dalam interaksi antar manusia.

- Don’t manage, lead.
Tentukan sasaran, bangun, siapkan sarana pendukung, serah terima hasil bangunannya kepada orang lain dan temukan sasaran baru.

Hidup secara rutin, bekerja dalam mode operasi memang membuat hidup nyaman. Tantangannya yang itu-itu saja dan kita tidak akan dikejutkan oleh berbagai hal baru. Sayangnya ini bisa membuat kita lamban, tumpul, dan pasif. Tiba-tiba saja kita tertubruk pada sesuatu atau hidup kita berakhir. Baru kita tersadar, namun sudah terlambat.

Ingat buku "Who Moved My Cheese?"

- Change before you have to.
Seperti prinsip di atas, kita harus selalu menemukan cara baru, metode baru. Telusuri pekerjaan kita sehari-hari dan temukan cara-cara yang lebih efisien dan efektif. Dalam buku "Who Moved My Cheese" sang tikus (lupa namanya) tidak mau berubah, meski kenyataan sudah berbeda. Ini lebih parah lagi, sudah harus berubah eh masih saja ngotot … (face the reality man!)

- If you don’t have a competitive advantage, don’t compete.
Apa yang membedakan kita dari orang lain? Apa yang kita punya yang orang lain tidak? Kalau orang pintar mungkin kita harus semakin rajin. Kalau orang lain pintar dan rajin, kita harus kreatif. Orang lain pintar, rajin, dan kreatif? Kita kembangkan keahlian kita dalam mengelola maupun memimpin. Begitu seterusnya.
Setiap orang diciptakan Tuhan masing-masing dengan keunikannya. Sekarang bagaiman kita bisa menggali dan mengasah itu sebagai bekal kita dalam hidup ini.

Meski saya kurang setuju dengan gaya Jack Welch dalam mengelola sumber daya manusia, keenam prinsip di atas ini rasanya cukup (dan sangat) berguna sebagai salah satu bekal dalam mengarungi hidup ini .... :)

No comments: