Sunday, June 19, 2005

21 Kualitas Pemimpin Sejati (bagian 1)

Tulisan ini berdasarkan buku karangan John C Maxwell, The 21 Indispensable Qualities of a Leader. Tiada maksud untuk menulis ulang buku ini (takut kena urusan copyright hehehe ...), tapi lebih berupa ringkasan berdasarkan pemahaman saya .. :-O

1. Karakter; jadilah bagian dari batu karang
Maxwell menulis bahwa bagian dari proses pembelajaran seseorang ialah ketika ia menghadapi suatu krisis, persimpangan jalan, saat dia harus memilih. Biasanya hanya ada 2 pilihan, tetap dengan idealisme, atau berkompromi. Setiap kali ia memilih idealisme, ia akan makin kuat, makin berkarakter, meski katakan hasil pilihan itu membawa dia ke situasi yang negatif (misalnya harus keluar dari suatu pekerjaan karena tidak mau korupsi).

Apa sih karakter itu?
- Karakter adalah apa yang anda lakukan. Karakter bukan sekedar perkataan. Jika perbuatan kita bertentangan dengan apa-apa yang kita katakan, tentu ada yang tidak beres.
- Karakter adalah pilihan. Kita menjadi kita saat ini dengan idealisme kita, adalah hasil pilihan kita di masa lampau. Demikian pula kita di masa depan akan berdasarkan pada pilihan kita saat ini. Kita menciptakan karakter setiap kita membuat berbagai pilihan - menghadapi atau menghindari, membengkokkan kebenaran atau teguh mendukungnya, mengambil jalan pintas atau membayar harganya. Apapun pilihan anda, hasilnya akan menentukan karakter anda.
- Seorang pemimpin tidak dapat melampaui keterbatasan karakternya. Kita sering lihat orang yang sempat sukses tapi kemudian jatuh. Ini biasanya karena ketidakmampuan dirinya untuk bertahan pada kesuksesan itu. Ibarat naik pohon, makin tinggi anginnya makin banyak dan kencang.

So, what should we do untuk membangun karakter kita?
- Pelajari kelemahan-kelemahan karakter kita. Tuliskan. Setiap hari. Agar kita selalu ingat untuk memperbaikinya.
- Hadapi kenyataan. Di masa lalu mungkin kita melakukan 'pembelokan'. Sekarang saatnya untuk maju dan membayar harganya.
- Bangun kembali. Pikirkan jalan ke depan dan siap menghadapinya.

No comments: