Berikut adalah ringkasan saya dari tulisan Paul Glen di majalah ComputerWorld edisi 6 Juni 2005.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa memiliki suatu sudut pandang terhadap kejadian hidup ini. Yang menarik, semakin berkembang kita, kita dituntut untuk bisa melihat dari berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang sebagai seorang professional, sudut pandang sebagai perwakilan perusahaan, sudut pandang karyawan, atasan, bawahan, customer dan seterusnya. Kenapa berbagai sudut pandang ini perlu? Karena sering kali untuk melihat satu 'benda' secara utuh kita perlu melihat dari berbagai sudut pandang. Mungkin istilahnya 3 dimensi kali ya? (kalau perlu malah 4 dimensi dengan dimensi keempat berupa waktu).
Bagaimana seorang manajer/supervisor dalam memandang suatu tugas pekerjaan? Ada beberapa model:
- Dengan kacamata akuntan
Dengan kacamata ini, setiap persoalan akan dipandang dari sudut budget. Masalah schedule akan langsung dilihat sebagai masalah budget. Hasil pekerjaan akan menjadi prioritas kesekian, demikian pula masalah human resource.
- Dengan kacamata konduktor
Memakai ini, persoalan akan langsung dihubungkan dengan masalah schedule/jadwal. Dengan kacamata ini, jadwal adalah sesuatu yang keramat dan harus dipatuhi setiap saat.
- Kacamata perang
Segala persoalan akan dipandang sebagai usaha-usaha mengganggu kontrol dan kekuasaan sang manajer. Hanya ada teman atau musuh dan budget merupakan simbol kekuasaan dengan schedule sebagai senjatanya.
- Kacamata estetika
Dengan kacamata ini, setiap pekerjaan harus mengandung unsur keindahan dan estetika. Nilai moral akan dijunjung tinggi, di atas segalanya.
- Kacamata perjalanan perjuangan
Persoalan yang muncul dengan kacamata ini akan tampak sebagai bagian dari pekerjaan dan usaha yang berani. Persoalan merupakan bagian dari perjalanan sang jagoan (sang manajer tentunya) dalam menempuh hidup ini.
- Kacamata samurai
Setiap persoalan dan tantangan merupakan bagian dari skenario besar dan adalah kehormatan bagi sang manajer untuk berpartisipasi dalam skenario ini.
Apa yang terbaik? Tidak ada. Yang terbaik ialah jika kita mampu mengkombinasikan berbagai cara pandang di atas untuk mendapatkan pandangan yang terbaik terhadap situasi yang kita hadapi. Dan jika kita bersikeras memakai 1-2 cara pandang saja, niscaya kita akan kehilangan kemampuan melihat situasi yang sebenarnya.
No comments:
Post a Comment