Sunday, July 17, 2005

Masih soal pertumbuhan dan perubahan ...

Masih soal pertumbuhan dan perubahan, seringkali kita menerapkan hal ini pada orang-orang yang kita temui dalam hidup kita. Kita sering sudah menaruh harapan tertentu pada orang (yang biasanya berdasarkan standar kita sendiri), dan tidak memberikan kesabaran maupun pengertian mengenai pertumbuhan dan perubahan yang harus ia lalui.

Baru-baru ini saya mengalami situasi yang sama. Saya meminta seseorang untuk melakukan satu hal. Sesuatu hal yang sangat bermanfaat baginya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam pengertian dan standar saya, beliau seharusnya dengan mudah melakukan hal ini.

Namun, yang terjadi ialah ia menolak permintaan saya ini. Belajar dari Pak Covey, akhirnya saya mengambil keputusan untuk meredakan suasana dan membuang jauh-jauh permintaan saya itu. Saya memberikan kesempatan padanya untuk berfikir dengan tenang, tanpa adanya tekanan (pressure). Saya pun tidak menghakiminya, baik secara lisan maupun bahasa tubuh, bahwa ia tidak ingin dan mampu melakukan yang saya harapkan.

Yang kemudian terjadi ialah persis seperti analisa Covey. Beberapa hari kemudian beliau kembali dengan suasana tenang dan dengan penuh keyakinan menyambut permintaan saya.

Bagi saya, ini adalah hal luar biasa. Sekali lagi ini membuktikan bahwa:
- Pertumbuhan dan perubahan memerlukan waktu dan kesabaran
Seperti tulisan saya sebelumnya, kita tidak bisa ‘memaksa’ anak lahir dan kemudian bisa langsung berbicara dan berjalan. Proses pertumbuhan dan perkembangan ini butuh waktu dan kesabaran. Kita, sebagai insan yang terlibat aktif dalam proses ini, harus memiliki kedua hal ini. Keduanya adalah essential.

- Pendekatan yang mengerti bahwa setiap orang unik adalah penting sekali
Bagi beberapa orang, perubahan dan perkembangan bisa berlangsung dalam sekian detik, sekian jam, dan seterusnya. Namun ada pula yang memerlukan waktu bertahun-tahun. Penting sekali untuk mengetahui sifat setiap orang dan melakukan langkah-langkah mengakomodasikan sifat ini. Bukan sebaliknya, kita ‘memaksa’ orang untuk merubah sifatnya.
Dengan mengakomodasikan situasi ini, perubahan yang terjadi sifatnya akan alami dan 'real' dan bukan semu karena terjadi di bawah tekanan.

Kita tidak bisa memaksa orang lain berubah. Yang bisa kita lakukan ialah menyiapkan 'fasilitas' maupun 'lingkungan' yang kondusif dan membantunya dalam proses berubah ...

No comments: