Tuesday, July 19, 2005

Sup sirip hiu ..

Hmmm ... istilah bahasa Inggrisnya Shark Fin Soup kali ya? Anyway, tadi siang saya makan siang di salah satu restoran terkemuka di Jakarta. Kebetulan ada tamu dari negeri antah berantah dan kami mengundangnya makan siang bersama.

Sebagai pembuka makan siang ini, kami disajikan sup di atas. Ueenak rasanya ... Suapan demi suapan mengalir melalui mulut, lidah mengecap-ngecap, masuk ke tenggorokan dan akhirnya bermuara di perut dengan rasa hangat. Ueenaak ... :-P

Ketika sedang asyiknya 'bercengkrama' dengan sup ini, salah seorang teman bercerita tentang pembuatan sup ini (saya tidak tahu awalnya kalau ini sup ikan hiu ... kirain sup seafood biasa). Rupanya daging ikan di sup ini diambil dari sirip ikan hiu. Sirip tersebut dipotong dan setelah itu ikan hiu dengan daging-dagingnya yang masih banyak tidak digunakan lagi. Entah benar atau tidak ... namun cerita ini seketika menghanguskan selera menikmati sup ini!

Kenapa? Saya bukan pecinta binatang seperti orang-orang lain yang menganggap bahwa kita tidak berkepribinatangan dengan memakan daging binatang, entah itu ayam, sapi, kambing, ikan, dan yang lainnya. Bagi saya, banyak binatang yang diciptakan untuk kita gunakan sebaik-baiknya. Mulai dari menggunakan kulitnya (kulit kambing), bulunya (domba), keindahannya (ikan di akuarium), hingga memakan dagingnya. Yang harus diingat ialah kita tidak boleh berlebih-lebihan. Kita juga harus memperlakukan binatang dengan baik (menyembelih/mencukur dengan pisau yang tajam). Kita memakan dagingnya agar kita bisa hidup dengan baik dan kita tidak berlebihan dalam memakannya.

Namun membunuh seekor binatang hanya untuk mengambil siripnya? Bagi saya ini adalah hal yang keterlaluan. Sama halnya kita memburu gajah misalnya hingga punah untuk memenuhi nafsu kita akan gadingnya. Prinsip keseimbangan yang saya harapkan di atas tidak ada lagi, yang ada hanyalah semata-mata memenuhi nafsu belaka ...

Mudah-mudahan cerita teman di atas tidak benar adanya. Yang pasti ... akhirnya sup itu mubazir di piring saya dan diambil kembali oleh sang pelayan restoran ....

5 comments:

Danny said...

Namun membunuh seekor binatang hanya untuk mengambil siripnya? Bagi saya ini adalah hal yang keterlaluan.

Zuki, bagaimana dengan ikan hiu yang menghajar kaki manusia saat berselancar? Kan juga sama keterlaluan?

zuki said...

wah ... kita jangan disamakan dong dengan hiu .. :-P. Kita punya akal dan naluri dan insting ... binatang cuma punya insting ... :-)

Fitra Irawan said...

Bener banget Bang! setuju sama tulisannya, karena selain berprikemanusiaan saya juga berprikebinatangan!Pernah juga suatu hari diundang makan di resto yg cukup besar di Jkt, ada Turtle soup disediakan, selera makan saya hilang seketika, ngebayangin muka kura2 yg lucu harus berenang di kuah suap, gak tuegaaa bgt!!Trus kok tega2nya ya orang makan kelinci, kelinci kan binatang yang lucuuuu, hiks :(

Umi Hanik said...

setuju pak..tega amat ya..btw kalo misalnya hiunya kita bius trus diambil siripnya aja trus dilepas lagi, kira2 dia bisa hidup lagi & bisa berenang gak ya?? hehe..thanks pak dah mampir ke blog saya, cheers!

zuki said...

udah deh dilepas aja tuh hiu, masih banyak makanan lain yang lezat nikmat ... hehehe