Sunday, July 03, 2005

Mailing list vs blog

Saya kembali menemukan sesuatu yang khas di blog. Sudah cukup lama saya ikut berbagai mailing list (13 tahun lebih??). Mailing list yang saya ikuti bervariasi, dari soal teknis (komputer, software, dll), soal hobi (musik, film, dll), game, organisasi profesi, dll banyak lagi sampai soal agama. Umumnya orang membahas topik mailing list itu, misalnya komputer ini, musik itu, game yang ini, hikmah sholat dan lain-lain. Jarang sekali membahas diri kita, karena biasanya orang akan heran, "ini ngapain curhat di sini??"

Kebalikannya, blog sejauh yang saya bisa tangkap, adalah membicarakan mengenai SAYA, I kalau orang bule bilang. Siapa saya, apa pemikiran saya, apa hobi saya, apa kesenangan saya, siapa teman saya, dan seterusnya. Semua berorientasi saya ... saya ... saya ... Kemudian mengundang orang lain untuk berkunjung untuk mendengarkan saya, saya, saya itu ... :-P. Lebih jauh lagi, ternyata orang datang ... dan kemudian mengundang kita sebaliknya untuk datang ke blognya, dan mendengarkan dia, dia, dia ...

Dipikir-pikir lucu juga ya ... apa kita sudah kekurangan media untuk mengejawantahkan (aduh, apa nih artinya?) diri kita ke khalayak ramai? Apa perlu?

Memang buat sebagian orang, blog seperti catatan hariannya (lihat tulisan saya sebelumnya The Nothing Book), tempat ia menuliskan hal-hal penting, berbagai catatan yang perlu ia baca dari waktu ke waktu. Kelihatannya saya masuk ke kategori ini (meski tentunya senang juga kalau ada yang baca dan mengomentari ... :-)).

Lalu bagaimana dengan blogger yang punya blog namun tidak dibuka untuk orang umum. Tujuannya untuk apa ya? Curhat? Kalau tidak untuk umum kenapa pasang di blog ya ... apa kira-kira alasannya .... ada yang bisa share?

8 comments:

Anonymous said...

Wah, tulisan yang menarik, Pak. Awalnya fungsi blog saya sih ya seperti "The Nothing Book" itu. Ada yang baca ya syukur, nggak ada yang baca ya nggak apa2.. hehe.

Kemudian setelah kenal dengan komunitas blog, saya coba untuk tidak hanya bicara soal "saya", tapi bagaimana "saya" bisa bicara soal hal lain. Ternyata menarik dan senang sekali karena kemudian bisa diskusi dengan sesama blogger tentang berbagai topik.

Blog memang fenomena. Mungkin karena orang sudah bosen dan tidak percaya dengan media2 'mainstream' ya.. hehehehe who knows..

Danny said...

Lalu bagaimana dengan blogger yang punya blog namun tidak dibuka untuk orang umum. Tujuannya untuk apa ya?

Online private diary. Blog kan gak harus selalu di-share-kan. :)

Tatz Sutrisno said...

haluu pak..ngomong2 soal blog, ada yg lucu dari temen saya yg juga punya blog. Dia pernah bilang katanya dia selalu menulis u/ posting di word office trus dicopy paste ke blognya, dan file2 bekas dia tulis dia simpan pada folder berpassword...
heuheu...anehkan.
btw, Lam kenal ya pak..

Anonymous said...

alloo pak Zuki, waaah orang yang dimaksud dlm komentnya tatz itu saya pak heuheu..buka rahasia dia :p
btw, kita kan ga harus selalu nulis tentang 'Saya' kan di blog, bisa juga kalii kita nggosipin orang laen *muka usil*

Anonymous said...

berbagi kpd sesama blogger ttg segala hal (tidak melulu 'saya'), trus dpt tanggapan, itu yg bikin blog serasa hidup, ga spt diary biasa :D. manusia kan butuh interaksi yg positif.. hehe

zuki said...

buat pak jaf: blog memang fenomena. Lha saya aja yang tadinya nggak perduli, jadi keranjingan begini hehehe

buat dan: apa gunanya ya online private diary? Apa nggak kemahalan tuh. Mending tulis di buku catatan sendiri, gampang nggak perlu musti cari koneksi internet ... :-P mungkin cara berfikirnya nggak sesederhana ini ya ....

ntuk tatz: salam kenal balik ... :-) ini blognya mei? saya udah baca, malah saya link ke blog saya hehehe ... mungkin perlu dipassword karena mei nyimpennya di kantor .. ntar ketahuan dong siapa ikan-ikan kecil lucu itu .. :-D

ntuk yna: iya, itu salah satu yang menarik ... dibandingkan dengan kehidupan 'nyata' dimana orang mengetahui identitas kita, di blog ini memang jadi menarik nih mendapatkan komentar dari apa yang kita tulis ... :-)

Danny said...

@Zuki:
Benar cara berpikirnya kalo hidup di tempat yang internet masih mahal, tapi kalo di tempat dimana broadband sudah murah dan 24 jam full, online private diary jadi lazim.
Gunanya? Mungkin lebih kepada convenience ya. Buku diary tidak bisa dilihat 24 jam (misal: lagi di kantor, buku diarynya ketinggalan di rumah), atau juga lebih enak ngetik di tuts keyboard yang empuk daripada menulis di atas kertas. :)

zuki said...

Dan, bener juga ... nyerah dah .. hehehe .. maklum di Indonesia yang namanya bandwith masih mahal .. :-P. Thanks for input, bahan buat tulisan baru ... :-D